Kembali ke awal

6.9K 538 2
                                    

Akibat kejadian semalam, Nct 127 diberi libur 3 hari kegiatan promosi album. Mereka memanfaatkan waktu itu untuk menunggu Haechan di rumah sakit yang bahkan belum sadar.

Sang leader yang jadi saksi setelah terjadinya pemukulan sudah pulang dari kepolisian dan kini ikut bergabung dengan yang lain. Ia murung dan tak bersemangat lagi.

Doyoung yang ada di sudut lain berjalan mendekat pada Haechan, mengusap surainya lembut dan menitikan air mata melihat adik yang biasanya selalu jadi teman dalam keributannya kini malah diam dengan kepala yang diperban. "Haechan-ie cepat bangun, kami... Ah tidak, aku merindukanmu."

"Ya, cepat bangun, Chan. Semua orang kini merindukan mu." Yuta menepuk-nepuk tangan Haechan. Lingkar hitam mulai terlihat di kelopak matanya yang membengkak. Hidungnya bahkan masih memerah akibat menangis. Ia merindukan Haechan.

"Fullsun, cepatlah bangun," gumam mark yang duduk di sofa dan melihat dua Hyeongnya yang kini berdiri berjejer di samping Haechan.

***

"Manajer Shin, bisa kau jelaskan keadaan Haechan saat ini?"

Yoojin mengangguk dan menjelaskan secara rinci kejadian semalam karena sebelumnya ia tak bisa fokus saat ditanya tentang hal ini.
"Sajangnim, dokter juga bilang, ada kemungkinan ia akan mengalami amnesia."

Semua yang mendengar penuturam itu terdiam. Hingga seseorang memecahkan suasana. "Maaf Sajangnim, apa yang harus kami ucapkan pada fans?"

"Benarkan kejadian pemukulan itu tapi kemungkinan dari amnesia itu jangan diberitakan. Haechan belum sadar dan dokter bilang hanya kemungkinan. Semoga saja itu tidak terjadi."

Orang itu mengangguk dan memberikan informasi itu setelah rapat bubar. Berbagai tagar kini memenuhi media sosial, ucapan dan doa kini memenuhi kolom komentar dan berbagai media memuat informasi ini.

Dan dilain sisi, sore menjelang malam di rumah sakit itu Haechan mengerjapkan kedua matanya. Jaehyun yang sedang ada di sampingnya segera memanggil dokter yang tak lama segera muncul diantara mereka yang menunggu.

Haechan hanya diam saat diperiksa, rasa pusing dan badannya juga terasa begitu lemas untuk ia gerakan. "Eomma... Eomma..." Hanya itu yang ia gumamkan.

"Eomma dan appa mu baru bisa datang kesini besok, Chan." Mendengar ada yang berbicara, Haechan yang tadi menutup mata kembali akhirnya mengerjap dan menoleh perlahan. "Hmmm?"

"Eom..."

"Siapa?"

"Hah? A-apanya yang siapa?"

"Hyeong ini... Siapa?"

Terdiam, Jaehyun menoleh pada Jungwoo dan Mark yang ada di sampingnya. Keduanya hanya menggeleng dengan pandangan nanar.

"Chan, ini aku Mark, apa mata mu tak melihatku?"

"Mark?" Mark mengangguk, "Mark siapa?"

"Astaga... Hyeong..." Mark tak bisa lagi melihat ini.

"Chan-ie, kau jangan bercanda?" Kini giliran Jungwoo yang berbicara.

"Apa?"

Dokter yang melihat itu dan sedari tadi diam kini menghela napas berat. Ia memberi kode untuk sedikit menjauh. "Sepertinya, apa yang saya khawatirkan terjadi."

"Maksud dokter apa?"

"Setelah saya bertanya beberapa hal tadi, saya menyimpulkan bahwa Haechan mengalami amnesia."

"Jadi, Haechan... Dia... Dia amnesia?" Tanya Jungwoo tak percaya. Sedangkan disebelahnya, Mark sudah terdiam menunduk. Matanya memerah mendengar semua penuturan dari dokter.

Dokter mengangguk dan meminta agar wali dari Haechan segera keruangannya untuk membicarakan hal ini lebih lanjut dan Jaehyun mengatakan manager Shin akan segera ia hubungi.

Kini, ketiganya hanya diam. Tak menyangka hal ini terjadi pada adik mereka.

***

Sampai jumpa di chapter depan. Bye-bye...❤

AMNESIA ✔Where stories live. Discover now