Pulang ke dorm

1.8K 245 22
                                    


Beberapa hari berlalu, laporan kasus sudah di proses dan besok akan diadakan sidang untuk kasus ini.  Haechan berencana untuk kembali ke dorm setelah menelepon orangtuanya tadi pagi. Kedua orangtuanya pun akan datang ke Seoul karena menghawatirkan keadaannya. Apalagi berita ini tadinya benar-benar ditutup oleh agensi bahkan dari orangtua Haechan sekalipun.

Lucas sudah datang untuk menjemputnya saat ia bermain dengan kedua anak Chen di ruang bermain. "Ayo Chan, Kun ge sudah memberitahu ku bahwa mereka sudah berkumpul di dorm utama."

"Baiklah, noona kami pamit ya. Terimakasih atas semua nya. Dan maaf karena aku merepotkan keluarga Noona."

"Kau ini bicara apa. Kalian tidak merepotkanku sama sekali. Kalian sudah noona anggap adik sendiri, jadi jangan sungkan ya. Kapan-kapan datang lah kemari untung berkunjung dan bermain dengan anak-anak."

"Ne... Kami akan berkunjung lagi kesini."

Setelah berpamitan juga pada anak-anak Jongdae, mereka memasuki mobil dan melaju dijalanan Seoul dengan kecepatan sedang.

"Hyeong?"

"Wae?"

"Aku... Aku takut hyeong."

Lucas menengok sebentar pada Haechan dan melihat raut wajah anak itu terlihat murung, tangannya terus memelintir ujung bajunya. Ia gelisah dan merasa tak nyaman entah kenapa.

"Apa yang kau takutkan, kau sedang ditunggu oleh mereka. Mereka begitu mengkhawatirkan mu. Jangan takut, aku akan ada di sampingmu selalu."

"Tenangkan dirimu oke? Ahhh, apa kau ingin ice krim?"

"Ice krim? Boleh Hyeong."

Lucas membawa kendaraannya pada salah satu tempat yang bisa melakukan drive true agar mereka tak terlalu menunggu lama dan tidak perlu turun dari mobil. Karena Lucas yakin Haechan tidak akan mau keluar atau ditinggal di mobil olehnya.

Setelah membeli ice krim dan meyakinkan Haechan bahwa tak ada hal aneh yang dimasukan kedalamnya akhirnya Haechan disibukan dengan sendok ice krim nya. Lucas melihatnya dengan tenang, ia senang bisa menghilangkan kegelisahan Haechan untuk sementara waktu ini.

"Kita sudah sampai, ayo turun!"

Dengan perlahan Haechan turun dari mobil, mereka memasuki lift menuju lantai 5 dengan Haechan yang berpegangan erat pada Lucas. Ruangan sempit di dalam lift membuatnya merasakan cemas berlebihan. 

Lucas yang mengerti juga segera memeluk Haechan dan menenangkannya. Tak lama mereka akhirnya sampai, Lucas segera membawa Haechan keluar.

"Pasword nya apa ya? Aku lupa... Apa kau ingat?"

"Aku ingat Hyeong." Haechan segera mendekat pada pintu dan menekan pin nya.

Setelah terbuka, dengan perlahan keduanya masuk. Masih dengan Haechan yang tak lepas dari genggaman Lucas.

"Kami datang..."

Mereka yang ada di ruang tengah segera menoleh dan terkejut. Sepertinya Kun ge tidak memberi tahu perihal kedatangan mereka hari ini.

"LUCAS!" Mereka langsung berdiri saat melihatnya, tapi suara mereka terdengar kembali saat melihat orang yang berada di belakangnya. "LEE HAECHAN!!!" Seruan yang begitu memekakan telinga, apalagi mereka langsung terkumpul diruang tengah saat sebagian tadi menyerukan nama Lucas.

Haechan yang kaget segera berpegang erat pada Lucas. Mereka ingin menyerbu keduanya tapi Lucas menahan.

"Lucas, bawa Haechan duduk." Kun dan anak WayV yang mengetahui kondisinya segera memberi ruang untuk keduanya.

"Ayo Chan kita duduk." Haechan mengintip dari balik tubuh besar Lucas. Ia melihat para member yang masih terkejut dengan kedatangannya, bahkan ada beberapa yang sudah meneteskan air mata.

Mengehembuskan napasnya perlahan, Haechan berjalan pelan bersama Lucas. Duduk di sofa dengan tangan yang masih menggenggam erat pada tangan Lucas.

Kun berjalan mendekat dengan perlahan duduk di samping Haechan. "Chan, Lihat siapa disampingmu."

Pandangan nya yang semula menunduk dan tidak fokus kini menoleh. "Apa kau ingat aku?" Haechan mengangguk.  "Apa aku menakutimu?" Haechan menggeleng. Kun tersenyum dan menatap orang-orang yang masih terdiam memberi kode agar mereka tetap pada posisinya.

"Coba lihat tangan Gege menunjuk pada siapa ya. Dan sebutkan nama mereka." Kun menunjuk orang-orang yang berada diruangan itu dan Haechan menjawabnya dengan suara pelan. Ia berhasil menyebutkannya satu persatu. "Apa mereka menyakitimu?" Haechan menggeleng.

Ia sendiri berfikir, disini semua orang ia kenali dengan baik sebelum semua ini terjadi. Sebelum ia mengalami kekerasan, amnesia dan terakhir penyekapan itu. Mereka orang-orang yang memperlakukannya dengan baik. Dengan perlahan tapi pasti gelisah dan rasa cemasnya berangsur menurun. Ia kini berani menatap mereka semua yang sedang menunggunya sejak tadi.

"Haechan-ie, boleh Hyeong memelukmu?" Haechan mengangguk. Taeyong segera memeluknya, ia menumpahkan tangisnya yang ia tahan sedari tadi.

"Maaf Hyeong tak bisa membantu dan menyelamatkanmu hari itu Chan-ie."

Haechan membalas pelukan erat Taeyong dan tak terasa ikut meneteskan air matanya.

Yang lainpun ikut merasakannya, mereka berpelukan disana. Tak bisa mengerubungi Haechan karena takut anak itu akan merasa tak nyaman. Tapi setelah terlepas dari pelukan Taeyong, Haechan memeluk mereka satu persatu.

"Hyeong, aku merindukanmu."

"Aku juga, jangan lukai tubuhmu lagi ya." Haechan menatap Jisung yang kini duduk di sofa dengan kaki diselonjorkan karena kaki nya masih di gips. Jisung yang sudah berurai air mata mengangguk. "Aku tidak bisa berjanji tapi akan aku usahakan."

"Guys... Makanan sudah siap sejak tadi. Ayo kita makan sebelum semuanya menjadi dingin." Taeil mengajak semuanya yang sedang dalam kondisi senang dan terharu.

"Baiklah, ayo Chan kita makan. Kebetulan kau juga belum makan siang kan."

Haechan mengangguk. Jisung segera dibantu oleh Jeno dan Yuta yang memang berada di dekatnya. Semua sudah duduk dikursi masing-masing. Haechan diapit oleh Taeyong dan Renjun di kiri kananya. "Ayo, kau harus makan banyak agar tak kurus seperti ini." Renjun mengambilkan nasi serta lauk pauk pada piring Haechan. Tapi anak itu masih diam saat piringnya sudah penuh membuat orang-orang menyadari tingkahnya.

Haechan menatap Lucas ragu.

"Hyeong, makanan ini buatan kalian kan?" Pertanyaan Lucas segera dijawab anggukan oleh Taeyong serta beberapa anak nct yang tadi memang ikut memasak di dapur.

"Aku dan yang lain membuatnya sendiri. Memangnya kenapa?"

Lucas mengalihkan tatapannya pada Haechan yang masih melihatnya sejak tadi. "Jangan khawatir, ini aman. Kau percaya pada Hyeong-deul kan?" Anggukan kembali menjadi jawaban, "ayo makan, semuanya baik untukmu." Dan perlahan Haechan memasukan makanan pada mulutnya. Mengunyahnya secara perlahan.

Lucas tersenyum dan memberi kode pada semuanya bahwa ia akan menjelaskan ini nanti. 

***

Mak sebenernya udah nulis ini dari kemaren hehe. Tapi sengaja baru up sekarang😁✌

Makasih udah baca, vote+komen.
Byebye😘💚

AMNESIA ✔Where stories live. Discover now