Prolog🥀

5.8K 534 27
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Giandra berjalan dengan mata terus menatap ke arah seseorang yang hanya Diam dengan Buku di pegangan pria itu.

Giandra memang tidak terlalu tau teman-teman sekolah ini karena Dia anaknya cukup pendiam juga pintar.

"Tinut! Tau gak dia siapa?"

"Itu yang duduk di bawah pohon?"

"Iyaa!"

"Kak Marvin itu Gi, Lo jangan Deket sama dia bahaya!"

"Hmm? Kenapa?"

"Dia anak nakal, berandalan juga nanti kalau Lo main sama dia kebawa jelek!"

"Kok gitu?"

"Pokoknya jangan deket-deket ya Gi!"

"Tapi Gia mau deket sama Kakak itu"

"Hadeh Gia di kasi tau malah ngeyel"

"Tapi tinut gak boleh kayak gitu!"

Giandra berjalan kembali dengan Tinut dia penasaran sebenarnya tapi dia tak boleh seperti itu sekarang.

****

"Giandra boleh duduk?"

Pria tampan itu menoleh saat ada suara yang bertanya, Pria itu mengerutkan Halisnya bingung baru kali ini ada seseorang yang mau berdekatan dengan dirinya.

"Silahkan!"

Pria itu kembali fokus ke bukunya karena sepertinya dia juga pintar seperti Giandra.

"Kita kenalan? Aku Giandra Leon biasanya orang panggil Gian atau Gi tapi untuk Kakak spesial boleh panggil Gia"

"Mari berteman"

Giandra mengulurkan tangannya untuk meminta Kakak kelasnya ini berjabat tangan dengannya.

"Ctakk~"

"Gue Malvin, Setelah ini jangan deketin gue lagi! Gue gak mau Lo kena sial, bye Gia"

Malvin menyentil kening Giandra dan berbicara seperti itu Sebelum pergi Malvin mengacak rambut Giandra dengan Lembut.

Semburan di pipi sangat terlihat bahwa Giandra sedang malu sekarang, bukan malu karena di tolak tapi malu karena di gusak rambutnya.

"Kenapa dia sangat menutup diri? Bukannya teman dia banyak?"

Giandra bergumam sendirian, yang Giandra tau Malvin banyak sekali temannya bahkan Malvin ketua dari Genk motor yang ada di Kota mereka ini.

"Gia harus bisa berteman dengan Kak Malvin!"

*****

"Vin! Bokap Lo nelpon ke gue dia nyuruh Lo pulang sekarang!"

"Gue? Tumben banget gue disuruh pulang!"

"Gue gak tau tapi yang pasti nada bicara dia cukup dingin Vin"

"Haha gue yakin dia mau ngapain!"

"Lo mau pulang?"

"Liat aja nanti, kalau mood gue pulang kalau gak mood gue gak akan pulang"

Malvin melanjutkan kegiatannya yaitu merokok sudah batang ke 5 yang Malvin nyalakan sekarang, Malvin sangat Gila dengan rokok.

*****

Mata Giandra tidak salah lihat kan, Itu Malvin pria yang tadi di sekolah dia ajak berkenalan dan berteman.

Pria itu sedang duduk di halte padahal dia membawa motor, Giandra melihat Sudut bibirnya robek dan tangannya pun berdarah.

Giandra menghampiri Malvin dengan segera untung dia membawa kotak obat juga plaster miliknya.

Sebuah botol dingin mengenai pipinya membuat Malvin menoleh dan saat melihat siapa, Malvin tersenyum tipis, adik kelas yang meminta berteman itu.

"Kak Malvin haus kan? Minum dulu"

Malvin menerima botol itu dan meneguk air di dalamnya hingga habis membuat senyum merekah tumbuh dari Giandra.

"Gia bawa kotak obat, mau di obati?"

Malvin diam sebentar tapi sesudahnya mengangguk membuat Giandra kembali senang.

Dengan telaten Giandra membersihan Luka di sudut bibir Malvin, Malvin menahan napasnya saat jarak dirinya dengan Giandra sangat dekat.

"Kak!"

"Panggil gue Malvin aja"

"Hmm, Malvin?"

"Kenapa bisa sampai luka?"

"Bukan apa-apa"

"Malvin itu tampan, sayangi tubuh juga wajah Malvin ya"

Giandra tersenyum ke arah Malvin dan Malvin hanya tersenyum tipis, Giandra memasangkan plaster kucing ke tangan Malvin.

"Semoga cepat sembuh Malvin, Gia duluan ya"

Giandra pamit saat sudah ada bus yang berhenti di Halte, Giandra melambaikan tangannya di balik kaca jendela.

Malvin hanya melihat hingga bus itu tak terlihat lagi, Malvin menatap tangannya yang sudah terbalut oleh plaster.

"Manis!"

"Manis!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Hai

See you next part👋

Pay pay

HoMe For Me (END) [Pdf Versi] ✓Where stories live. Discover now