•Feeling• #11

476 135 25
                                    

Tak akan ada pelangi, jika hujan tak menghampiri. Akan selalu ada bahagia setelah kamu meneteskan air mata.

⛄⛄⛄

.: Air Mineral :.

"PANGKAT lo di Free Fire sekarang apa?"

"Diamond 3."

Radit langsung menepuk dahinya usai Kevin menyelesaikan kalimatnya. Jelas-jelas ia mengingat pangkat Kevin di game Free Fire adalah Platinum 4, saat pertemuannya dengan gadis super kasar beberapa minggu yang lalu. Tapi sekarang pangkat Kevin di game itu langsung bertambah naik.

"Diamond 3 ya. Perasaan belum lama ini pangkat lo Platinum 4, kenapa lo bisa naik cepet banget?"

"Karena gue sekali main game langsung main yang mode ranked. Nggak sering sih, paling pas lagi nganggur aja di bengkel."

Alasan Kevin malah semakin membuat Radit iri padanya. Seberapa kali usaha, Radit tetap gagal untuk naik pangkat di game tersebut, selain karena susah, Radit juga sedikit terkejut apabila musuh langsung menembak ke arahnya.

"Gue susah banget naik pangkat."

Kevin yang sedang termenung di jendela untuk menatap langit-langit malam yang kian menggelap langsung berpikir.

"Bentar-bentar." Kevin berpikir. "Lo main Free Fire?"

Radit mengangguk. "Baru di instal dari minggu lalu, sih. Sempet main mode ranked juga."

"Terus pangkat lo sekarang?"

"Masih Bronze 1." Jawabnya lesu.

"Pfffftttt." Kevin tertawa meremehkan. "Orang yang baru instal FF aja otomatis pangkatnya Bronze satu. Padahal lo udah pernah main ranked. Pertama kali gue main mode ranked langsung bisa sampai Silver 2."

Radit menghela napasnya dengan kasar, ia ingin sekali menunjukkan kepada Airish bahwa dia bisa mencapai Master seperti dia. Tapi, kini dia mengagumi gadis itu. Untuk naik pangkat hingga mencapai tingkat Master sangat sulit. Jangankan Master, naik pangkat Bronze 2 aja susahnya minta ampun.

Bronze satu, dua, dan tiga. Kemudian naik, menjadi Silver satu, dua, dan tiga. Setelah itu, Gold satu, dua, tiga, dan empat. Naik pangkat menjadi, Platinum satu, dua, tiga dan, empat. Lalu, Diamond satu, dua, tiga, dan empat. Dan Master. Lalu yang paling tinggi adalah Grand Master. Master saja sangat susah ditemukan pemainnya, apalagi Grand master. Hanya bisa dihitung dengan angka, dan tidak banyak yang mendapatkan pangkat game seperti itu.

"Ajarin gue main FF!"

"Hah?"

"Gue mau pamer ke Airish kalau gue bisa sampe ke Master juga."

"Maksudnya?"

"Sayang banget ya, cakep-cakep tapi budek."

Kevin menyenggol perut Radit dengan sikutnya, Radit langsung meringis kesakitan. "Kuping gue jauh lebih tajam kalau gue memperingatkan."

"Pamer aja lo." Radit langsung mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi game yang tengah ia perjuangkan demi mendapat pangkat Master. "Ajarin kek biar gue bisa saingan sama Airish. Malu gue dipermalukan sama cewek kayak dia."

Sambil duduk di jendela, Kevin menepuk bahu Radit dengan pelan. "Main Cooking Mama aja sana. Lupain pangkat. Lo nggak akan sampai ke Master, jadi lanjutin main Cooking Mama aja, atau Happy Mall Story cocok buat lo."

Radit langsung saja menatap tajam ke arahnya, jika ia memiliki buku Death Note dari Light Yagami, ia akan menulis nama Kevin di baris paling awal di dalam buku itu. Bisa-bisanya dia menyuruh untuk bermain Happy Mall Story. Radit tidak serendah itu, buktinya saat ini ia sudah mengalami kemajuan, sudah berani menginstal Free Fire contohnya.

HSS [2] - FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang