sembilan

27.3K 3.3K 264
                                    

"Mas? Dek?"

Anala dan Bobi meringis, ah gagal sudah rencana kabur keduanya. Anala mendekatkan dirinya ke arah Bobi.

"Aduh Bang Bob, gimana nih, Anala nggak bawa duit tahu," bisiknya sambil meremas ujung roknya.

"Mas totalnya seratus lima puluh ribu," ucap kasir itu lagi. "Mas sama adeknya ngapain jongkok di situ?"

"Ah itu mas, uang saya tadi jatuh terus kabur nggak tahu kemana ini lagi di cari, bantu cari yuk mas di sekitar situ tuh tadi saya soalnya berdiri di situ," ucap Bobi menunjuk ke arah rak yang berada tak jauh dari kasir. Saat mas-mas itu berjalan ke arah rak dengan cepat Bobi menarik Anala dan juga jajannya keluar laku berlari.

"Mas, nggak ad—LOH MASNYA KEMANA?!" Mas-mas itu berlari ke luar Aleword dan mulai mencari Anala dan Bobi sambil berteriak kencang."

"MASSSSS BAYAR DULU!!!!!!"

Sedangkan di sisi lain Anala dan Bobi masih terengah-engah keduanya berada tak jauh dari area toilet yang terletak di koridor kelas 11, Anala menatap Bobi yang masih ngos-ngosan.

"Bang Bob aduh Anala capek banget huhhhhh, lari dari lantai satu sampai di lantai dua." Anala mendudukkan dirinya sambil bersandar di dinding.

Belum ada satu menit Anala mendudukkan tubuhnya tiba-tiba matanya membulat kala melihat seseorang yang sangat dia kenali bahkan sangat ia hapali bentuk tubuhnya, Anala menelan salivanya lalu menatap ke arah Bobi.

"Bang Bob kayaknya kita harus lari lagi deh," bisik Anala membuat Bobi mengeryit. "Tuhhhhh." Anala menunjuk ke arah seorang berbadan gempal dan bertubuh botak, sontak mata Bobi melebar lalu berancang-ancang untuk berlari.

"Nal ayok lari buru."

"HEH ANALA BOBI?! MAU LARI KEMANA KALIANNNN?!"

"MAS DEK BAYAR DULU!!!!!"

Bobi dan Anala berlari secepat mungkin berbelok ke arah koridor anak IPS, Anala menoleh ke belakang dan semakin mengeratkan larinya kala mendapati dua orang yang mengejarnya semakin cepat.

Hingga tak sadar bahwa lantai yang dia pijaki licin dan.

BRUKKKKKKK!

Anala dan Bobi terjatuh dengan posisi Anala yang berada di bawah dan Bobi yang menimpa tubuh bocah kecil itu.

"A-apa i-i-n-i y-yang d-di na-namakan su-sudah ja-jatuh te-tertim-pa ga-gajah pul-a," ucap Anala tersendat-sendat karena merasa sesak.

Sedangkan Bobi masih asik meringis tanpa menghiraukan Anala yang berada di bawahnya.

"Ba-bang B-bob please ba-bagun an-anal-la se-sek."

"BOBI ANALA!!!!!!!"

"MAS DEKKKKKK!!!!"

Anala pasrah dengan tubuhnya yang seperti remuk redam karena tertimpa tubuh berat Bobi. Sedangkan mata Bobi sudah membola, dengan cepat pemuda itu bangkit.

"Ayo Nal kita perg—LOH ANALA?! KAMU DIMANA?!" ajak Bobi diakhiri dengan teriakan.

Anala menatap malas Bobi. "B-bang B-bob bu-buka ma-maga le-lebar le-bar co-coba."

Mendengar suara Anala Bobi lantas menunduk lalu berjengkit kaget.

"Inalillahi Anala badan kamu gepeng." Bobi membantu Anala berdiri namun belum sempat Bobi menarik lengan Anala telinganya lebih dulu di tarik.

"A-aduh pak mas berhenti."

"BERANI KAMU YA?! SIAPA YANG NYURUH BOLOS HAH?! BUKANNYA NGERJAIN TUGAS MALAH KELUYURAN?!" bentak Pak Budi tepat di depan telinga Bobi membuat pemuda itu meringis.

WELFORDWhere stories live. Discover now