tigapuluhlima

11K 1.9K 105
                                    

haiii

haha maaf bercanda doang yg kemarin

happy reading.

Mendengar itu mereka — Daffa dkk, bergegas menuju ke ruang kepsek meninggalkan Anala di UKS bersama Devan.

Sesampainya di ruang kepsek mereka lantas mendudukkan bokongnya disofa yang memang tersedia, mereka menatap ke arah Pak Pratama yang berjalan mendekat lalu menatap mereka lekat.

"Apa yang kalian lakukan diruang CCTV beberapa menit yang lalu?" tanya Pak Pratama langsung pada intinya, membuat mereka langsung menegakkan punggungnya.

"Saya ingin jawaban jujur kalian, bukan omong kosong."

Mereka diam, belum ada tanda-tanda akan ada yang menjawab, Rahsya menghela nafas, sahabatnya tentu saja tidak mau menjawab mereka terlalu malas.

"Kita sedang mencari seseorang Pak," jawab Rahsya membuat Pak Pratama mengeryitkan dahi.

"Seseorang? Dia melakukan suatu tindak kriminal? Atau?" Pak Pratama menatap Rahsya menuntut penjelasan.

"Ini menyangkut Anala, ada yang memberi bocah itu coklat," jawabnya.

"Lalu? Kenapa kalian repot-repot mencari pelaku yang memberi coklat itu?"

"Dia menyukai Anala!" Rayhan mengeluarkan suaranya, membuat Pak Pratama terkejut.

"Bapak jangan bilang kami berlebihan, kami tidak berlebihan, ini semua hal yang wajar, usia Anala masih ilegal, dan seseorang yang menyukai Anala bisa saja sudah legal, Anala adalah murid beasiswa, semua yang terjadi pada Anala itu tanggung jawab sekolah juga yayasan, jika terjadi sesuatu pada Anala tentu itu bisa membuat citra WHS buruk, itu hanya kemungkinan terburuk yang ada dipikiran kami," jelas Rayhan membuat Pak Pratama terdiam.

Pak Pratama menghela nafas. "Kenapa kalian sangat yakin jika seseorang itu menyukai Anala?" tanya Pak Pratama yang masih ragu.

"Seseorang itu menyatakan perasaannya dalam bentuk surat, yang ditulis dan diletakkan di atas coklat itu," jawab Habibi membuat Pak Pratama mengangguk.

"Lalu apa kalian sudah mendapatkan pelakunya?" tanya Pak Pratama membuat mereka menggeleng.

"Belum, seseorang itu sepertinya menggunakan masker, seseorang itu tahu betul letak Cctv kelas," jawab Rahsya.

"Baiklah."

"Kami meminta bapak untuk membantu mencari orang tersebut, untuk menghindari kemungkinan terburuk." Daffa berucap dengan nada datarnya.

Pak Pratama mengangguk, tentu Pak Pratama tahu apa yang membuat keenam pemuda itu sampai sebegitunya, mereka sudah menganggap Anala sebagai adik mereka sendiri, terlihat dari cara mereka memperlakukan Anala, menjaga Anala, dan juga menyayangi bocah berusia delapan tahun itu.

"Baik, saya akan membantu kalian, dan saya rasa orang yang menyukai Anala adalah orang yang mungkin bisa dibilang orang terdekat," ujar Pak Pratama membuat keenam pemuda itu terdiam dengan pikiran masing-masing.

Orang terdekat? Apakah salah satu dari mereka?

Sedangkan disisi lain Devan tengah menatap Anala yang sibuk dengan lutut yang terluka itu.

"Lo jatuh Cil?" tanya Devan membuat Anala menoleh lalu mengangguk.

"Kenapa?"

"Lari karena ambil bolpoin mehong Teh Nadia."

Devan mengangguk lalu duduk di kursi yang berada didekat brankar.

"Lo pinter kan Cil?" Anala menggeleng sebagai jawaban, bocah itu tidak merasa dirinya pintar, dia hanya merasa dia bisa.

WELFORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang