5. Seseorang

329 27 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

___________________________________________

"Jangan menilai sifat seseorang dari luarnya saja, karena bisa jadi ada permata dibalik keburukannya"

-

Awan yang cerah menaungi kepergian Fathan menuju tempat belajar untuk anak-anak yang kurang mampu dan disanalah ia membangun bersama temannya.

"Assalamu'alaikum Raka" ucap seseorang yang berjalan menuju ke arahnya.

Raka yang mendengar namanya disebut , ia membalikan badan dan tersenyum melihat kedatangan sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu "wa'alaikumussalam Fathan, bagaimana kabarmu?" ucapnya disertai memeluk sahabatnya.

Fathan dengan senang hati membalas pelukan dari Raka "alhamdulillah,kamu sendiri bagaimana kabarnya " .

Ia melepaskan pelukan "seperti yang kamu lihat"

"Tingkahnya masih sama yang dulu"

Raka menjawab dengan tertawa , "Lalu bagaimana dengan S2 mu ?"

"alhamdulillah sekarang sudah menjadi dosen tetap disalah satu kampus disini"

"Masya Allah , selamat selamat" lalu ia mengajak Fathan untuk masuk ke dalam menyambut anak-anak.

Anak-anak sangat senang dengan kedatangan guru baru dan semangat mendengarkan cerita yang dibawakan oleh Fathan.

Fathan berdiri didepan anak-anak yang sedang menyimak untuk mendengarkan cerita ," suatu hari ada seorang anak kecil yang bertanya kepada seorang kakek yang sudah renta "Kek kenapa sih kita harus baca Al-Quran" ucap seorang anak kecil itu dengan penasaran.

Lalu kakek itu tidak langsung menjawab, "nak tolong ambilkan air dari sungai dengan keranjang ini, lalu simpan dalam bak " titah kakek tersebut pada cucunya.

Anak kecil itu langsung menuruti perintah kakeknya, ia mengambil air dari sungai dengan keranjang lalu disimpan pada bak yang sudah disediakan. Namun ia merasa heran , karena sudah hampir ia 3x bolak-balik tapi tidak ada air yang bisa ia bawa karena keranjang penuh dengan lubang. Lalu ia bertanya pada sang kakek ,"kek mana bisa saya mengambil air dengan keranjang yang berlubang ini"

Dengan tegas kakek itu menjawab " coba kamu lebih cepat lagi untuk bisa mengambil air itu"

Anak itu menuruti perintah dari sang kakek , ia mengambil air lalu berlari ke arah bak namun tetap sama tak ada sedikipun air yang bisa ia bawa, lalu ia mengulangi hingga ia berlari sangat kencang tapi tetap saja tidak ada air yang bisa ia bawa, "Kek percuma saja , tak ada air yang bisa dibawa dari keranjang ini" ucap anak kecil itu.

Dengan bijak kakek itu menjawab " Tidak ada yang percuma , coba lihat keranjang yang semula kotor sekarang menjadi sangat bersih. Seperti itu membaca Al-Quran meski kita tidak tahu artinya tapi dengan membaca Al-Quran hati kita akan bersih dan terhindar dari penyakit hati seperti iri, dengki dll"

Anak kecil itu sekarang paham mengapa ia setiap hari harus membaca Al-Quran.

Fathan menceritakan cerita dengan sangat menarik, sehingga anak-anak bisa memahami yang disampaikan oleh Fathan " Jadi mari kita selalu membaca Al-Quran , jadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup kita didunia. Jangan pernah merasa lelah dalam mempelajari Al-Quran"

Dibalik pintu terdapat wanita yang sedari tadi mengamati Fathan , ia tersenyum melihat cara Fathan bercerita, mengamati tingkah dan penuturan yang lembut berbeda saat ia bertemu di kampusnya. Zakia heran mengapa dosennya itu bisa kenal dengan calon suaminya, lalu mengurungkan niat untuk menemui Raka karena ia tak mau jika harus bertemu dengan dosen killer tersebut.

Zakia mengambil handpone disakunya dan mengetikkan pesan ke Raka.

Zakia

Maaf Kak Raka, Kia gak jadi ke tempat ngajarnya Kak Raka

karena ada urusan mendadak dengan Laras

13.35 √√

Calon Imam

Yaudah gapapa dek , sebenernya kakak mau

Ngenalin kamu sama temen kakak.

13.36 √√

Zakia

Maaf ya kak , mungkin bisa lain kali

13.37√√

Calon Imam

Iya dek hati-hati ya , pulang jangan terlalu malam

13.38√√

Zakia memilih meread pesan yang dikirim oleh Raka, ia sudah menduga jika Fathan adalah teman Raka. Ia takut jika Fathan berkata yang buruk mengenai Zakia, pasalnya ia sering membuat masalah dengan dosen barunya. Tapi bagaimana bisa dosen yang terkenal killer itu bersikap lembut terhadap anak-anak tadi. Ia berulang kali mencerna pemikirannya dengan sosok dosen itu, Zakia tak memungkiri bahwa ia senang melihat Fathan bersikap lembut terhadap anak kecil itu. 

Disepanjang perjalanan Zakia masih tak bisa berhenti berfikir, bagaimana calon suaminya itu mengenal dosennya. Zakia mengambil nafas kasar meski ia belum menjatuhkan hatinya kepada caln suaminya, tapi ia tak ingin jika nama baiknya hancur ketika Calon suaminya tahu jika Zakia banyak masalah dengan dosennya itu. 

"Larassssss" ucapnya keras didepan rumah sahabatnya tanpa rasa malu.

Klek, "Kak Kia kebiasaan dirumah orang teriak-teriak, pasti lupa salam juga" ucap adik Laras dengan manyun.

"Kakakmu tu kalau gak diteriaki gamau keluar" 

"Terserah deh, awas kalau didalam kak Zakia kayak tarsan. Kalau berisik aku gak izinin Kak Laras berteman sama kak Kia lagi" ucapnya llau menjulurkan lidahnya.

"Shanum , gaboleh ngomong gitu sama kak kia" timpal Ibu Laras dari belakang, "Ayo Kia masuk, Laras lagi masak"

"Iya bu" ucapnya lalu masuk mengikuti ibu Laras dan menjulurkan lidah ke Shanum yang masih mematung diluar.

"Nak Kia udah makan atau belum" 

"Belum bu" ucapnya meringis seraya memegangi perutnya yang sedari tadi bunyi

"ish kak Kia gapunya malu deh" ucap adik Laras sebal

"Bodo amat yang penting kenyang, wlek" 

Ibu dan Laras yang sudah terbiasa mendengarkan Kia dan adiknya berantem hanya bisa menggelenggkan kepalanya.

"Ada angin apa tumben tiba-tiba kesini" ucap Laras

"Kita kan mau ke toko buku Ras, masa lo lupa" 

"wait...wait keknya lo halu deh, gak ada kita janjian ke toko buku"

"udah-udah lo kecapekan masak jadi lupa, cepet sana siap-siap aku tunggu" ucapnya seraya mendorong-dorong Laras untuk siap-siap.

Kia mengendarai sepeda motornya bersama Laras menuju toko buku diujung kota ini, "Kia ada apa, kenapa ngajak ke Toko Buku?" ucap Laras mulai curiga.

Kia hanya membalas dengan tawa, "biasa buat cari alasan, pokoknya nanti bakal aku ceritain kejadian tadi pagi". 

Zakia berhenti disalah satu taman dekat toko bukunya, ia kemudian menceritakan bahwa dosennya itu adalah sahabat dari calon suaminya.

Laras yang mendengar itu  tekejut "serius kamu kia, kalau calon suamimu tahu kalau lo punya masalah sama dosen itu gimana, ntar calon suami lo ilfil" ucapnya lalu tertawa.

Zakia yang mendengar itu langsung menonyor sahabatnya ini, "Enak aja, aku gak akan biarin dosen itu merenggut kebahagiaanku, liat aja besok aku akan mengambil hati, biar dosen itu tahu kalau aku baik hati dan tidak sombong"

Laras yang mendengar itu hanya bisa tertawa karena ia kenal betul dengak sikap Zakia.


Jangan lupa vote and komen......

TITIK NOLWhere stories live. Discover now