Part 4 | Pertemuan kedua

30 1 0
                                    


Ah. Aku tidak menyangka kalau pria yang kulihat beberapa hari lalu itu ternyata satu kampus denganku. Saat pulang dari perpustakaan untuk meminjam beberapa buku aku bertemu dengannya di depan kantin. Hal paling beruntung untukku saat salah satu guru memintaku membantu membawa beberapa berkas ke ruang kelas pria itu. Aku masih benar-benar tidak menyangka dia satu kampus denganku. Ada rasa senang tersendiri dalam hati saat aku diam-diam memperhatikan dirinya yang tenggelam dalam buku bacaannya.

Benarkah itu kamu? Aku seperti merasakan hal yang sangat berbeda hari ini. Kamu tahu, aku masih belum siap untuk bertemu denganmu, tapi saat melihat dia. Aku seperti merasakan kehadiranmu. Aku ingin sekali menyapa dia. Mengetahui namanya dan meminta nomornya. Namun, aku tidak mampu melakukan itu semua.

Aku juga senang dia satu kelas dengan seseorang yang kukenal. Ada peluang besar untuk mencari tahu tentang dirinya. Tentu, aku akan meminta bantuan sahabatku. Dia sangat ahli mendapatkan akun sosial media seseorang tanpa harus berterus terang. Ditambah teman SMP-ku berada satu kelas dengannya.

Sepertinya dia menjadi idola di kampus ini. Setiap aku memperhatikannya dari hari ke hari. Begitu banyak mata yang menatap dan menyapanya dengan lembut. Sebenarnya dia itu siapa? Apakah mungkin itu kamu? Kamu yang selalu kuharap diam-diam, kamu yang selalu jadi topik utama dalam catatan kecilku. Entahlah?

Intinya beberapa hari terakhir ini aku sangat bahagia bisa melihatnya dari kejauhan. Aku jadi lebih sering memutar jalan saat ke kantin. Padahal kantin sangat dekat dari kelasku, tetapi aku lebih memilih jalan yang jauh. Agar aku bisa lewat depan kelasnya. Aku tidak tahu dia siapa, aku hanya senang saja kalau di tengah jalan bisa bertemu dengan dirinya.

Aku baru sadar, kalau dia adalah seniorku. Pantas saja aku baru melihatnya. Karena aku baru beberapa pekan berada di kampus ini. Aku yakin ada banyak orang yang sudah lebih dulu menaruh hati padanya diam-diam. Bisa jadi, dia juga sudah ada yang punya. Aku jadi merasa sedikit ingin mundur dan berhenti mencari tahu tentangnya.

Aku tidak tahu perasaan macam apa lagi ini? Cemburu? Insecure? Atau takut? Mengapa aku berpikir seperti ini? Sementara hatiku diam-diam mengangumi dirinya. Mencari tahu tentang dia tidak ada salahnya, bukan. Kalau memang dia sudah punya kekasih, lupakan saja tentangnya. Lagi pula aku gampang move-on.

Kemarin aku sudah memberi tahu sahabatku untuk membantuku mencari tahu akun sosial media yang pria itu punya, tanpa harus berterus terang. Bukan takut dia mengetahui bahwa ada yang diam-diam ingin mengenalnya. Tapi, aku hanya tidak ingin ada fitnah dan kesalahpahaman. Mungkinkah, sahabatku itu berhasil mendapatkannya? Entahlah besok dia akan memberitahukan hasilnya. Aku berharap dia bisa mendapatkan apa yang aku inginkan.

Aku berharap pada Tuhan kalau dia adalah kamu yang selalu ada di dalam lembaran putih tulang milikku. Kamu yang tidak pernah aku sebut namanya dalam doa. Kamu yang tidak pernah kutemui sebelumnya, dan kamu yang selalu diam-diam aku selipkan dalam doa tanpa tahu siapa namamu.

Umurku sudah tua, tapi baru masuk kuliah. Semoga kamu tidak keberatan kalau saja aku seumuran denganmu atau lebih tua denganmu. Kalau dia adalah kamu, aku bisa menebak kalau akulah yang lebih tua daripada dia. Biarkan saja, ya. Menurutku umur bukan masalah, kan. Kamu pasti akan menerima aku apa adanya, kan. Aku harap begitu.

Pagi ini saat jam istirahat, aku melihatnya menuju mushola sembari melaksanakan sholat Dhuha. Lalu, ikut ke dalam kelompok orang yang sedang tadarusan. Aku begitu luluh dibuatnya. Hatiku terus berharap bahwa itu adalah kamu.

Aku terlihat begitu berharap, ya. Bahwa pria itu adalah kamu wahai jodohku. Aku tidak tahu kenapa aku jadi seperti ini. Aku tidak tahu perasaanku saat ini salah ataukah tidak. Aku hanya ingin tahu siapa dia dan yang berhubungan dengan dirinya. Kamu tahukan aku selama ini selalu mengubur rasaku kepada mereka yang hampir saja membuatku jatuh hati. Aku tidak ingin terpuruk atau mengenal cinta di waktu yang salah. Aku hanya ingin jatuh hati di saat yang tepat. Di saat aku benar-benar merasakannya sendiri. Dan, hari ini aku merasa sesuatu yang berbeda terjadi padaku.

Ada perjuangan yang ingin kulakukan hanya untuk mengenal pria itu, untuk mencari tahu tentang dia. Semua yang berhubungan dengan dirinya. Kalau itu adalah kamu, aku tidak akan menyerah untuk mencari tahu.
Semoga kamu bahagia selalu dan dilindungi oleh Tuhan, ya.

Salam Hangat
_Uslifatunisa
Hanya sebuah senandika biasa
Sabtu, 4 September 2021

Rasa yang Datang tanpa Sengaja (Senandika)✅Where stories live. Discover now