16. Ujian

199 13 6
                                    

"Terkadang manusia lupa, ia terlalu menyukai kelebihan hingga lupa bahwa setiap manusia punya kekurangan"

-

Lagi dan lagi Zakia harus selalu berpura-pura tidak terjadi apapun pada dirinya ,selalu tersenyum meski hati ini selalu menangis . Hati siapa yang tak sakit , mengetahui hati suaminya bukan untuknya melainkan untuk masalalunya.

"Mas aku berangkat kuliah dulu ya, aku ada jadwal pagi hari ini"ucapnya seraya mencium tangan suaminya.

"Mas antar ya"

"Gausah mas , aku bisa naik angkot kok" tolak Zakia.

"Yaudah hati-hati ya Saskia"

Deg "oh iya, assalamualaikum" ucapku bersalaman lalu pergi.

Disepanjang jalan hingga mata kuliah sudah mulai Zakia tak bisa fokus , pikirannya masih teringat ketika suaminya salah memanggil dirinya.

"Kia ..Kia"

Dengan malas aku menengok ke arah kiri " hmm, apa Ras"

"Kamu kenapa melamun terus"

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku, lalu menghadap kedepan kembali.

Satu jam berlangsung materi telah usai , dan selanjutnya hanya diberi tugas , rasanya Zakia tak ingin pulang kerumah , rasanya Zakia malas ketemu denganya, melihatnya sama saja membuatnya sakit.

"ZAKIA!!"

"Apa sih Ras, gausah keras-keras kali manggilnya"

"Lagian kamu dari tadi dipanggil gak denger "

"Hmm ada apa?"

"Kamu mau disitu terus ? Ini kelas udah sepi lho"

Zakia menengok kanan dan kiri ternyata benar sudah tidak ada orang lagi kecuali Laras dan dirinya, "Aku lagi males pulang "

"Terus kamu mau dikelas seharian?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"So...?"

Lagi-lagi Zakia hanya menggelengkan kepalanya.

"Sekarang udah gamau cerita lagi sama aku?"

"Aku bingung Ras, aku pingin nangis ,pingin marah 🙁 ,tapi apa hak ku?"

"Haa , apasih aku gak maksud😧" jawab Laras kebingungan.

"Udah lah aku lagi males bahas itu , mending kita ke cafe ceria , sambil ngerjain tugas"

"Let's go"
.

Sampai disana Zakia lebih memilih duduk didekat jendela , sembari melihat kolam ikan . Terlihat mereka sangat bahagia , berenang kemanapun ia mau tanpa memikirkan masalah. Rasanya Zakia ingin bertanya "apa kamu merasakan cemburu pada pasanganmu wahai ikan?", Aneh jika aku benar-benar berkata seperti itu pada ikan. Pada dasarnya hewan tak punya akal, tapi aku percaya mereka pun pasti punya perasaan".

"Hello Kiaaaaaaaa"

Aku langsung menatap kearah sahabatku yang super bawel, "apa si, kebiasaan ya manggilnya pakai teriak segala".

"Kamu si kia , dipanggil gak nyahut. Ini mau pesen apa?".

"Samain aja kayak kamu", ucapku lalu kembali menatap ikan yang sedang berenang.

"Ras bentar ya , mau ke toilet"

"Iyess"

Zakia berjalan menuju toilet , sayangnya toiletnya antri panjang , kemudian aku mencari toilet yang lain dari cafe ini, Zakia kembali berjalan menyusuri ruangan yang memang disediakan untuk makan , berbeda dengan ruangan yang Zakia tadi duduki , hanya untuk santai mengerjakan tugas dengan pemandangan yang indah dan free WiFi.

TITIK NOLWhere stories live. Discover now