part 9| diserang banyak pertanyaan

9 1 0
                                    

Sungguh, aku merasa iri kepada mereka yang mengenalmu jauh lebih dekat daripada aku. Tidak sengaja, aku melewati kantin dan melihatmu tertawa lebar bersama beberapa orang lainnya yang juga ikut tertawa ria bersamamu. Tidak mengapa kamu mempunyai banyak teman, tetapi aku ingin menjadi salah satu dari teman perempuanmu yang juga ada di situ. Entah perasaan apa ini. Aku hanya iri dengan dua orang teman perempuanmu itu.

Akankah suatu hari nanti aku dan kamu tertawa bersama juga? Entahlah. Biar waktu saja yang menjawabnya. Aku akan tetap menunggu dalam diam.

Sungguh, aku tidak kuat berdiri saat itu. Aku pun mempercepat langkahku dan pergi dari tempat yang hanya akan menyesakkan dada. Pikiran-pikiran lain pun menghampiri otakku. Aku juga mulai bertanya-tanya, siapakah kedua perempuan yang duduk bersamamu kala itu? Apakah salah satu dari mereka adalah kekasihmu? Apakah mereka adalah sahabat dan teman dekatmu?

Aku diserang oleh banyak pertanyaan yang berasal dari pikiran-pikiranku. Sementara pertanyaan itu tidak punya jawaban. Dan, setiap pertanyaan membutuhkan jawaban. Sampai kapan pikiranku berhenti untuk meragukan dirimu? Kapan aku mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaan yang seringkali menyerangku sendirian?

Tolong, maafkan aku Tuhan, jika terlalu sering memikirkan dirinya. Aku ingin mengungkapkan semua apa yang sedang aku rasakan. Namun, aku tidak punya keberanian dan takut untuk menerima penolakan. Aku takut kalau saja dia sudah memiliki kekasih. Sampai pada akhirnya aku akan dicaci maki karena mengharapkan kekasih orang lain.

Aku pikir jatuh hati tidak butuh pertimbangan lain. Sesulit inikah jatuh hati padamu? Haruskah aku menanyakan, apakah hatimu sudah dimiliki orang lain? Apakah hatimu mau menerima aku yang memiliki banyak kekurangan? Apakah kamu tidak akan menolak aku yang berusaha mengungkapkan isi hatiku?

Kenapa aku bisa begini? Mengapa aku begitu mudah iri pada orang-orang yang dekat denganmu? Sementara aku sadar, kalau aku bukanlah siapa-siapa. Kalau aku hanya sekedar junior yang tidak sengaja kamu kenal lewat grub online.

Jujur, sakit rasanya melihatmu tertawa dan berbincang dengan perempuan lain. Padahal mereka lebih dulu mengenalmu. Lebih dulu bertemu dan berteman denganmu. Aku tahu ini salah, tetapi aku pun tidak tahu harus mengubur rasa tanpa dibuat mati rasa olehmu sendiri.

Karena seseorang akan jauh lebih mudah untuk lupa ketika mereka disakiti atau pun merasa kecewa. Aku ingin tahu siapa kekasihmu

Rasa yang Datang tanpa Sengaja (Senandika)✅Where stories live. Discover now