Part 28

627 84 9
                                    

Happy reading 😊

Dengan gerakan pelan, Akira mengangkat kemejanya sehingga perutnya terlihat jelas. Akira mengangguk, terlihat puas saat melihat luka goresan di perutnya sudah mulai kering.

Suara ketukan pintu membuat aktivitas Akira terhenti. Natasha masuk ke dalam kamarnya, dengan bibir mencebik ke bawah. Gadis kecil itu menghampiri Akira dan langsung memeluk pinggangnya.

"Ada apa?" Akira mengusap rambut kecoklatan Natasha. Lalu mengangkat dagu Natasha untuk melihat wajahnya.

"Aku mau makan nasi goreng, tapi yang buatan Mama. Seperti saat di apartemen dulu."

"Yang terlalu banyak kecap itu?" Tanya Akira, membuat Natasha langsung terkekeh geli.

"Tapi enak kok. Mama tolong buatkan ya?" Natasha tersenyum dengan puppy eyes-nya.

Akira mengangguk sekali dengan ekspresi datarnya, hal itu membuat Natasha berteriak kegirangan. "Ayo kita ke dapur." Natasha langsung menarik tangan Akira keluar kamar.

Dari balik meja bar, Natasha dengan senyum sumringahnya terus menatap sang Mama yang sedang sibuk menyiapkan bahan untuk nasi goreng dibantu oleh 2 orang pelayan.

"Nyonya ada lagi yang harus kami bantu?" Tanya salah seorang pelayan.

"Tidak. Terimakasih, kalian bisa lanjutkan pekerjaan kalian," ucap Akira dengan ekspresi datarnya, yang langsung diangguki oleh dua orang perempuan itu.

Setelah keduanya pergi, Akira memberikan wadah berisi sayuran pada Natasha. "Sekarang giliran Mama minta tolong pada Nat-Nat, cuci sayurannya ya." Akira melakukannya sebagai salah satu sikap, agar Natasha tidak selalu bergantung pada bantuan pelayan, selagi bisa melakukannya sendiri.

"Iya Mama." Natasha segera turun dari tempat duduknya dan berjalan menuju wastafel.

Keduanya tampak begitu sibuk hingga tak menyadari ada suara langkah kaki yang mendekat.

Suara siulan yang tiba-tiba terdengar membuat Akira dan Natasha terkejut. Saat menoleh, keduanya mendapati Marvin yang sedang tersenyum menggoda, yang dimana di mata Akira dan Natasha itu sangatlah aneh.

"Eh... aku tidak tahu ada perempuan cantik yang bekerja disini," pria yang seperti bukan Marvin itu, berjalan mendekat dan langsung mengangkat dagu Akira dengan pelan.

"Tumben sekali mengajakku bicara dengan bahasa Rusia. Tingkah mu juga aneh, kamu mabuk ya?" Akira menatap wajah suaminya itu yang masih tersenyum menggoda.

"Kalau melihatmu adalah efek samping mabuk, setiap hari aku akan mabuk agar bisa selalu melihatmu." Tingkah Marvin semakin aneh, ia bahkan mulai mendekatkan wajahnya untuk menyosor Akira.

"Papa! Jangan ganggu Mama! Kami mau masak nasi goreng." Natasha mendorong pria itu menjauh dari Mamanya.

"Papa? Mama? Aku tidak ingat, saat pergi dari sini  meninggalkan seorang anak dan istri." Pria itu memegang dagunya bingung.

Mendengarnya Akira juga dibuat bingung, begitupun Natasha. Akira berfikir kalau suaminya saat ini memang sedang tidak sadar, sehingga mengucapkan banyak omong kosong.

"Papa jahat!" Natasha memukul pinggang pria itu.

Akira memperhatikan pria yang wajahnya mirip dengan suaminya itu, dan segera menyadari kalau fisik pria didepannya ini berbeda dengan Marvin.

Marvin memiliki mata abu-abu dan rambut kecoklatan dengan rahang kokoh, dan garis wajah yang tegas. Sedangkan pria didepannya ini memiliki mata bewarna biru dengan rambut hitam, dan tak ada rahang kokoh, pria didepannya seperti Marvin versi soft boy.

Weird GirlWhere stories live. Discover now