8. Move On 2

110 3 0
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

___________________________________________

"JIka melupakanmu adalah yang terbaik, aku akan berusaha melupakanmu karena Allah"

-

Sepanjang mata kuliah Zakia tak pernah bisa fokus, perasaannya sangat kacau. Apakah dirinya siap untuk menikah sebentar lagi, sedangkan hatinya malah semakin tidak siap. Bagaimana ia akan bisa belajar mencintai , sedangkan hatinya telah dimiliki kembali oleh orang lain.

Usai mata kuliah ia memilih untuk ke masjid kampus untuk menenangkan diri.

Klek

"A'udzubillahi minassyaiithaa ni rrajiim." ucap Zakia spontan ketika melihat Fathan yang keluar dari masjid.

"Kalau ketemu orang itu salam , kamu pikir saya setan" ucapnya lalu berlalu pergi.

Zakia masih mematung mendengarkan penuturan Fathan, ia memang bukan setan tapi ia telah membuat hati Zakia berdetak kencang. Zakia langsung beristighfar memohon ampunan Allah, "ayo Zakia kamu gaboleh suka sama Pak Fathan, ingat sebentar lagi kamu akan menikah" ucapnya dalam hati lalu ia mengambil mukena yang menggantung dilemari.

Selama materi dengan Fathan, Zakia sangat semangat mengikutinya bahkan ia banyak bertanya ketika mendapati materi yang tidak ia ketahui. Ia senang karena image didepan calon suaminya Raka akan membaik, "setidaknya ada yang bisa dibanggakan dari seorang Zakia yang comel ini" ucapnya dengan senyum-senyum.

"Zakia kamu ada gangguan kejiwaan?" ucap Fathan didepan kelasnya sehingga seisi kelas menertawakan, "senyum-senyum sendiri gak jelas"

Zakia diam tak merespon ucapan dosennya yang sangat menyebalkan, meski rasanya ia ingin melempari dengan sandal ditepat mukanya, namun ia memilih diam untuk bersikap biasa. Ia sudah memutuskan untuk memulai mencintai calon suaminya pelan-pelan, meski kali ini ia belum mencintainya, namun setelah pernikahan ia yakin bisa mencintai Raka karena Allah. "Bismillah" ucapnya dalam hati lalu mengalihkan pandangan ke arah buku yang dipegangnya.

Saat menunggu waktu kuliah, Zakia dan Laras mengikuti kajian yang ada di masjid kampusnya tentang mencintai karena Allah atau mencintai karena hawa nafsu.

ia tersadar selama ini ia mencintai karena hawa nafsu ingin memiliki, ingin bersama. Tapi definisi mencintai pun tidak hanya sebatas memiliki atau bersama, namun sutau hal yang harus kita relakan, korbankan untuk kebahgian pasangan termasuk melawan ego diri sendiri. Aplagi defini mencintai karena Allah, kita pun wajib memiliki visi misi agar dapat mencapai cinta karena Allah.

Terkadang sering terpeleset dalam mendefinisikan mencintai karena Allah. Taaruf tapi masih sering chating berlebihan, sebatas teman tapi sering membangunkan tahajud, mengingatkan solat, bahkan berduaan untuk mengaji bersama meski belum ada status halal. Itupun dengan alasan mencintai karena Allah. Definisi ini yang harusnya segera diluruskan.

Setiap mansia fitrah punya perasaan dengan lawan jenis, namun hal ini tidak menjadi alasan bersama sebelum halal. Cobaan pun akan silih berganti namun berpegang teguh kepada Allah bahwa cinta yang indah adalah setelah ada ikatan sah. Menahan segala hawa nafsu sebelum waktunya, tidak berharap sedikitpun dengan manusia.

Memang sudah diketahui hal itu bukan hal yang mudah, apalagi di era zaman milenial dimana sudah banyak yang melakukan hubungan dengan lawan jenis demi mengikuti trend. Inilah tantangan anak muda dimana ia harus menahan dan memiliki prinsip yang kuat agar ia mampu menghadapi lingkungan yang tak mendukung.

Inilah yang aku rasakan mulai tumbub benih-benih perasaan yang aku tak tahu kapan pastinya itu muncul, namun ia muncul diwaktu yang tak tepat ketika aku akan segera menikah dengan seseorang yang agamanya baik.

Aku tak menyalahkan keadaan ini, meski rasanya berat, meski rasanya aku ingin menghilang sejenak dari keriuhan perasaan yang semakin hari semakin bergemuruh kencang. Duhai Allah, aku tak tahu mengapa Engkau menitipkan perasaan ini kepada Fathan.

Bgaimana aku harus bersikap setelah ini, jika untuk melihatnya aku tak sanggup bahkan ketika aku bersama Raka aku yang merasakan sakit, karena terlalu memaksakan perasaan. Rasanya aku ingin merutuki diriku sendiri mengapa aku tak bisa mencintai Raka yang notabenenya ia seorang yang agamanya tak usah diragukan lagi, mengapa aku begitu bodoh tak bisa melawan ego ku untuk tetap melawan perasaan ini. Raka sudah sangat baik kepadaku, menerimaku apa adanya. Tidakkah sedikit aku juga membalas juga kebaikannya. Duhai Allah berikan yang terbaik untukku.

Kia langsung membuyarkan lamunannya ketika sahabatnya menepuk pundaknya "Kia jangan nglamun gak baik" 

Zakia kembali fokus dengan kajian yang sedang ia ikuti.

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung." (Muttafaqun 'alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

"Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi." (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput."

Zakia merasa tersentuh dengan kajian barusan yang didapatkan, Raka adalah laki-laki yang baik, agama yang baik bahkan kriteria yang banyak diinginkan semua wanita. Jahat jika Zakia malah mengecewakan karena mempunyai rasa kagum dengan sahabat suaminya. Bukankah perasaan itu anugerah dari Allah ? tapi seharusnya aku tidak mendalami perasaan itu dengan terus memikirkan dan mengingat-mengingatnya. "ya Allah bantulah hamba-Mu untuk menetralkan perasaan ini, tumbuhkan rasa cinta karena Engkau pada calon suaminya ini" ucapnya Zakia dan tanpa sadar menitikkan air mata.

#Happy_Reading

@hestinng_yp:)

TITIK NOLWhere stories live. Discover now