Sajangnim

3.8K 370 8
                                    

Pagi hari di dorm NCT 127, sudah terjadi kerusuhan di dapurnya. Pasalnya mark yang kelaparan dan mencoba membuat telur dadar tapi ia lupa mengecilkan api nya dan meninggalkan dapur untuk ke toilet. Akibatnya, telur hangus, makan tidak, diomeli pula oleh para hyeong-nya

"Maaf, Hyeong."

"Hufttt, kau ini Mark... Jangan ulangi lagi dan lebih hati-hati."

"Iya, Hyeong."

Dari arah ruang tengah, Haechan yang ternyata baru bangun menatap bingung pada oara hyeong nya yang berkumpul di dapur. Jungwoo yang duduk menghadap ke arah ruang tengah menyadari kehadiran si bungsu.

"Haechan-aaa, baru bangun?" ucapan Jungwoo membuat semua orang menoleh pada Haechan yang kini tersenyum kaku sambil mengangguk. Berjalan pelan menghampiri para hyeong-nya, Haechan melihat sekeliling.

"Mencari apa?"

"Eh, cari minum."

Taeil menjawab sambil menggeserkan tubuhnya yang menghalagi pandangan Haechan untuk melihat dispenser. "Disini."

"Aaaa terima kasih Hyeong."

"Jangan minum air dingin pagi-pagi." Haechan mengangguk dan melanjutkan keinginannya untuk minum, masih dengan diperhatikan oleh para hyeong-nya yang bahkan sudah lupa tadi sedang menceramahi Mark

"Eumm hyeong..."

"Ya?"

"Apa tidak ada makanan? Aku sedikit lapar." Haechan tersenyum canggung, ia merasa lapar sejak bangun tadi. Berharap di dapur ada makanan tapi ternyata tidak ada.

"Astaga kita lupa memasak."

***

Setelah terjadi insiden pagi tadi, kini seluruh member 127 berada di agensi. Haechan melihat sekitarnya, nampak tak asing tapi ia tak bisa mengingat apapun. Haechan hanya diam diantara dua hyeong-nya yang tinggi itu.

Berasa kecil banget Haechan kalo ada diantara Johnny dan Jungwoo. Kenapa dua Hyeong-nya itu bisa-bisanya menempatkan seorang Haechan yang mungil diantara diri mereka yang menjulang. Tidak tahu saja Haechan jika dua Hyeong-nya itu memang ingin melindungi Haechan dari potret sasaeng atau bahkan kamera para media sekalipun. Mereka takut kalo Haechan belum siap untuk berhadapan dengan kamera.

Haechan masih tetap diam sampai akhirnya mereka semua sampai di ruangan pendiri agensi besar yang menaungi mereka. Ya, Haechan dipanggil oleh Lee Soo man.

Anak itu sedikit ragu saat tahu ia masuk kesana sendiri. Karena untuk pertama kalinya ia dipanggil oleh agensi setelah kejadian  yang lalu.

"Permisi..."

"Haechan?"

"Ndeee."

"Ayo duduk dulu." Lee Soo Man mengarahkan Haechan untuk duduk di sofa disebelah kiri nya. Setelah keduanya duduk, barulah beliau membuka suara seraya meletakan map biru di atas meja. Haechan mengikuti semua gerakan dari sajjangnim nya itu.

"Bagaimana kondisimu sekarang?"

"Baik sajangnim."

Ia tersenyum. "Ya, seperti nya kamu baik-baik saja. Apa kepalamu masih sering sakit? Aku beberapa kali mendengar kabar kau sering mengalami sakit pada kepalamu, Haechan-a."

"Sekarang sudah lebih baik sajangnim. Terimakasih telah mengkhawatirkan ku."

Lee soo man tersenyum lalu tangannya mengambil sebuah berkas. Ia membukanya dan memperlihatkan isinya pada Haechan. "Baca lah terlebih dahulu."

Dengan seksama Haechan membaca isi berkasnya, beberapa menit sudah terlewati dan Haechan bisa memahami apa isi dari berkas itu.

"Semua pilihan ada di tanganmu," ucap Lee Soo Man saat Haechan menatapnya.

"Aku... Aku ingin, tapi...."

"Bicaralah."

"Apa semua akan baik-baik saja?"

"Kau tenang saja Haechan-ah. Aku sendiri yang menjamin." 

"Baiklah." Haechan mengambil bolpoin dan membubuhkan tanda tangannya.

"Mohon bantuannya sajangnim."

"Tentu Haechan, tentu!"

***

Maaf lama banget ya? Pengen mak cepetin juga gak bisa😭 jadi mohon bersabar menunggu autor ngaret kayak emak ya🙏

Btw, mak seneng cerita ini yang baca mulai naik.
Makasih...❤

AMNESIA ✔Där berättelser lever. Upptäck nu