Part 28 | Kembali Asing

5 0 0
                                    

Beberapa pekan pun berakhir tanpa ada lagi pesan-pesan darimu yang dulu begitu aku tunggu. Tidak ada lagi senyum manis yang selalu ingin kulihat saat kita bertemu. Begitu pun dengan harapan tinggi yang selalu aku langitkan.

Kita kembali asing seperti dulu, tanpa tegur sapa atau pun mencuri pandang jika bertemu. Sekarang aku merasa bebas dengan perasaan yang tenang tanpa harus memikirkan kamu lagi. Tanpa harus memiliki harapan yang tinggi dengan kemungkinan yang kecil. Aku tahu kamu pasti sudah mengerti maksud dari semua penjelasanku, dari semua pesan-pesanmu yang aku abaikan dan semua penjelasan yang tidak ingin kudengarkan dari mulutmu. Karena semua cukup jelas dan aku yakin kamu pasti cukup bijak dalam memahami maksudnya.

Aku menjauhi dirimu bukan karena aku membenci, tidak. Aku hanya ingin menghindari semua yang membuat aku mengingat luka lalu. Aku hanya ingin mempedulikan perasaanku dari kenangan buruk yang menyakitkan. Aku hanya ingin menyembuhkan hati yang lukanya melebar karena dirimu yang dulu tidak mengerti akan diriku yang tidak akan pernah bisa menjadi pasangan seperti orang di luaran sana sementara kita memang bukanlah sepasang kekasih. Hubungan kita sama sekali tidak punya nama waktu itu, bukan. Namun, kamu tetap saja menyangkalnya. Kamu yang tidak memberikan kepastian berusaha meyakinkan hati ini dengan rayuan cinta yang saat ini aku anggap palsu.

Semua luka yang aku rasakan, tidak semuanya karena kesalahan dirimu. Sebagian besarnya adalah kesalahanku yang begitu mudah terjatuh dalam jurang yang pada dasarnya memang hanya akan membuat kita terluka mengenai duri-duri yang berupa janji-janji belaka dan benturan batu-batu yang berupa rayuan-rayuan manis.

Aku yang salah karena membiarkan kamu masuk ke dalam hidupku padahal kita bukanlah sepasang sayap yang utuh, kita hanya seperti sepasang sendal yang tertukar. Yang jodohnya sama-sama berada di tempat lain. Aku yang salah karena mengizinkan kamu melakukan hal yang salah padahal aku menyadarinya. Hal yang tidak perlu kita lakukan sampai kepastian darimu membuktikan. Daripada kita hanya saling berdebat karena masing-masing merasa tidak dipahami lebih baik akhiri saja semuanya.

Rasa yang Datang tanpa Sengaja (Senandika)✅Where stories live. Discover now