•Feeling• #20

234 34 41
                                    

Masih banyak orang-orang yang setia. Jika belum menemukannya, jadilah salah satunya.

⛄⛄⛄

.: Akhir Bulan :.

RANKING Tigaaaaaa!”

Airish langsung bersorak ria, melompat-lompat dengan tinggi di udara. Namanya benar-benar tertera di nomor ke tiga paling atas. Ia bangga dengan dirinya sendiri, ternyata usaha tidak mengkhianati hasil.

Sumpah, selama hidupnya Airish tidak pernah mendapatkan peringkat setinggi ini. Ia hanya pernah berada di deretan terakhir siswa-siswa. Kadang, naik sepuluh peringkat dari bawah saja ia sudah bangga bukan main.

Jangankan mendapat peringkat tiga, mendapat peringkat seratus ke atas saja ia sudah senang sekali.

Airish menerjapkan matanya berkali-kali, memastikan bahwa itu benar-benar namanya. Ia masih tidak percaya kalau itu benar-benar nyata. Peringkat ketiga tepat di bawah nama teman nya yang teladan, dan juga di bawah nama Kevin.

Ya, sudah tidak mengherankan kali kalau Kevin peringkat pertama. Mata Airish beralih ke nilai-nilai Kevin yang sungguh sempurna. Semua mata pelajaran itu benar-benar seratus.

“Airish! Demi apa lo peringkat tiga?!” teriak Bella tepat di telinga kiri Airish.

Airish menyombongkan dirinya, “Woya jelas lah, gue kan udah belajar.”

Mulut Bella terbuka menganga tak percaya kalau temannya yang tulalit dan lola itu benar-benar peringkat tiga.

“Sial. Gue nggak dibagi contekannya. Pelit banget lo, Rish.”

“Hahahaha, makanya belajar sama Kevin, Bell!”

Bella cemberut, ia merasa iri. Sedangkan dirinya hanya peringkat seratus lima puluhan ke atas.

“Sekolah di Louis kan lo, Bell?” Airish bertanya.

“AAAAAH, GUE JUGA MAU PERINGKAT TIGA KAYAK LO.”

Ini diluar dugaan Airish, sebelum ujian itu tiba, Airish kira dirinya berada di peringkat seratus ke atas. Tetapi, kini ia peringkat tiga dari atas, bukan dari bawah lagi. Airish senang bukan main, tiada hentinya senyum bahagia yang terpancar sempurna di wajahnya. Ia menatap ke arah mading itu, sambil membanggakan dirinya di dalam hati.

“Nanti di Louis kita belajar bareng sama Kevin, oke?”

Lagi-lagi Airish tersenyum bangga, ia bangga dengan dirinya sendiri. Waktu itu ia belajar mati-matian dengan buku catatan yang diberi Kevin, menghapal rumus-rumus keramat sampai ingin muntah, tapi itu semua membuahkan hasil, sekarang ia berada di peringkat ke tiga dan Louis di depan mata.

“Pake kunci jawaban ya dia?”

“Susst. Siapa?”

“Itu, Airish. Nggak mungkin langsung peringkat tiga.”

“Paling di kasih tau Kevin.”

“Dia kan nggak seruangan.”

“Pake KJ dia, gue liat selama ujian dia perhatiin tangannya mulu. Nulis KJ nya di telapak tangan paling?”

HSS [2] - FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang