Persidangan

1.6K 222 17
                                    

Di sebuah gedung, terlihat sudah banyak sekali orang yang berada di depan. Dengan mic dan kamera yang sudah di setting sedemikian rupa, mereka sudah siap untuk melakukan siaran.

Siaran berita di televisi juga menyiarkan kabar tentang hal ini tentu nya.

Dari jauh, beberapa mobil datang membuat para wartawan segera menyorot kedatangannya. Dari depan sudah ada lee soo man dan beberapa orang lainnya yang diketahui sebagai pengacara perusahaan nya itu. Di belakang keluar Jisung dengan managernya yang membantu anak itu berjalan, serta tak disangka-sangka juga Lucas, orang yang dikira menghilang setelah menggegerkan publik beberapa waktu lalu itu kini hadir juga dan membantu Jisung di sebelahnya. Beberapa manager NCT  berjalan ke belakang yang juga ada sebuah mobil di sana dan keluarlah Haechan yang menutup tubuhnya dengan rapat bahkan hampir tak dikenali. Ia datang dengan eomma dan appa nya.





"Lucas-ssi  apa kau terlibat dengan ini?"

"Sajangnim, siapa orang ke dua yang anda maksud saat itu?"

"Apa itu Lee Haechan? Apa ia juga terlibat dengan semua ini. "

"Aku akan menjawabnya dengan singkat, semua orang yang aku bawa terlibat dengan hal ini. Lebih detailnya mungkin akan diketahui secara langsung nanti di dalam ruang sidang. Terima kasih."

Setelahnya hanya jepretan kamera yang terdengar. Haechan berjalan menunduk dengan kedua orang tuanya yang ada di sampingnya. Mereka diarahkan untuk masuk ke ruang tunggu khusus.

Lee soo man berjalan mendekati Haechan dengan keluarganya. "Haechan..."

"Aaaa sajangnim." Haechan berdiri dan membungkuk. Kedua orang tuanya ikut berdiri dan bersalaman dengan Lee Soo Man. "Maaf karena aku gagal menjaga Haechan."

"Itu bukan kesalahan anda sajangnim. Kami juga memantaunya dari jauh tapi kami... Ah tidak, saya sendiri sebagai appa nya merasa gagal karena tak bisa menyadari hal ini. Donghyuk sudah menjelaskan apa yang terjadi pada kami."

"Sekali lagi maaf kan saja tuan Lee, nyonya Lee."

"Tak apa sajangnim."

Haechan hanya diam mendengarkan apa yang mereka bicarakan. "Haechan-ah, jangan takut, semua ada di pihakmu saat ini."

"Ne, Sajangnim. Terima kasih."







Tak lama, sidang sudah akan dimulai. Dalam ruangan sidang sudah banyak wartawan yang duduk dengan kameranya, terlihat juga anggota NCT yang sudah datang disana. Mereka tidak mungkin melewatkan hal ini.

Fans juga ternyata sudah ada banyak di luar, bahkan pihak polisi dikerahkan di sana untuk men-tertibkan fans, takut-takut akan terjadi kericuhan.

Kembali keruang sidang, Haechan, dan Jisung sudah berada di tempatnya sebagai korban. Yang lain juga sudah menempati tempat masing-masing, begitupun Daewoo yang duduk di kursi tersangka. 

Sidang dimulai seperti biasa, hakim membacakan kasus yang tertera dalam berkas.

"Korban silahkan memberikan keterangan anda."

"Terimakasih hakim agung. Nama saya Lee Donghyuk, sebagai korban pertama dari dua tahun lalu hingga sekarang."

"Di awal dia melakukan semua perlakuan tak baik pada saya disaat-saat setelah berakhirnya aktifitas saya dan grup saya. Hari itu ia bilang tak sengaja mendorong saya, hingga beberapa waktu hal itu sering terjadi dengan dalih tak sengaja. Perlakuannya semakin kasar saat ia berada di sekitar saya tanpa member saya yang lain."

"Apa anda pernah melaporkan hal itu?"

Haechan mengangguk "Saya pernah melaporkannya pada salah satu manager, tapi tak ditanggapi dengan baik jadi saya akhirnya hanya bisa diam."

"Di sini tertera anda pernah diculik oleh tersangka, benar?"

"Benar, ia menculik saya saat saya berada di rumah sakit setelah jatuh dari tangga bersama teman saya Jisung."

"Saya diculik dan disekap entah berapa hari karena saya tak tahu kapan siang dan malam di tempat itu."

"Yeon Dae Woo, tersangka atas kekerasan serta penculikan dari Lee Donghyuk dan penyanderaan atas Park Jisung. Ada yang ingin anda sangkal atas keterangan korban?"

"Tidak yang mulia."

Haechan mengambil mic kembali. "Maaf yang mulia, boleh saya berbicara kembali?"

"Silahkan." Dengan perlahan Haechan memberanikan diri untuk menatap DaeWoo tepat dimatanya. "Saya ingin menggugat Yeon DaeWoo atas kejadian tabrak lari yang ia lakukan pada Yeon Na Ra."

Terlihat DaeWoo melebarkan kedua matanya, rahangnya mengeras setelah mendengar pengajuan gugatan dari Haechan barusan. Orang-orang yang ada di ruang sidang terdiam. "Silahkan lanjutkan ucapan anda."

"Yeon Na Ra, adik dari Yeon Dae Woo. Mengalami kecelakaan saat menyelamatkan saya. Ia mengincar saya tapi adiknya menyelamatkan saya dan berakhir tertabrak hari itu."

"Yeon Daewoo cemburu karena semua yang diceritakan adiknya adalah saya. Yeon Na Ra adalah fans saya yang beberapa kali bertemu saya dan bercerita. DaeWoo-ssi cemburu karena adik yang dicintainya menolaknya dan berpikir bahwa saya penyebab ia menolaknya. Padahal bukan, NaRa-ssi hanya mencintai saya sebagaimana fans saya yang lain, ia menolak Daewoo-ssi jelas karena mereka adik-kakak. Hari itu, sebelum kecelakaan Nara bercerita tentang hal ini dan menceritakannya."

"KAU BOHONG, NARA BAHKAN TIDAK BISA BERBICARA."

"Tersangka bisa tenang! Silahkan dilanjutkan." Haechan mengangguk. "Nara memang tidak bisa berbicara, tapi ia menuliskan semua ceritanya pada ku. Aku bahkan masih menyimpannya sampai saat ini." Haechan mengeluarkan beberapa lembar kertas lusuh, bahkan ada noda darah juga di sana. Petugas mengambil kertas tersebut dan menampilkan nya dilayar besar yang diawal sudah memperlihatkan bukti-bukti kejahatan Daewoo.

Surat dengan bercak darah itu kini terpampang dilayar.
(Anggap tulisan dibawah adalah jawaban dari kata-kata Haechan waktu mereka bertemu)






Haechan oppa, kita bertemu lagi.

Oppa sedang apa disini? Tempat ini ramai, apa tak bahaya bagimu?

Apa oppa ada masalah?

Aku tidak apa-apa oppa.

Apa wajahku mengatakan hal lain?

Sebenarnya aku ingin bercerita, apa boleh?

Oppa ku bilang, ia mencintaiku.
Tapi kami adik kakak, aku mencintainya sebagai kakak saja. Tapi kakak ku tidak.
Apa yang harus aku lakukan oppa?
Aku benar-benar menyayanginya. Tapi tidak untung menjadi pasangan. Jikapun ia bukan kakak kandungku, aku juga tak ingin menerimanya. Aku bukan wanita yang baik untuknya.

Tapi aku cacat oppa, Aku bahkan sudah tak bisa bicara. Aku ingin oppa ku mendapat wanita yang baik juga sempurna. Oppa ku adalah orang paling baik yang aku punya setelah semua orang pergi meninggalkanku.









Semua orang membaca itu termasuk Daewoo. "Sore itu, setelah kami berbicara ia menyelamatkanku dari kakaknya sendiri dan mengorbankan dirinya untukku. Kakak yang sangat ia sayangi, yang setelahnya terobsesi untuk menjadikanku sebagai pengganti adiknya yang sudah tiada."

"Bohong, itu direkayasa!"

"Saya tidak bohong, saya yakin DaeWoo-ssi juga mengenal tulisan tangan NaRa. Jika tidak percaya yang mulia bisa cek DNA darah yang berada di kertas itu. Walau sudah mengering, saya yakin itu masih bisa di cek."

***

Cieee emak duble up hihi...
Seneng gak seneng gakkkk?

Ada yang mau di tanyain dari penjelasan chapter ini?

Oh iya kyaknya ini bakal tamat di beberapa chapter lagi... Ayo kita pindah ke sebelah setelah ini ok👌

Makasih udah baca, vote dan komen.
Byebye😚💚

AMNESIA ✔Where stories live. Discover now