9. SAH

369 25 11
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

___________________________________________

"Sejauh apapun menghindar bahkan berusaha melupakan , namun jika ditakdirkan untuk bersama , hal itu akan terjadi meski terkadang tak pernah terpikirkan oleh akal, begitulah Kuasa Allah jika sudah berkehendak"

-

Setelah jam kuliah Zakiaselesai ia segera pulang, karena hari ini akan ke rumah calon suaminya untuk mengurus persiapan pernikahannya sebentar lagi. Sudah berjam-jam Zakia menunggu calon suaminya untuk menjemput namun tak kunjung datang, berkali-kali ia menelpon pun tak diangkat.

"Zakia"

Zakia hanya diam pura-pura tak mendengarnya, ia sudah berjanji akan membuang perasaan terhadap Fathan.

Fathan mulai mendekati Zakia " Zakia , Raka Kecelakaan"

Zakia spontan menengok ke arah Fathan , "Apa pak, Bapak jangan bercanda ?"

"Buat apa saya bercanda , saya mau ke Rumah sakit tempat Fathan kamu mau ikut dengan saya atau tidak"

Zakia tanpa berpikir lama lalu mengiyakan permintaan Fathan , ia mengikuti Fathan ke tempat mobilnya diparkirkan. Sepanjang jalan ia merapalkan doa, ia sangat khawatir dengan keadaan Raka, bagimana tidak selama ini Raka selalu sabar menghadapi Zakia. Ia turun dari mobil dan segera ke ruang UGD , Zakia melihat Raka yang terbaring lemah dengan luka yang parah, dengan perawat yang membersihkan luka-luka Raka.

Tak selang lama Keluarga Zakia dan Raka datang, ia langsung memeluk ibunya Raka.

"Apa yang terjadi dengan Kak Raka?".

Zakia sesekali sesenggukan "Kia juga tidak tahu ,Ibu yang sabar kita berdoa untuk kesembuhan Raka"

Zakia tak kuasa membendung tangisannya, ia sudah berjanji untuk memulai semuanya bersamanya, "kamu harus kuat Kak, Seperti kamu yang selalu kuat menghadapi sifatku".

Tak selang waktu lama Dokter keluar dengan perawat-perawat yang lain.

"Bagiamana dok, keadaan Raka" Tanya Ayah Raka.

"Raka sudah sadar dia ingin bertemu dengan kalian. Tapi saya mohon lebih baik gantian yang menjenguk dan jangan terlalu membebani pikirannnya karena kondisinya belum stabil. Saya juga ingin berbicara dengan keluarganya mengenai kondisi Raka, mari bisa ikut ke ruangan saya"

Keluarga Raka mengikuti Dokter ke ruangannya, sedangkan Fathan dan Zakia memilih untuk melihat kondisi Raka.

"Kak Raka...hiks...hikss"

Raka terbaring lemah, namun matanya berusaha untuk membuka lalu tersenyum melihat ke arah Zakia "Zakia maafkan saya ya , sudah buat kamu khawatir"

"Gimana kondisi kamu Raka" timpal Fathan

"Seperti yang kamu lihat" ucapnya dengan kekehannya , "saya boleh meminta bantuanmu Fathan". ucapnya dengan suara pelan. 

"Pasti Raka , apapun akan saya bantu"

Raka menarik napasnya dan terus memegang kepalanya yang terbalut perban "tolong nikahi Zakia"

"Apa" ucap Zakia dan Fathan bersamaan

"Kak Raka marah sama aku ya, karena aku selama ini cuek. Kalau begitu Kia minta maaf kak, tapi kak Raka jangan ngomong gitu"

"Iya Ka, kalau buat itu gak mungkin saya menghianati temen sendiri"

Raka meringis kesakitan "Saya mohon, saya tidak tahu akan selamat atau. Saya ingin melihat orang yang sangat saya cinta bersama orang saya percaya bisa menjaga dan merawatnya sebelum operasi ini dilakukan"

Zakian dan Fathan tak bisa berkata sedikitpun mendengar penuturan Raka, Zakia hanya bisa menangis ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Tak lama Dokter,Keluarga Raka serta keluarga Zakia datang dari balik pintu.

"Gimana kondisi kamu Fathan" ucap Dokter

Raka hanya diam tak menjawab,  "Umi Abi, sebelum Raka pergi , Raka ingin melihat Zakia dan Fathan menikah" lanjutnya

Keluarga Zakia dan Raka kaget mendengarkan penuturan dari Fathan , "Apa kamu sudah memikirkan ini baik-baik nak" timpal Ayah Raka.

Raka hanya menganggukan kepalanya.

Keluarga Zakia dan Raka mengiyakan permintaan Raka, berbeda dengan Zakia ia bingung dengan kondisi ini apakah ia harus bahagia karena bisa menikah dengan Fathan atau bersedih hati karena tidak bisa menikah dengan Raka laki-laki yang sangat sabar yang selama ini ia kenalnya.

Fathan yang sedari tadi diam kini ia membuka suaranya "Jika ini yang terbaik , saya akan menikahi Zakia"

Zakia semakin membisu ia tak tahu harus menjawab apa.

"Bagaimana denganmu Zakia" timpal ayah Raka.

Zakia hanya menganggukan kepalannya, "Jika ini yang diinginkan Kak Raka , Zakia akan menurutinya".

"Alhamdulillah" Raka akhirnya tersenyum, entah ia terpaksa tersenyum atau memang ia sangat senang dengan pernikahan ini.

Penghulu dan saksi telah siap, make up yang tipis telah melekat di wajah Zakia. Raka memberikan mahar yang telah disiapkan untuk pernikahannya dengan Zakia kepada Fathan.

'Saya Nikahkan Engkau dengan Zakia Salsabila Nugraha binti Edi Nugraha dengan mas kawin berupa uang senilai Rp500.000 dibayari tunai"

"Saya terima nikahnya Zakia Salsabila Nugraha Binti Edi Nugraha dengan mas kawin berupa uang senilai Rp500.000 dibayari tunai"

Suara SAH menggema ditelinga Zakia, ia masih tidak menyangka hari ini ia menikah dengan orang yang ia kagumi ketika mendengarkan lantunan ayat suci yang Fathan lantunkan.

Tak selang lama Raka mengalami Sakit kepala yang tak bisa ia tahan lagi dan ia pun tak sadarkan diri, ia segera akan dibawa ke luar negeri untuk operasinya.

"Operasi ini kemungkinan untuk sembuhnya sangat kecil, pasien bisa akan mengalami koma berkepanjangan atau bahkan kehilangan nyawa, kita berdoa yang terbaik untuk nak Raka" timpal Dokter sebelum membawa Raka dari ruang perawatannya.

Tangis Zakia pun semakin pecah, Fathan yang melihat hal itu membawa Zakia ke pelukannya ,"Sudah Kia , kita doakan yang terbaik untuk Raka"

Zakia tidak mengetahui energi apa yang Fathan berikan padanya hingga ia merasakan ketenangan yang tak bisa ia deskripsikan. jahatkah jika bahagia atas pernikahan ini, kejamkah jika ia bersyukur atas takdir ini.

Zakia ia tak dapat memungkiri perasaanya saat ini, rasa cinta yang ia pendam kini merasakan balasannya. Apakah ia boleh mendalami perasaanya saat ini, ataukah ia harus menahan perasaanya lagi hingga Raka kembali. 

Aku percaya takdir Allah adalah yang terbaik, ketika ia yang sabar dan terus berharap kepada Allah . Allah akan selalu memberikan dengan cara terbaik bahkan dengan cara yang tak pernah aku duga. Pelukan pertama kali yang aku rasakan, begitu dahsyatnya membawa ketenangan yang tak bisa aku definisikan. Pelukan yang hanya ingin aku rasakan saat ini dan seterusnya. Bolehkah aku candu dengan pelukan ini, bolehkah aku memilikinya untuk selamanya, bolehkah aku merasakan balasan atas perasaan yang selama ini aku pendam, bolehkah aku tersenyum diatas penderitaan orang lain, bahkan penderitaan orang lain yang bisa jadi penyebabnya adalah aku. Pikiran yang sekarang aku rasakan jauh lebih tak terarah, aku hanya tak ingin mengalami sakit hati untuk kesekian kalinya lagi.

Apakah Fathan ikhlas menikahinya ataukah hanya terpaksa?.


-

sabar dalam penantian, akan merasakan betapa nikmatnya sebuah pernikahan

jangan pernah sedih jika dibilang jomblo, karena wanita itu sangat berharga dan hanyalah laki-laki yang terpilih yang bisa memilikimu.

#yeyyeyyee update jugakkk........

TITIK NOLWhere stories live. Discover now