Curiga

1.7K 247 23
                                    


Maaf baru update huhu

***

Hari berganti begitu saja, Haechan masih terdiam di kamar yang sama dengan keadaan yang juga sama.  Tubuhnya terasa lemas tak bertenaga karena ia menolak makanan dan minuman dari Daewoo.

"Ingin minum?" Haechan yang sudah tak bertenaga hanya melirik Daewoo dengan mata sayu nya. "Kau dehidrasi? Apa kau ingin mati kelaparan disini?"

Ingin rasanya Haechan berteriak IYA dengan kencang, tapi ia masih berharap seseorang bisa menyelamatkannya. Walau kemungkinannya kecil karena sudah lebih dari seminggu ia masih terkurung di sini.

"Tidak."

"Lalu?"

"Minum..."

"Mau ya? Aku sudah menawarimu dari kemarin-kemarin tapi kau menolak. Tapi aku kan baik, aku akan memberikanmu minum Haechan-ie."  Daewoo dengan santai mengangkat botol minumnya, menuangkannya pada wajah Haechan yamg pucat.

Basah, semuanya basah. Daewoo tertawa keras lantas pergi begitu saja disaat Haechan masih terbatuk akibat air yang masuk ke hidungnya.

Tak lama dari itu, dering ponsel terdengar. Daewoo mengangkatnya. "Ya, hallo. Siapa ini?"

"Ini aku, Daewoo-ssi."

Dari suaranya, Daewoo mengenali suara itu. Suara salah satu manager nct. "Ahhh iya, ada apa?"

"Bisa kau mengantarku dan winwin ke bandara malam ini?"

"Bandara?"

Haechan yang mendengar percakapan Daewoo dengan seseorang itu mengumpulkan tenaga dan berteriak kencang "TOLONG! SIAPAPUN DISANA TOLONG AKU!"

Daewoo terperanjat kaget, ia menoleh ke belakang dan melihat pintu kamar yang di tempati Haechan tak tertutup rapat. "Apa itu? Ada yang minta to..."

Daewoo segera menutup rapat pintu. "Aku bisa, beritahu aku waktunya."

"Oh oke, tapi suara tadi."

"Ah iya, mungkin suara tetangga apartemen ku. Aku akan memeriksanya sebentar dan segera berangkat ke agensi."

"Baiklah."

Pip

Sambungan terputus, Daewoo menyimpan  ponselnya di meja dengan kasar dan masuk ke kamar yang di tempati Haechan. Ia benar-benar marah kali ini dan tak akan segan-segan menyakiti Haechan.









Sedangkan di tempat lain, manager WayV kini masih menatap ponsel yang ada di genggamannya.

Seseorang keluar dari kamar mandi dan melihat managernya seperti itu merasa bingung. "Kau kenapa, Hyeong?" 

"Hah? Tidak, aku tidak apa-apa. Hanya merasa mendengar suara seseorang yang familiar tadi." 

"Familiar? Suara Daewoo-ssi kan? Tentu kau familiar dengan suaranya walau hanya baru beberapa kali berbicara secara langsung kan."

"Bukan, ada suara orang lain."

"Orang lain?"

"Ya, orang itu minta tolong."

***

Malam tiba, Daewoo pergi ke agensi untuk menjemput Winwin dan manager WayV seperti janji nya. Saat datang, dua orang yang ditunggunya sudah ada di sana dan segera masuk.

Daewoo segera menjalankan mobilnya, di dalam mobil hanya ada suara manager yang menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh winwin. Hingga satu pertanyaan muncul membuat Daewoo juga ikut bersuara.

"... Ahh Daewoo-ssi, bagaimana orang yang meminta tolong tadi? Apa ia baik - baik saja?"

"Dia baik-baik saja."

"Aku sampai kaget mendengar suaranya, memangnya ada apa?"

"Hmmm? Apa yang kalian bicarakan?"

"Ini loh Win, tadi kan Gege telepon Daewoo-ssi untuk menjemput kita sekarang. Tapi tiba-tiba ada yang minta tolong, jadi Gege kaget."

"Lalu? Bagaimana keadaannya sekarang?" Winwin menatap ke depan meminta jawaban. "Dia baik-baik saja, hanya sedikit terluka karena benturan."

"Kenapa bisa terbentur?"

"Ia terpeleset, kebetulan tak jauh dari flat ku dan pintu depanku sedang terbuka jadi suaranya sangat kencang."

"Ouhhh, semoga baik-baik saja ya."

"Ya, dia baik-baik saja. Saya sendiri yang memastikannya."

Setelahnya, tak ada lagi suara. Mereka hanya menunggu perjalanan sampai ke bandara. Sesampainya di bandara, winwin segera memakai topinya, barang bawaan mereka tak banyak. Hanya ransel dan koper yang sedang di keluarkan oleh Daewoo. "Terima kasih sudah mengantar kami, Daewoo-ssi."

"Sama-sama, ini sudah jadi tugas ku."

"Sekali lagi terima kasih, dan hati-hati di jalan," tambah Winwin dan segera memasuki bandara diikuti oleh manager yang menarik koper.

"Kalian penasaran sekali sepertinya." Daewoo segera pergi dan pulang ke rumahnya untuk melihat karya nya.







Di dalam bandara, manager mendapat telepon. "Hallo, bagaimana?"

"Dia sudah tak tinggal di sana sejak lama. Pengurusnya bilang ia sudah pergi dari beberapa bulan lalu."

"Benarkah? Mungkin ia sudah pindah, aku meletakan pelacak di mobilnya tadi. Kau hanya harus mengikutinya, berhati-hatilah, gerak-gerik nya mencurigakan."

"Ya, Gege. Aku akan berhati-hati."

Pip

"Bagaimana, Ge?"

"Aku takut itu memang dia Win."

"Kalau bukan?"

"Kalau pun bukan? Ia sudah meminta tolong, kita harus tetap menolongnya bukan?"

***

Makasih banget buat yang masih setia nunggu 💚💚💚

AMNESIA ✔Where stories live. Discover now