Tertarik?!🥀

3.5K 396 55
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Malvin tersenyum melihat Giandra yang keluar dari rumah nya dengan wajah yang ceria

Hari ini Malvin mengantarkan Giandra bekerja di tempat Giandra, Sebuah cafe coffee yang cukup terkenal.

Giandra menggunakan baju rajut berwarna biru muda dengan Kaos dan celana Barista nya.

Malvin sempat menyuruh Giandra berhenti bekerja tapi Giandra tidak mau, Giandra ingin hidup mandiri dan membeli semua yang Giandra mau dengan uang nya sendiri.

Malvin hanya bisa mendukung dan menjaga Giandra dengan tenaga nya saja, padahal bila Giandra tidak bekerja Malvin masih bisa merawat Giandra.

"Selamat siang Malvin, bertemu dengan Gia lagi hihi!"

"Siang cantik, Baru satu jam kita tidak bertemu Malvin sudah rindu dengan Si cantik!" Malvin berucap dengan tangan mengelus pipi Giandra.

"Gia juga rindu Malvin, Jadi Gia mau peluk!" Giandra langsung memeluk Malvin yang duduk di atas motor dengan Giandra yang berjinjit.

Malvin mengangkat Giandra dan mendudukkannya di depan dirinya, padahal motor Malvin itu motor sport tapi Malvin malah memangku Giandra dan membuat posisi mereka sangat intim.

"Ihh Malvin kalau ada yang lihat bagaimana?!"

"Gapapa mereka punya mata sayang, lagian Malvin kan gak ngapa-ngapain"

Giandra memeluk Malvin dengan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Malvin.

"Gia mau di cium!"

Giandra mendonggak dan menatap Malvin, Malvin terkekeh Giandra meminta di cium tapi seperti meminta permen ekspresi wajahnya membuat Malvin candu.

"Cantik! Gia cantik dan selalu cantik"

"Cup!"

Bunyi kecupan sedikit nyaring karena Malvin menekan ciuman itu dan melepaskan dengan Segera.

Malvin mengelus kedua pipi gembil Giandra dengan kedua tangan besarnya, Giandra terlihat mengecil bila di dekat Malvin padahal Giandra bongsor.

"Gia kok jadi kecil kalau Deket Malvin? Kalau Deket temen Gia, Gia tinggi"

"Kan Malvin badan nya besar jadi Gia kecil, kalau Tinut sama Willi kan kecil badannya jadi Giandra tinggi!"

Malvin tersenyum dan memeluk Giandra lagi, lebih erat kali ini seperti tidak ada hari esok untuk memeluk Giandra.

"Kita berangkat? Gia mau duduk di sini terus atau pindah ke belakang?"

"Pindahin Gia ihh! Nanti Gia di cie-cie sama temen-temen Gia yang di cafe!"

Malvin terkekeh dan membalikan posisi nya mendudukkan giandra di kursi penumpang, mengambil kedua tangan Giandra dan menyimpannya di pinggang Malvin.

Giandra memeluk Malvin dengan erat dan wajah tersenyum Giandra membuat Malvin semakin tersenyum bahagia.

Malvin mulai menghidupkan motornya dan bergegas meninggalkan pekarangan rumah Giandra segera.

HoMe For Me (END) [Pdf Versi] ✓Where stories live. Discover now