DIA

1.9K 258 13
                                    


Yang kangen mana suaranya? Hehe

Maaf mak baru bisa update, disana sini orang pada sakit. Termasuk keluarga emak. Jd emak yang harus turun tangan jagain walau sambil jaga anak. Ditambah juga anak mak ikut sakit. Beruntung mak gak ikut ketularan walau ada pusing2 dikit karena kurang istirahat.

Oh iya, ini kayaknya dikit banget kalo dibanding chapter-chapter yang sebelumnya.
Tapi ya... Selamat membaca.

***









Dua hari berlalu, Haechan sendiri bahkan tak tahu ia di dalam ruangan itu sudah berapa lama. Tak ada tanda-tanda apapun untuk ia mengetahui waktu. Ruangan itu seperti kedap suara, bersyukur ruangan itu tak kedap udara juga. Bisa mati kehabisan napas jika seperti itu.

Berjam-jam lamanya, bahkan tak ada seorangpun yang masuk ke kamar itu. Ia tak tahu ada dimana, perutnya perih karena tak ada makanan yang masuk atau hanya setetes air untuk ia minum pun tak ada.

Mungkin jika seminggu saja ia seperti ini, dirinya yakin, ia akan mati kelaparan.

Pikirannya sudah kemana-mana, memikirkan banyak hal yang akan selalu muncul disaat ia tak ada kesibukan.

Dari bagaimana kabar orangtuanya, para hyeong nya, atau mungkin para fans jika mereka tahu.

Ditengah banyaknya pikiran yang masuk, masuk juga seseorang ke dalam ruangan Haechan. Mereka saling bertatapan, orang itu membawa kresek yang Haechan yakini  itu makanan. Tercium dari aromanya.

"Chanieee, para hyeong mu memanggilmu seperti itu kan? Hmmm, apa kau lapar?"

Haechan hanya diam, jujur memang lapar, tapi pikiran aneh yang melintas di kepalanya membuat laparnya menurun.

Orang itu mengerti dengan tatapan waspada yang Haechan berikan. "Kau takut? Tenanglaj Chanieee, aku tak akan membunuhmu jika kau menurut."

Menurut? Kata itu seperti alarm, tanda bahwa ia akan aman untuk saat ini.

Haechan mungkin akan menurut untuk saat ini. Kaki dan tangannya masih terikat, ia tak bisa apa-apa.

Orang itu hanya memberikan bantal lebih untuk kepalanya saat ia menyuapi Haechan.

"Ouhhh, sudah habis. Sepertinya kau sangat kelaparan ya." Haechan hanya diam, ia tak bersuara sedikitpun dari awal orang itu masuk. Ia hanya diam untuk mengingat, dimana ia mendengar suara orang ini. Seperti sangat familiar.

"Apa kau hanya ingin diam? Tak ingin bernyanyi? Padahal kau selalu bernyanyi-nyanyi dengan hyeongmu di 127 atau bersama anak-anak yang lain. Aaaaah, sangat berisik setiap hari. Tapi kau tahu? Tak ada lagi yang berisik sekarang. Mereka hanya diam dan murung saat aku membawanya. Bahkan kudengar-dengar manager pribadi mu di pindah tugaskan ke WayV yang baru pulang kemarin loh."

Haechan sekarang benar-benar tahu siapa orang di depannya ini. Amnesia yang ia alami mungkin membuat kerja otaknya tak secepat dulu, tapi ia tahu siapa dia sekarang. Bahkan mungkin dari dulu.

Berbagai bayangan yang muncul tiba-tiba saat ia diam di kamar ini, sedikit banyak memberi petunjuk apa yang ia alami.

Ya, bisa dibilang Haechan memaksimalkan daya ingatnya. Memforsir otaknya untuk menggali ingatan itu. Kepalanya bahkan sangat sakit tapi Haechan benar-benar ingin tahu apa yang terjadi pada hidupnya sebelum semua ini terjadi.

"Apa kau ingat aku?" Dia tertawa saat Haechan memandang nya terkejut. "Apa iya? Oh aku terharu jika kau mengingat ku."

"Yeon Dae Woo..."

"Ahahahaha bahkan kau ingat nama lengkapku."  Masker yang dari tadi menutupinya kini ia buka. Menampilkan wajahnya dengan sempurna.



***










Tahu gak sih, mak abis kasih nama lengkap nya ini kan coba searching arti perkata dari namanya. Dan ternyata bagus dong.

Yeon: cantik atau anggun
Dae: hari
Woo: perlindungan atau hutan

Tapi mak mikir, kayaknya karakter awal dari orang ini dari yang mak pikirin bakalan masuk banget. Cocok gitu. Padahal mak asal bikin nama😭

Btw, gimana? Ada yang curiga sama dia?

Byebye😘💚



AMNESIA ✔Where stories live. Discover now