Suka sama dia, kayak suka sama artis. Saat aku ingin bersinar untuknya, malah terhalang yang lainnya
⛄⛄⛄
.: Harapan Kecil yang Indah :.
JADI, Sabtu pagi ini Kevin berada di rumah Airish, dia tidak datang dengan sengaja. Pagi ini dia pergi ke rumah sakit usai menjenguk Mia yang sudah boleh pulang ke rumah hari ini. Kebetulan saat ia menepi di dekat halte persimpangan jalan, ia menemukan wanita paruh baya tengah duduk sambil membawa box besar yang di dalamnya berisi obat-obatan dan peralatan medis lainnya.
Transportasi menuju rumah sakit ini memang sulit di dapatkan, biasanya angkutan umum atau busway akan melewati halte ini sekitar empat jam sekali di pagi hari. Kevin berinisiatif untuk mengantarkannya ke alamat tujuan, tetapi ketika wanita itu memberitahu alamat rumahnya, Kevin merasa aneh, karena jalan rumahnya sama seperti rumah Airish.
Begitulah yang Kevin ceritakan pada Airish selagi Bunda Kia pergi membagikan kue buatannya kepada tetangga.
"Ayo sarapan di luar, kamu mau makan apa? Bubur?" Kevin berjongkok sehingga membuat matanya dengan mata Airish menjadi selevel.
"Aku mau makan kamu aja, boleh?"
Dia tertawa kecil. "Nggak ada lagi yang bisa bikin heboh satu sekolah kalau kamu makan aku."
"Dih. Pede banget."
"Kenyataannya emang begitu."
"Seiring waktu berjalan pasti nggak bakal hebohin kamu lagi. Biasanya cewek kayak gitu, lama-lama ngerasa bosan."
"Semoga kamu nggak."
Airish bangun dari sofa dan memalingkan wajahnya dari Kevin. "Aku mau mandi. Sebaiknya kamu tutup kuping kamu pakai headphone-mu."
"Emangnya kenapa?"
Sebelum menghela napas, Airish berbalik menatap Kevin. "Denger ya, cewek itu punya kebiasaan mandi sambil bernyanyi, dan aku nggak mau kamu denger aku lagi mandi. Aku juga mau keramas hari ini, cepet pakai headphone nya."
"Gimana kalau aku nggak pakai headphone selagi kamu mandi."
"Kamu keluar sana."
Dia mengangguk. "Aku masih bisa dengar."
"Argh. Aku nggak mau tau, pokoknya kamu pakai headphone nya!"
Lagi-lagi Kevin tersenyum. "Iya aku pakai."
"Kalau kamu mau liat-liat isi rumahku boleh, asal jangan masuk kamarku aja." Jedanya. "Dan, kamu nggak boleh intip aku mandi."
"Nggak ada yang mau macam-macam sama kamu, aku nggak mau wajahku babak belur." Katanya sambil memakai earphone kecil berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS [2] - Feeling
Teen FictionPada akhirnya aku masih di sini, entah dalam keadaan apa dan untuk apa, tapi percayalah hati ini masih sama, masih untukmu. Aku tidak percaya laki-laki, karena semua laki-laki itu sama saja, mereka mampu memainkan perasaan perempuan dengan lihai, me...