Part 10| Berupaya untuk Sadar Diri

11 1 0
                                    

Mungkin aku memang terlalu berharap banyak darimu. Aku terlalu menuntut kamu agar bisa lebih banyak dekat denganku, walaupun aku melakukan itu semua dalam diam. Tetap saja aku yang salah. Kamu tidak tahu bahwa ada yang diam-diam menyimpan kagum padamu. Ada yang sering memperhatikan dirimu dari jauh. Begitu pun ada serpihan luka yang mencoba mencari penawarnya.

Kamu begitu sempurna untuk aku yang biasa saja. Kamu dikenal oleh banyak orang bahkan sangat disanjung oleh beberapa dosen di kampus kita. Sedangkan aku ini siapa? Orang biasa saja yang sama sekali tidak terkenal. Bahkan tidak memiliki keistimewaan apa-apa. Tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Lalu, aku masih saja mengharapkan salam sapa darimu. Masih terus berharap kamu akan mengajakku berbicara atau hanya sekedar berbincang masalah bacaan Wattpad.

Awalnya memang kamu begitu menyenangkan karena sudah mau menjadi teman chatting-ku beberapa hari lalu. Namun, setelah itu kamu sudah tidak pernah lagi menyapaku baik secara langsung atau pun melalui pesan WhatsApp. Aku jadi merasa telah melakukan kesalahan padamu. Tetapi, aku tidak mampu untuk membuka suara untuk menanyakan hal itu. Perkara apa yang membuatmu jadi sedingin itu? Atau aku terlalu perasa dan menganggap ini hal yang tidak seharusnya terjadi padaku. Padahal, aku ini bukan siapa-siapa bagimu.

Aku memang terlalu egois, menginginkan dirimu yang tidak menginginkan aku sama sekali. Bahkan mengapa pun kini kamu enggan.

Setiap aku berpikir untuk berhenti mengangumi dirimu, ada rasa takut untuk melakukannya. Karena siapa pun ingin menjadi pasangan hidupmu. Termasuk aku, aku takut kesempatan itu diambil oleh orang lain ketika aku memilih berhenti mengharapkan kamu yang masih menjadi teka-teki untukku.

Sekali lagi, harapanku selalu saja membuatku sakit. Menjadikanku lemah dan terlalu berperasaan padamu yang lebih dekat dengan orang lain dan sudah tidak pernah menyapaku lagi. Harusnya aku sadar diri kalau aku hanya salah satu dari seribu orang yang menginginkan dirimu.

Aku seharusnya bisa menetralkan perasaanku agar tidak terlalu sakit jika melihatmu dengan orang lain walaupun mereka hanyalah teman biasa bagimu. Aku harus berupaya untuk sadar diri dalam mengharapkan kamu perlu perjuangan dan kesabaran tanpa perlu merasa iri dengan orang-orang terdekat dan dengan mereka yang sudah lebih lama mengenalmu. Karena hatiku juga harus diperhatikan, bukan? Karena itulah aku perlu mempedulikan hatiku yang sedang menyimpan rasa padamu agar rasa itu tidak mudah patah dan hilang hanya karena pikiran yang menginginkan banyak hal.

Rasa yang Datang tanpa Sengaja (Senandika)✅Where stories live. Discover now