26. Melepas

130 12 6
                                    

"Iklhas itu seperti daun yang jatuh, meski ia tau angin yang menjatuhkan ,namun ia tak pernah menyalahkannya"

-

Zakia menyusuri jalannya dengan senyum dan ikhlas, melupakan semua hal yang sudah terjadi, memaafkan hal yang sangat sulit dimaafkan dan tetap berbuat adil dengan orang yang sudah menyakitinya. Bukankah itu definisi dari ikhlas yang sebenarnya?

Hari ini Zakia bahagia , pasalnya ia telah lulus dengan predikat Cumlaude dan ia langsung diterima di kantor ternama di kota tempat neneknya tinggal.

Ia sudah sangat merindukan kedua orangtuanya, hampir setengah tahun orang tuanya tidak mengunjunginya. Rasanya baru kali ini , ia pergi selama ini tanpa keluarganya.

"Zakia, selamat ya kamu di terima kerja"

"Makasih ya mas , selama ini kamu udah membantuku"

"Iya sama-sama , oh iya ini buat kamu"

"Undangan?" Ia kembali menatap Rafa "kamu mau nikah?".

Ia mengangguk-anggukan kepalanya.

Zakia teringat dengan pernikahan suaminya , pasti suaminya sangat bahagia bisa bersama wanita pilihannya. Tak sengaja bulir bening keluar dari mata Zakia.

"Kia ,kamu kenapa?"

Zakia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu teringat dengan Fathan?"

Zakia tak merespon, bahkan sampai saat ini ia masih sah jadi istrinya kecuali Fathan telah menggugatnya ke Pengadilan.

"Kalau kamu masih cinta , lebih baik perjuangkan"

"Terkadang mencintai tak harus memiliki, melihat dia bahagia dengan pilihannya itu jauh membuatku bahagia"

"Kamu gak usah membohongi perasaanmu".

"Aku udah iklhas , atas semua takdir yang Allah berikan kepadaku"

"Syukurlah kalau begitu , besok jangan lupa datang ya di pernikahanku"

"Oiya selamat ya mas Rafa , semoga acaranya lancar sampai hari H"

"Aamiin, yaudah kalau gitu aku pergi dulu ya"

Zakia menganggukkan kepalanya.

Ia langsung teringat untuk memberitahu kabar gembira ini kepada keluarganya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bunda"

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Kia , kamu apa kabar ?"

"Kia baik Bun, oiya bunda sendiri sama ayah gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah kami disini semua baik-baik saja"

"Bunda sama ayah tega ,gak pernah jengukin aku"

"Lho lho kamu udah gede , kamu harus terbiasa apa-apa sendiri"

"Tuh kan malah nyalahin , sebel deh"

"Yaudah lusa bunda sama ayah yang kesana"

"Gakusah , besok aku mau pulang"

"Bener Zakia ,Hati-hati ya"

"Iya bunda , oiya Bun aku udah diterima kerja lho"

"Yang bener kamu?"

"Iya Bun"

"Dimana ?"

TITIK NOLHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin