Part 21

777 94 8
                                    

Happy reading 😊

Mata Akira secara perlahan terbuka. Akira mengusap bantal yang ia pakai, saat mencium minyak wangi suaminya disana.

Akira sempat berfikir kalau semua kejadian yang ia alami adalah mimpi dan saat ini dirinya sedang tidur di kamar apartemenya yang nyaman.

Namun pemikiran itu seketika tertepis, saat netra hitamnya melihat kamar yang ia tempati sekarang. Bisa dipastikan, ini bukan kamar di apartemennya.

Akira meringis dengan ekspresi datarnya, ia memandangi telapak tangannya yang dibalut perban. Luka-luka di tubuhnya sudah di obati.

Tatapannya beralih pada kamar yang di tempatinya. Dari mulai perabotan hingga cat dinding didominasi warna hitam dan abu-abu. Ukuran kamar ini, jauh lebih luas dari kamar utamanya di apartemen. Ada 3 pintu di dalam kamar ini. Akira tidak tahu, masing-masing pintu itu akan membawanya kemana.

Ringisan kembali keluar dari bibir tipis Akira, saat sedikit rasa sakit masih tersisa pada perutnya begitu ia berdiri.

Tak mempedulikan rasa sakitnya, Akira melangkahkan kakinya menuju salah satu pintu. Begitu pintu dibuka, yang Akira dapati adalah sebuah walk in closet. Barang-barang di dalam sana didominasi oleh perlengkapan laki-laki, dari pakaian hingga aksesoris lainnya. Akira kembali menutup pintu itu dan menghampiri pintu yang ia yakini adalah pintu keluar.

Benar saja, saat membukanya Akira langsung di suguhkan pemandangan koridor mewah dan elegan, yang Akira tahu ini hanya ada di rumah orang-orang kelas atas.

Tidak terbuai dengan apa yang ia lihat, Akira melanjutkan langkahnya untuk menyusuri koridor itu. Akira membuka satu persatu pintu ruangan yang ia temui untuk mencari keberadaan Natasha.

Akira belum tahu, tempat ini aman atau tidak? Bisa saja yang membawanya kesini sama jahatnya dengan orang-orang yang tadi mengejarnya.

Akira menghentikan langkahnya saat mendengar suara langkah kaki, dibarengi dengan suara orang mengobrol. Dengan cepat, Akira membuka pintu di depannya yang belum sempat ia periksa, dan langsung masuk untuk bersembunyi.

Akira menatap pintu di depannya dengan ekspresi datar. Dengan tenang, Akira berjalan mundur menjauhi pintu. Hingga tepukan di bahunya, membuat Akira terlonjak kaget dengan ekspresi datar.

"Ma'am-"

Tidak membiarkan pria di belakangnya melanjutkan perkataannya, Akira langsung mencengkram erat tangan orang itu dan membantingnya hingga menimbulkan suara cukup keras.

Akira menoleh untuk melihat keadaan pria itu, namun yang ia dapati yakni kenyataan adanya dua laki-laki lainnya di dalam ruangan itu. Keduanya menatap Akira dengan ekspresi terkejut, karena Akira berhasil membanting salah satu rekan mereka.

Karena sudah terlanjur basah, Akira langsung menyerang kedua laki-laki itu. "Dimana putriku!?"

"Tu-tunggu Nyonya-" tanpa membiarkan laki-laki itu melanjutkan perkataannya, Akira langsung menubruk tubuh laki-laki itu hingga membentur dinding dengan keras.

Tatapan Akira berpindah pada laki-laki yang terlihat lebih muda darinya. Laki-laki itu nampak begitu panik, tanpa bicara ia langsung berlari ke arah pintu keluar. Namun belum sempat ia memegang kenop pintu, Akira berhasil menarik jas yang dipakainya dan langsung membantingnya dengan keras.

"Aaa! Tolong!!" Teriak laki-laki itu, saat Akira berniat memberikannya bogeman mentah.

"Tidak akan ada yang menolongmu," ucap Akira dengan ekspresi datarnya.

"Tidak!!" Laki-laki itu berteriak histeris, disusul dengan suara pukulan hingga akhirnya laki-laki itu tidak sadarkan diri.

Akira terdiam. Ia dibuat keheranan karena ketiga orang ini sama sekali tak memberikan perlawanan padanya. Terlebih mereka bicara dalam bahasa Inggris seolah tahu ia bukan berasal dari negara ini. Apakah ia sudah salah sangka? Akira mengendikan bahunya, tak peduli.

Weird GirlWhere stories live. Discover now