Sasaeng?

2.7K 333 16
                                    

Sesuai janji emak tadi pagi ya, update sore atau malem.
Hampir aja mak lupa, untuk barusan buka wp lagi😁

Happy reading 💚

***

Malam-malam Haechan kini selalu ditemani, siapapun itu pasti ada satu hyeongnya yang memeluknya saat tidur. Mimpi buruknya masih ada, tapi tidak sesering sebelumnya. Entah itu efek dari obat yang diberi dokter waktu itu, atau efek dari para hyeong nya yang menemaninya setiap saat.

Malam ini, mereka semua sepakat untuk makan malam di luar. Jarang-jarang mereka bisa makan diluar seperti ini.

Berbagai hidangan pastinya sudah memenuhi meja, ada beberapa minuman juga yang pastinya memabukan. Ide dari siapa lagi jika bukan dari Yuta dan Johnny, ada Jaehyun juga sih yang ikut memberi ide di awal.

Gak semua member minum, hanya beberapa dan yang kuat alkohol. Salah satu yang gak ikut minun tentu Haechan, dilarang sama oara Hyeong nya plus dia nya juga gak mau. Jawabannya udah kayak Jisung pas awal coba alkohol. "Lebih enak susu dari pada ini." Ya namanya juga bayi, jadi susu aja.

Semuanya makan-makan dengan bahagia, setelah kenyang, mereka gak langsung balik. Mereka menikmati waktu santainya. Bercengkrama sambil minum, atau melihat pemandangan kota dari pembatas kaca. Salah satunya Haechan, ia tak takut terlihat oleh fans dari luar. Tak ada penyamaran apapun, ia hanya menggunakan kaos dengan luaran kemeja. Meneguk cola yang ada di tangan sambil melihat bulan yang terlihat terang tak tertutup awan.

Melamun disana cukup lama sampai salah satu Hyeong nya mendekat. "Chan..."

"Ya," jawabnya sambil menoleh dan mendapati hyeong tertuanya. "Bulannya cantik kan? Kayak Hyeong." Haechan menaikan alisnya bingung. Menoleh ke belakang, beberapa Hyeongnya seperti sudah tertidur  menelungkup di meja. Ahhh sepertinya Hyeongnya yang satu ini juga sudah cukup mabuk.

"Lihat, bulat bersinar. Moon and sun, ughhhh... Aku rindu acara itu haha." Taeil menunjuk-nunjuk bulan lalu menepuk bahu Haechan agak kencang.

"Aaaa iya hyeong." Haechan meringis karena tepukan yang cukup kuat. Setelah berceloteh tentang berbagai hal random yang bahkan Haechan pun tak mengerti akhirnya Taeil berbalik arah kembali ke tempat duduknya.

"Haechan, ayo kita pulang." Akhirnya sang manager mengajaknya pulang. Beberapa yang sudah mabuk, berjalan dengan dipapah oleh member lain. Manager sendiri membawa Taeyeong. Sang leader sedang berbicara sendiri, tingkahnya bahkan membuat orang tertawa. Tapi beruntung mereka makan di restoran yang memang menjaga privasi artis atau idol dengan baik.  Haechan tertawa sesekali dengan tingkah mereka. Ia ada di paling belakang, Haechan sadar sepenuhnya karena tak minum sedikit pun.  Jaehyun ada di sampingnya, pipinya agak memerah tapi hyeong nya itu masih sadar betul dengan keadaan.

"Hyeong tak pusing?" Tiba-tiba Haechan bertanya, Jaehyun menoleh dan tentu menjawab sejujurnya. "Pusing sedikit, tapi Hyeong masih sadar dan berjalan normal. Kenapa?"
"Ahhhh tidak, aku hanya takut kau tiba-tiba ambruk seperti Mark tadi."

Jaehyun tertawa mengingat itu. "Astaga, kau takut aku terjatuh dan menimpamu?" Ia mengingat Mark yang tadi bilang tak apa-apa tapi saat berjalan anak itu tiba-tiba jatuh ke arah Taeil dan menimpanya. Sangat lucu karena Taeil yang juga mabuk malah menciumi seluruh wajah Mark seperti mencium bayi gembul yang menggemaskan.

"Hehehe." Haechan tertawa membuat Jaehyun gemas. Tapi tawanya hilang begitu saja. Seseorang berjalan terburu-buru dan tak sengaja menabraknya. Jaehyun menangkap Haechan yang memang jatuh ke arahnya. Tapi karena Jaehyun yang tidak siap, mereka jatuh dengan Haechan yang menimpa Jaehyun.

Tangan Jaehyun memeluk erat bahu Haechan yang kini sedang menatap orang yang menabraknya pergi.

"Hey, kau! Bukannya meminta maaf malah pergi begitu saja. Kau tak apa-apa Chan?"

Haechan memejamkan matanya, tiba-tiba pusing saat ia merasa beberapa bayangan muncul dikepalanya. "Chan?" Panggilan dari Jaehyun menyadarkannya. "Ahhhh, aku tak apa Hyeong."

"Hey kalian, cepat masuk." Manager tiba-tiba berteriak dari mobil. Yang lain sudah masuk, tinggal mereka berdua saja.

"Iya hyeong." Haechan bangun, ia mengulurkan tangan berniat membantu Jaehyun untuk bangun. Tapi saat Hyeong nya memegang lengannya, Haechan meringis sakit.

"Kenapa?" Jaehyun menarik tangan Haechan dan ia bisa melihat terdapat goresan panjang pada lengan Haechan. "Astaga, da-darah? Ayo cepat ke mobil." Jaehyun membawa Haechan yang masih meringis.

Saat masuk ke mobil, mereka langsung menjalankan mobilnya. "Hyeong, bisa mampir ke rumah sakit atau klinik 24 jam?"

"Klinik? Ada apa? Kau mau berobat?"

"Haechan terluka Hyeong."

"Apa?! Kok bisa?"

"Aku juga tak tahu hyeong. Lenganku tiba-tiba sakit."

Akhirnya mereka berhenti di klinik 24 jam. Haechan masuk dengan manager sedangkan Jaehyun dan yang lain menunggu di mobil dengan supir.

Luka di lengan Haechan segera diobati dan sekarang lengannya diperban. Goresannya cukup dalam tapi beruntung tidak perlu dijahit. "Apa kau tergores sesuatu? Seperti besi di pegangan tangga mungkin." tanya dokter saat membalut lukanya.

"Aku juga tak mengerti, aku bahkan tak memegang sesuatu yang tajam. Tapi tadi aku terjatuh."

"Jatuh?" tanya manager yang memang memperhatikan obrolan mereka.

Haechan mengangguk, "iya hyeong. Seseorang menabrak ku. Untung ada Jaehyun hyeong yang menangkapku."

"Berhati-hati lah. Lukanya jangan sampai kena air dulu.  Jangan lupa ganti perban ya."

"Terimakasih dok." Manager segera membawa Haechan keluar dari klinik.

***

Keesokan harinya, dorm masih terasa sepi. Tapi ada beberapa member yang sudah bangun dan sedang meminum susu hangat di dapur, Haechan berjalan menghampiri dan menidurkan kepalanya di meja.

"Mau susu?" Doyoung menawari. "Tidak Hyeong." Doyoung mengangguk dan meminum kembali susu nya, tapi pandangan nya terkunci pada lengan kanan Haechan  yang dibalut perban.

"Lenganmu kenapa?"

"Hanya luka sedikit Hyeong."

"Kau terluka? Kapan?" Seseorang yang baru memasuki area dapur bertanya.

Haechan menoleh dan mendapati Yuta di sana. "Semalam, waktu pulang."

"Kok bisa?"

"Entahlah, ada seseorang yang menabrakku sampai jatuh. Dan saat bangun, tiba-tiba sudah ada luka di sini." jawab Haechan sambil memegang lengannya sendiri.

"Apa sasaeng?" Tanya Yuta pada Doyoung yang mengedikan bahu.

"Mungkin, mereka terkadang nekat sampai melukai kita kan?"

"Haechan, kau harus lebih waspada ya."

"Iya Hyeong."

Tapi, apa benar itu sasaeng?

***

Gak ada double up ya say😁 jadi jangan minta double up. Bocah belom tidur soalnya.

Btw, ada yang maen tiktok? Mutualan di sana mungkin bisa😁
Kalo mau, bisa follow²an juga ya sama emak hehe. Cek aja @rryn62

Bye-bye💚

AMNESIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang