•Feeling• #22

158 31 41
                                    

Jangan lihat dia selagi ada aku di sebelahmu.

.: Dia Cemburu? :.

SUHU di Kota Jakarta mendadak naik empat derajat celcius, begitulah inti informasi yang diberitakan di televisi pagi ini. Walau matahari baru saja memunculkan dirinya, tapi hawa panas langsung menyambar bak kilatan meteor turun berjatuhan dan membawa api dimana-mana.

Pantulan bias di cermin pagi ini membuat seorang gadis yang menatap dirinya merasa bahagia. Padahal cuaca hari ini benar-benar panas, tapi sepertinya yang gadis itu rasakan seperti musim dingin. Dia tiada hentinya tersenyum dari berbagai pose yang terpampang jelas di cermin.

Almamater abu-abu, rompi putih dengan warna hitam yang mengelilingi lingkaran leher, serta rok abu-abu dengan garis putih yang melingkari rok tersebut dengan dua senti meter dari bawah rok.

Gadis itu tersenyum puas, puas sekali dengan penampilannya di pantulan cermin itu, rambut yang dicepol dua menyerupai tanduk mungil serta parfume beraroma permen karet yang baru saja dia spray.

Ditambah dengan logo yang bertuliskan SMA Louis berada di dada sebelah kanan. Seumur hidupnya, ia tidak pernah bermimpi menjadi kenyataan, tapi kini ia resmi menjadi murid SMA Louis, sekolah terbaik se-Nusantara.

“Ada Kevin di luar nunggu kamu.”

Seroang wanita paruh baya bersandar di salah satu kusen pintu, bersandar di ambang batas pintu kamar sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

“Udah dateng?” tanya Airish dengan semangat, ia langsung berjalan ke arah jendela kamarnya, kemudian membuka jendela kamarnya itu dengan kasar dan terburu-buru.

Di bawah sana terlihat seorang laki-laki yang selalu membuatnya tergila-gila, persis memakai seragam sekolah yang ia kenakan. Bersandar pada motor mewahnya dengan earphone kecil warna hitam.

Rambut laki-laki itu basah seperti biasanya, bukan karena gel rambut. Melainkan karena memang habis dibilas dengan air. Airish tersenyum cerah dari jendela kamarnya, melihat Kevin yang menoleh ke arahnya membuat Airish melambaikan tangannya ke arah Kevin, dia membalas hal yang sama.

Buru-buru Airish pergi ke arah Kevin sambil berlari di dalam rumahnya.

“Apa sarapanmu cukup?” sapa Kevin saat Airish sudah tiba di depannya.

Dari jarak yang cukup dekat, Airish semakin mengagumi salah satu ciptaan Tuhan yang berada di depannya. Benar-benar tampan dengan almamater SMA Louis itu.

“Seperti biasanya, aku selalu kurang, hehehe.” Jawab Airish sambil tersenyum, melihat Kevin yang menunduk—memasang arloji jamnya itu semakin membuat cowok itu tampan.

“Mau makan bubur atau nasi u—“ ucapan Kevin langsung terpotong karena matanya tidak sengaja melihat ke arah rok seragam Airish. Alisnya langsung menekuk usai memandangi ke arah rok nya itu.

“Hm? Kenapa?” tanya Airish.

Kevin menunjuk ke arah rok Airish, “kenapa rok kamu pendek banget?”

Kontan, Airish melihat ke arah roknya itu, ia menarik-narik ujung rok itu agar mencapai selutut. Entah ia yang memakai rok ini terlalu tinggi dibagian pinggang, atau memang rok seragamnya ini pendek. Lagi pula, jarak antara ujung rok dengan lutut bawahnya hanya dua senti meter.

“Ini cuma dua senti kok dari bawah lutut, nggak pendek-pendek amat.”

“Turunin.” Perintah Kevin.

“Eh? Kenapa sih? Ini tuh nggak pendek amat kok, selutut malah lebih keliatannya.”

Dia melirik sekilas. “Masih pendek.”

HSS [2] - FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang