Part 38

551 68 11
                                    

Huhuhu...😭😭setelah sekian lama akhirnya bisa update lagi, maaf ya bagi yang sudah menunggu lama, semoga belum pada lupa jalan ceritanya 😣😣

Happy reading 😊

Ana menangis terisak-isak, matanya ia tutup dengan tisu sambil berusaha untuk menghentikan tangisannya. Namun Ana tidak bisa, bagaimana bisa ia tidak menangis setelah mengetahui kalau putrinya memiliki penyakit jantung.

"Ba-bagaimana bisa tubuhnya kecilnya itu menahan rasa sakit?" Ana meremas tisu yang di pakainya lalu mengambil selembar tisu lainnya.

"Dia lebih kuat dari yang kau pikirkan," ucap Marvin dengan tenang.

"Aku ibu yang sangat buruk, aku terlalu memikirkan egoku hingga tidak tahu mengenai sakit yang dialami oleh putriku. Aku bersalah, aku minta maaf." Tangisan Ana semakin menjadi, ia terlihat benar-benar menyesali perbuatannya selama ini.

"Sudah cukup. Natasha akan curiga jika melihatamu menangis seperti ini." Marvin menatap Natasha yang sedang bersama Akira.

Akira membawa Natasha untuk menjauh dengan dalih memesan makanan lain, agar Marvin bisa berbicara leluasa dengan Ana. Karena selama ini, Marvin dan Akira tidak pernah menjelaskan pada Natasha mengenai penyakit yang sedang dideritanya.

Ana mengangguk pelan, dan mulai meredakan tangisannya, sehingga hanya tersisa nafasnya yang sesekali tersengal.

Setelah Akira dan Natasha kembali, Ana dengan cepat langsung memeluk Natasha dengan erat.

"Maafkan Mama, Natasha. Mama sudah melakukan banyak kesalahan padamu, aku janji tak akan pernah mengecewakan mu lagi." Ana melepaskan pelukannya dan langsung menciumi seluruh wajah Natasha.

Tak menunggu jawaban Natasha, Ana langsung berdiri tegak dan langsung menggenggam kedua tangan Akira. "Akira tolong maafkan aku. Maaf atas segala kesalahanku, padahal kamulah yang selama ini sudah merawat Natasha. Keegoisan ku benar-benar membuatku buta, hingga aku menyakitimu dan calon anakmu, aku benar-benar minta maaf."

Akira melirik suaminya sebentar, sebelum akhirnya ia mengangguk pelan. "Aku terima permintaan maafmu, karena kau juga sudah mendapatkan hukumannya."

Ana mengusap matanya dengan cepat lalu tersenyum tipis. "Terimakasih banyak." Akira mengangguk pelan.

Natasha yang melihat perubahan tiba-tiba ibunya itu hanya bisa termenung dengan banyak pertanyaan memenuhi kepala kecilnya.

"Mungkin kita bisa membiarkan Nat-Nat dan Ana berdua, sebentar lagi jadwal ku bertemu dengan Dr. Arnov," bisik Akira pada Marvin.

Marvin menatap putrinya dan Ana secara bergantian, untuk sebentar ia merasa ragu namun pada akhirnya ia mengangguk setuju.

"Aku titip Nat-Nat, bisa? Aku ingin menemani Akira untuk menemui dokter," ucap marvin dengan ekspresi datar. "Itu kalau kau ma-"

"Tidak!" Sergah Ana dengan cepat. "Kalian bisa pergi. Aku akan menjaga Natasha." Ana tersenyum senang, karena ini bisa menjadi kesempatannya untuk berbicara berdua dengan putrinya.

"Tidak apa kan Nat-Nat?" Tanya Akira.

Natasha tersenyum tipis lalu mengangguk pelan.

"Jangan hancurkan kepercayaan ku padamu, kau tidak akan punya kesempatan kedua," ucap Marvin dengan dingin.

Ana menelan ludah gugup, lalu mengangguk pelan, ia ternyata masih belum terbiasa dengan sikap dingin mantan kekasihnya itu. Namun mau tak mau ia harus mulai membiasakan diri, karena tidak mungkin Marvin akan kembali bersikap hangat padannya seperti dahulu.

Walaupun sulit Ana akan mulai bersikap untuk tahu diri, dan tak akan lagi bertingkah memalukan dengan mengharapkan kembali mantan kekasihnya itu.

Marvin berjalan dengan langkah pelan, mensejajarkan langkahnya dengan Akira.

Weird GirlOnde as histórias ganham vida. Descobre agora