Part 15| Patah Hati Pertama Karenamu

6 1 0
                                    

Makin hari kita makin dekat dan sudah sangat akrab. Kita selalu menghabiskan waktu berdua di dunia maya. Kita bahkan sudah seperti seorang sahabat. Saling melepas beban yang ada di pundak, saling mencurahkan isi hati. Kecuali mencurahkan perasaan yang sudah sejak lama hadir dalam hati.

Aku pun tidak tahu, bagaimana perasaanmu terhadapku bahkan aku tidak tahu apakah kebaikan, perhatian dan kepedulian yang kamu berikan padaku ini adalah wujud dari perasaan yang sama atau bukan.

Biar waktu yang akan mengungkapkan semua kebingungan yang selama ini kurasakan terhadap dirimu. Biarkan Tuhan yang menunjukkan kebenarannya kepadaku. Karena aku sudah memutuskan untuk tetap menunggu. Menunggu waktu yang tepat. Di saat hatiku sudah siap untuk bersamamu, di saat aku sudah mampu untuk melanjutkan hidup denganmu dan di saat Tuhan sendiri yang menyatukan kita berdua.

Aku sudah tidak terlalu mengharapkan dirimu, karena mungkin kita sudah jauh lebih dekat. Sisa waktu yang memperjelas kisah kita ini seperti apa kedepannya. Aku tahu skenario Tuhan itu sangat indah dan penuh teka-teki. Bukan berarti aku berhenti mengangumi dirimu. Hanya saja, aku tidak ingin terlalu jatuh hati kepadamu seperti sebelumnya. Aku tidak ingin jika suatu hari aku patah hati hanya karena menerima kenyataan bahwa kamu tidak sama sekali menyukai diriku.

Aku sekarang sadar, kalau aku tidak boleh egois. Mengharapkan dirimu yang entah sudah memiliki kekasih atau sudah mempunyai pilihan yang lain. Aku tidak boleh egois karena terlalu ingin menjadi satu-satunya orang spesial bagimu.

Dan, aku sangat bahagia setelah memutuskan semua ini. Karena apa yang telah aku pilih ternyata memang jalan yang benar. Setelah memutuskan ini semua, Tuhan berbaik hati menunjukkan bahwa hatimu memang sudah terisi oleh orang lain. Walaupun, sejujurnya ada rasa kecewa dan patah hati terdalam yang bermula karena dirimu.

Aku ingat betul, aku hanya meminta sedikit bantuan darimu. Namun, kamu mengabaikan aku dan memilih untuk pergi. Tidak lama kemudian, aku melihatmu sedang sibuk membantu seorang perempuan yang dari paras wajahnya saja berbeda jauh dariku. Perempuan itu begitu indah, wajahnya bersinar bagai rembulan, tutur katanya begitu lembut terhadapmu, dan cara berpakaiannya sangat sopan. Anehnya lagi, aku sangat mengenal perempuan itu. Dia adalah senior di SMA-ku dulu. Kami saling mengenal dan juga pernah akrab sebelumnya. Dia pernah meraih peringkat pertama antar kelas dan peraih nilai tertinggi ketiga di jurusan IPA. Sungguh, dia perempuan yang baik hati dan juga pintar.

Aku senang, jika kamu bersamanya. Karena memang kamu memilih orang yang tepat. Dia cocok untukmu, dia sama seperti kamu yang begitu baik dan juga ramah terhadap sesama. Ditambah dia juga suka bersosialisasi sama seperti dirimu, dia juga sangat mencintai alam sama seperti dirimu. Kalian berdua memiliki kesamaan yang sama. Aku benar-benar salut.

Patah hati, sakit hati atau kecewa yang sedang aku rasakan saat ini sebenarnya bukan salahmu. Tetapi, salahku yang sudah terlalu mengharapkan dirimu. Padahal aku tahu berharap pada manusia memang sangat menyakitkan. Sekarang aku tahu itu, dan aku semakin sadar akan hal itu.

Tidak apa-apa, aku bisa menguatkan diriku. Aku pun bahagia karena aku dilahirkan sebagai orang mudah move-on akan hal menyakitiku. Namun, aku tidak tahu kalau aku bisa melupakan kamu atau tidak. Tetapi, aku akan berusaha keras untuk itu. Karena aku bukan perempuan yang ditakdirkan untukmu. Aku juga bukan orang yang baik untukmu. Aku hanya perempuan penuh dosa dan kekurangan yang tidak pantas bersamamu.

Aku harap, kamu selalu bahagia dan hubungan kamu dengannya baik-baik saja. Aku memang belum tahu benar, kalau perempuan itu adalah kekasihmu atau bukan. Tetapi, aku sangat yakin tentang hal itu. Karena caramu memperlakukan perempuan itu jauh berbeda dengan apa yang kamu lakukan kepada orang lain. Aku melihatnya, aku melihat kamu menepuk puncak kepalanya sembari tertawa bahagia dengannya. Aku juga melihatmu memberikan sesuatu yang sepertinya sangat istimewa kepada perempuan itu sebelum kamu pergi meninggalkan dia.

Semoga kamu bahagia, dan hubunganmu dengannya sampai ke pelaminan. Semoga kamu bisa menjaga dia dan selalu ada untuknya. Semoga kalian sakinah mawadah warahmah jika memang kalian berdua sudah menikah. Aku harap kamu bahagia selalu.

Rasa yang Datang tanpa Sengaja (Senandika)✅Where stories live. Discover now