tujuh

33.7K 4K 363
                                    

Satu bulan sudah Anala menjadi bagian dari WHS dan satu bulan itu pula Anala semakin dekat dekat dengan teman-teman sekelasnya juga para anggota ABELARD. Bahkan bisa dibilang Anala itu Elsa -nya Abelard.

Bocah itu kini tengah menikmati es buah dan juga martabak telur di kantin sekolah, berhubung hari Jumat mereka lebih memilih untuk berdiam di kantin, karena setiap jam 1-2 pasti jamkos.

"Bang Hab tahu nggak kemarin Anala ketemu kembaran Bang Hab loh," ucap Anala membuat Habibi menoleh.

"Firasat gue nggak enak nih." Habibi menggelengkan kepalanya. "Siapa? Di mana Lo ketemu kembaran gue?" tanyanya.

Anala menelan martabaknya. "Di zoo kembaran Bang Hab banyak banget loh, mereka lagi pada cari kutu," jawabnya sambil menyengir kuda.

"Tuh kan apa gue bilang, nggak bener emang ni bocil," kesal Habibi lalu memakan baksonya sedikit rakus.

"Kek orang nggak pernah makan aja Lo," ujar Haidar menepuk-nepuk punggung Haidar.

"Ini gue lagi kesel anjir kesellllll bukan jadi gembellllll," geram Habibi.

"Sebenernya nggak ada yang bilang Lo gembel sih," balas Reyhan membuat Anala menahan tawa.

"Syukur-syukur kalau Lo mau sadar diri," timpal Rahsya membuat Habibi semakin menekuk wajahnya.

"Kamvret banget Lo pada." Habibi melirik tajam Anala yang menahan tawa. "Apa Lo ketawa-ketawa? Gue cekokin juga Lo."

Rayhan menatap tajam Habibi. "Mau mati?"

Habibi menggeleng panik. "Enggak Ray enggak sumpah deh beneran, gue masih pengen hidup serius, dosa gue masih banyak soalnya," ujarnya sambil mengangkat kedua jarinya membentuk 'v'.

"Dosa banyak kok bangga," celetuk Daffa membuat bahu Habibi meluruh, sungguh dia merasa ternistakan.

"Salah gue apa sih anjir gue nggak ngapa-ngapain padahal ya tuhan, pengen gue cekek Lo pada," kesalnya.

"Salah Lo sama gue tuh sebenernya banyak banget Bi, tapi gue nggak mau sombong soalnya gue takut ntar Lo besar kepala." Haidar menepuk-nepuk pundak Habibi dengan ekspresi pura-pura polosnya.

"Bukan besar kepala Bang Hai, tapi nanti Bang Hab langsung tobat ke pengajian akhy-akhy terus nanti ekskulnya rohis," ucap Anala menggelengkan kepalanya.

"Pinter banget sih bocillllllllllllll."

"Jangan mendekat! Saya sudah vaksin!" pekik Anala kala melihat Haidar yang akan memeluk tubuhnya.

"Ini bocah kok makin hari makin ngeselin sih? Di kasih makan apaan coba sama si Nadia," kesal Haidar menatap gemas Anala.

"Kan Anala menyontoh sikap Budiman Bang Hai sama Bang Rey, jadi jangan salahin Anala kalau Anala jadi tenguillll," balas Anala santai yang diangguki Habibi.

"Budiman dari mana sih Anala kembaran Popo? Ini tuh berandal cap kakap, jadi sifatnya tuh nggak ada budi-budimannya," ujar Rahsya membuat Anala mengangguk-anggukan kepalanya.

"Nggak salah sih, emang seharusnya kita itu nggak berteman sama mereka." Anala menunjuk Reyhan dan Haidar yang menunjukkan ekspresi menjijikan untuk di lihat.

"Apaan begitu anjir! Masa cowok letoy!" teriak Habibi tengil membuat sang empu yang diteriaki mendengus kesal dengan sejuta sumpah serapah yang ditujukan untuk pemuda tersebut.

"Pengen gue bunuh Lo Bi asli, ngeselin parah."

Anala menatap Daffa dkk sekilas. "Kenapa gajah bisa punya anak walaupun nggak punya suami?" tanyanya polos membuat Daffa dan Rayhan berdecak.

WELFORDWhere stories live. Discover now