Part 32

610 84 30
                                    

Happy reading 😊

Natasha menunduk menatap lantai kamarnya, ia tidak berani menegakkan kepalanya untuk menatap sang Papa yang berada dalam satu ruangan dengannya.

Dengan canggung Natasha melirik Papanya dan mendapati pria itu sudah bersimpuh sambil merentangkan tangannya, seolah meminta Natasha untuk memeluknya.

Mata Natasha langsung berkaca-kaca, dengan cepat ia langsung menerjang Papanya dan menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan hangat sang Papa.

"Ma-maafkan Nat-Nat Papa." Natasha langsung menangis terisak-isak dalam pelukan Marvin.

"Papa juga minta maaf sayang. Maaf sudah membentakmu, kamu pasti takut ya." Marvin mengecup kepala Natasha.

"I-iya," jawab Natasha dengan tersengal.

Marvin memegang kedua sisi wajah putrinya itu dan langsung mengecup seluruh wajahnya. "Putriku sayang, kamu adalah separuh hidup Papa. Maaf sudah membuatmu merasa takut." Marvin kembali memeluk Natasha, membuat tangisan Natasha semakin menjadi.

Akira yang sedari tadi mengintip interaksi antara ayah dan anak itu, tidak memberikan reaksi apapun. Wajahnya yang datar menutupi kalau saat ini Akira bahagia juga lega, melihat dua orang di depannya sudah berbaikan.
*
*
Akira berjalan menjauh dari ruang tamu yang terdengar begitu hidup karena tawa riang dari Natasha yang sedang asyik bercanda bersama Marvin.

Akira pergi untuk menyelesaikan suatu urusan, dengan memberikan alasan kalau ia pergi ke kamar mandi. Toh, ia memang tak akan pergi lama, jadi tak akan di curigai.

Langkah kaki Akira terhenti, ia kembali mengingat perbincangannya dengan Natasha saat di ruang tamu tadi.

"Natasha, ngomong-ngomong kemarin jusnya segar sekali, kamu benar-benar pandai memilihkan apa yang aku suka. Aku benar-benar berterima kasih."

Sebenarnya Akira sengaja mengatakan itu hanya untuk memancing Natasha.

"Hehehe.... Itu sebenarnya jus yang dibelikan Mama Ana, karena katanya jus itu baik untuk Mama yang sedang mengandung Adik. Kalau mau, Mama bisa berterima kasih pada Mama Ana."

Dan ya, Natasha berhasil terpancing.

Sebenarnya niat Natasha memberitahu kebenarannya pada Akira saat itu, agar hubungan kedua Mamanya bisa membaik, karena terakhir yang ia ketahui, hubungan Mama kandungnya dan Mama sambungnya kelihatan sedang tidak baik-baik saja.

Mustahil.

Setelah mengetahui fakta itu, bukannya membaik, hubungan ibu kandung dan ibu sambung itu kemungkinan akan semakin buruk. Namun baik buruknya hubungan mereka kedepannya, itu semua tergantung dari hasil laboratorium yang akan Akira ambil saat ini.

Akira kembali melangkahkan kakinya keluar dari dalam mansion, lalu melewati jalan setapak di taman hingga sampai di padang rumput luas, yang biasanya digunakan para anak buah keluarga Czaren untuk berlatih.

Akira melewati padang rumput itu, dan tak membutuhkan waktu lama ia sampai di fasilitas kesehatan mansion Czaren.

Akira segera menemui dokter untuk mengambil hasil laboratoriumnya.

Tak lama Akira mendapatkan sebuah amplop dari dokter paruh baya itu, yang berisi hasil lab dari sampel yang ia berikan. Setelah membacanya, Akira langsung menatap dokter di hadapannya dengan ekspresi datar.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Akira.

Dokter itu terdiam sebentar, wajahnya menampakkan ekspresi campur aduk.

"Nyonya, didalam salah satu sampel jus yang anda berikan terkandung obat yang bisa memicu kontraksi. Karena kandungan Nyonya tergolong lemah, walaupun obat itu diberikan dalam dosis kecil, efeknya menjadi berbahaya untuk kandungan Anda,

Weird GirlWhere stories live. Discover now