•Feeling• #8

684 181 41
                                    

Selain pelajaran hitungan, aku juga lemah dengan senyumanmu :)

⛄⛄⛄

.: Mitos atau Fakta :.

DAN di sinilah Airish berada. Di lapangan sekolah sekaligus di depan kelas adik kelas delapan, memegang sebuah sapu lidi berukuran besar dengan pengki yang tidak jauh darinya berada, menghabiskan satu hari menyapu halaman sekolah bersama seorang cowok yang sedari tadi cekikikan dan tidak membantunya sama sekali.

Ia bahkan nyaris melempar sepatu converse merahnya ke arah cowok yang membuatnya menyapu halaman dan menggantikan tugas pembersih sekolah seharian ini.

"Ah.. laper." Gerutunya.

Selama mendapatkan hukuman, Airish tidak diperbolehkan menginjak lantai kantin sebelum menyelesaikan hukumannya. Asupan makanan yang terakhir dimakan adalah spaghetti marinara sauce tadi pagi, dan sekarang sudah menjelang jam pulang sekolah.

Itu belum seberapa. Ia juga harus menahan rasa malunya karena menjadi pusat perhatian seluruh isi sekolah. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

"Serius nih nggak mau dibantu?"

Airish langsung memicing tajam ke arah cowok yang dari tadi hanya tertawa dibangku yang berada dipinggir lapangan.

"Nggak usah!" jawabnya ketus.

Setelah mendengar, Kevin sempat tertawa kecil. Lagi-lagi Airish berbohong padanya. Ia langsung mengambil sapu lidi yang berada di gudang kebersihan dan mulai menyapu bersamanya di lapangan.

"Kalau kamu menyapu sambil menggerutu itu bikin lama selesainya." Katanya menggurui.

"Kalau kamu di sini cuma mau bikin kerjaan aku lama selesainya, mending kamu ke kelas aja, isi try out yang tadi."

Airish benar-benar tidak mengerti. Saat ujian tadi, yang tertangkap basah hanya Airish, meski surat yang di genggamnya ada hubungannya dengan Kevin, tapi Pak Tono hanya menghukum Airish, lalu Kevin malah bersedia menawarkan dirinya untuk ikut menjalani hukuman bersama Airish. Sungguh rasis sekali dunia ini.

"Lagian ya, ini tuh aneh. Ngapain kamu mau repot-repot menawarkan diri buat dihukum?" Airish berkacak pinggang dan berhenti menyapu sejenak. Sepertinya cowok itu tidak memiliki masa depan, disaat yang lain ingin mengikuti ujian-meski terpaksa-tapi dia malah menawarkan diri untuk meninggalkan ujian.

"Aku kan udah bilang, aku di sini mau bantuin kamu."

Hanya itu yang Kevin jawab ketika Airish berulang-ulang bertanya padanya dengan pertanyaan yang sama.

"Nggak masuk akal banget." Jedanya. "Udah sana kamu duduk dibangku, nanti kalau Pak Tono liat, mungkin kerjaan aku bakal ditambah. Bersihin toilet cowok misalnya."

"Bagian sana udah dibersihin?" Kevin malah mengubah topik.

"Udah atau belumnya itu bukan urusan kamu. Cepet ih sana duduk. Aku itu laper mau buru-buru makan. Aku juga mau ikut turnamen nanti." Airish mendorong Kevin untuk pergi menjauh.

Tapi Kevin malah menangkap tangan Airish dan menggenggamnya. "Makanya aku mau ban-tu-in."

Airish langsung menarik tangannya yang digenggam cowok di depannya, sebelum ada yang melihat Kevin menggenggamnya, bisa-bisa ia akan diamuk fansnya.

"Bantuin apa? Kamu aja dari tadi cuma duduk dibangku, ketawa-tawa nggak jelas sambil merhatiin aku. Terus, baru sekarang kamu turun tangan mau ikut menyapu. Ini mah namanya telat."

HSS [2] - FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang