tigapuluh

13.5K 2.3K 299
                                    

Happy reading all

semoga sukak:**

maaf kalau pendek xixixi

Paginya Anala di sambut dengan ucapan Happy birthday dari teman-teman di sekolahnya, bahkan sejak dari parkiran hingga sekarang berada di kelas ucapan yang selalu terdengar di telinganya adalah 'happy birthday to you' .

Mereka semua juga membawa berbagai kado dan di berikannya pada Anala, walaupun Anala masih bocil namun gadis itu sudah cukup terkenal karena kecerdasannya itu, tak heran bahwa para siswa-siswi nya memberi berbagai kado.

Kini Anala berdiri di depan kelasnya dengan membawa kantung plastik berukuran besar yang berisi kado-kado dari para murid WHS, bahkan di lokernya juga terdapat lebih dari sepuluh kado dan juga buku-buku pengetahuan yang jelas-jelas bukan miliknya.

Anala menatap Nadia dan Stela yang sedari tadi memasukkan kado ke dalam kantung plastik sambil berteriak nyaring.

"AYO WOY! YANG MAU NGASIH KADO BURUAN INI ANTRENYA BANYAK!" teriak Nadia sambil mengibaskan tangannya.

"Nadia Lo bacot banget sih," ucap Bobi yang berdiri di belakang Anala sambil menatap siswa-siswi yang berbaris rapi.

"Ck kalau nggak di gituin sampai nanti pulang sekolah juga ini orang nggak bakal selesai," decak Nadia sebal.
Bobi menggelengkan kepalanya lalu berjalan ke arah Nadia dan Stela.
"BAGI DUA BARIS AJA! SINI KE GUE JUGA BISA!" teriak Bobi membuat beberapa murid berlari dan berebut tempat untuk mengantri.

Dari arah selatan Haris dan Devan berjalan mendekat dengan membawa satu kotak dengan bungkus kado yang sangat lucu, ke dua pemuda itu tersenyum menatap Anala yang terlihat bosan.

"Anala," panggil keduanya kompak membuat Anala, Nadia, Stela dan Bobi menoleh.

"Ini buat lo, hari ini lo ultah kan,"ucap Devan sambil tersenyum. "Selamat ulang tahun, semoga cepet gede," lanjutnya lalu memberikan kado itu pada Anala.

"Ini juga buat Lo, happy birthday ya," ucap Haris lalu memberikan kadonya pada Anala.

"Makasih Bang Dev, Bang Har," balas Anala lalu memasukkan kado kedua pemuda itu ke dalam kantung kresek yang berisi kado dari teman sekelasnya.

"Ya udah kita ke kelas dulu ya, bye Anala." Kedua pemuda itu lalu berjalan menjauh.

"Lo sulit tergapai Nal, tapi gue bakal berusaha."

.

Sore ini Anala tengah terdiam sambil terus menatap ke jalanan, bocah itu kini tengah berada di halte sambil melihat kendaraan yang berlaku lalang. Sudah sekit dua jam bocah itu duduk di halte sambil melihat kendaraan yang berlalu-lalang. Sekolah tampak sepi, Anala menghela nafas bocah itu bingung, haruskah dia kembali ke asrama sekarang? Atau menunggu ke dua orang tuanya yang akan merayakan hari ulang tahunnya.

Anala yang sudah merasa bosan, lalu beranjak dari duduknya, melirik ke kanan dan ke kiri lalu berjalan ke arah asrama dengan wajah yang murung. Bocah itu sedikit menyesal telah menolak ajakan Nadia dan Stela yang akan mengantarnya pulang.

Anala mengusap keringatnya lalu menyemangati dirinya sendiri. "Ayo Anala semangat! Nanti sampai rumah nonton Upin Ipin!"

Anala mulai berjalan lagi, saat di pertengah jalan bocah itu melihat motor dengan stiker sebelah sayap Garuda yang terparkir di toko pinggir jalan, Anala tahu lambang stiker tersebut, Anala pernah melihatnya di motor para teman-teman Daffa. Anala menoleh ke kanan dan kiri lalu menyebrang ke arah toko tersebut.

Anala berdiri di samping motor tersebut sambil mengusap keringatnya. "Huh cape," ucap Anala lalu mendudukkan dirinya tepat di dekat motor tersebut.

Seorang pemuda dengan jaket kulit keluar dari toko tersebut lalu berjalan ke arah motornya, pemuda itu terkejut saat melihat seorang bocah dengan seragam sekolah yang sama dengan ketuanya tengah terduduk di dekat motornya.

WELFORDUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum