•Feeling• #10

616 163 58
                                    

Selamat tinggal, kenangan. Terima kasih menyempatkan datang di dalam duniaku yang kacau dan memberikan keindahan yang tak akan pernah kulupakan.

⛄⛄⛄

.: Menjauh Lebih Baik :.

SESEORANG baru saja memasuki bilik toilet. Itu yang Bella lihat saat ia membuka pintu bilik toilet yang baru saja ia pakai. Tadinya ia ingin tidak menggubrisnya, tapi ketika melihat rambut gadis yang baru saja masuk toilet itu sama persis dengan rambut Airish.

Di kuncir kuda dengan ikat rambut berwarna kuning nanas.

Tapi kalau dipikir-pikir, orang yang dikuncir kuda dengan warna ikat rambut kuning di sekolah ini pasti banyak, tidak mungkin juga itu Airish. Seharusnya kan Airish di dalam kelas bersama Kevin untuk menonton film yang Airish ingin tonton ketika melihat di aplikasi film dua hari yang lalu, tidak mungkin kalau itu Airish.

Apalagi cewek yang ada di dalam bilik toilet itu... menangis.

Bukan Airish banget.

Bella melanjutkan aktivitasnya di kamar mandi dengan bercermin yang sudah tersedia. Menurutnya, kamar mandi tanpa cermin itu hampa, seperti ada yang kurang. Untungnya saat ini kamar mandi sepi, hanya ada dia dan juga cewek yang masih menangis itu, cewek itu bahkan menyalakan  keran air agar tidak terdengar dengan jelas isak tangisnya.

Ia sedikit khawatir dengan sosok gadis menangis di dalam bilik toilet di pojok itu, tapi ia lebih memilih membersihkan cabai yang menyelip di giginya.

Pintu bilik toilet itu terbuka, menampilkan sosok gadis berkuncir kuda berdiri sambil mengusap kedua matanya. Bella langsung menghentikan kegiatannya saat melihat siapa yang berdiri di sana.

“Lo ngapain di sini, Rish?”

Airish buru-buru mengelap kedua tangannya di rok seragamnya, lalu langsung tersenyum. “Oh lo ada di sini, Bell. Hahaha, sejak kapan?”

Langkah kaki Bella membawanya ke depan Airish, dia memperhatikan wajah Airish, terutama pada matanya, merah dan terlihat habis menangis.

“Seharusnya kan lo ada di kelas sama Kevin nonton film, terus lo ngapain di sini, lama juga lagi di dalem sana.”

Kini, Airish benar-benar tidak tahu harus memakai alasan apa yang tepat untuk menghindar topik yang ia ingin buang jauh-jauh dan tidak mau diingat apalagi untuk dikenang.

“Iya ya ngapain juga gue di sini.”

Bella tahu Airish berbohong. “Lo nangis?”

“Hah?” Airish gelagapan, ia benar-benar tidak ingin Bella tahu mengapa alasan ia menangis.

“Seriusan lo nangis karena nonton film itu? Emangnya sesedih apa sih sampe bikin seorang Airish nangis? Coba gue mau nonton deh, gue yakin filmnya pasti sedih banget, soalnya lo sampe nangis gitu.”

“Eh?—Oh iya film nya sedih banget, Bell, nggak nyangka ya orang kayak gue bisa nangis gara-gara film, aneh nggak sih?”

Dalam hati Airish bersyukur karena Bella tidak mengetahui alasan sebenarnya. Walaupun nanti akan terungkap, setidaknya tidak untuk hari ini. Hari yang buruk.

Airish yakin kalau berita Elia dan Kevin berpacaran akan menyebar secepat kilat. Seantero sekolah tahu, Elia sangat populer dari masa orientasi siswa tiga tahun yang lalu, sejak itu Elia mendapatkan julukannya. Apalagi kalau orang-orang tahu kalau Elia kini memiliki Kevin sebagai pacarnya. Elia saja sudah sangat populer, ditambah dengan Kevin? Ini akan menjadi berita heboh sepanjang masa.

HSS [2] - FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang