Chapter 27: I Miss You

6.9K 558 24
                                    

A/N: Warning! No edited and crappy chapter ahead


Setelah kira-kira enam hari kami membersihkan dan memperbaiki sekolah kami yang hancur gara-gara diserang oleh sekelompok makhluk yang haus darah, Hogwarts sudah tampak seperti sebelumnya. Kecuali untuk lapangan quidditch. Aku baru selesai menyingkirkan kayu-kayu dari lapangan. Aku belum sempat membuat kursi penonton yang baru ataupun mengganti rumput.

Hari ini, Hogwarts menerima seangkatan murid summer term. Sebagian murid yang lain sudah masuk sejak bulan April lalu. Sebagian murid summer term juga sudah masuk sejak awal sekolah setelah libur musim panas. Ya, pokoknya seperti itulah, aku tidak pernah mengerti sistem penerimaan murid disini.

Aku dan teman-temanku sedang makan malam di ruang makan. Suara anak-anak yang bercengkrama mengisi ruangan. Aku hanya duduk diam sambil mengaduk-aduk makananku—aku tidak terlalu berselera makan malam ini. Tidak lama kemudian pintu terbuka. Kepala sekolah McGonagall memasuki ruangan dengan kira-kira dua puluh anak mengekor dibelakangnya. Usia mereka kira-kira dua belas atau tiga belas tahun. Kepala sekolah McGonagall memimpin anak-anak tersebut ke ujung ruangan-tempat dimana sorting hat duduk manis.

Pelan-pelan, suara di ruang makan menghilang. Semua pasang mata memperhatikan anak-anak baru yang kini tengah menunggu giliran ditentukan oleh topi tersebut. Nama-nama dipanggil sesuai alphabet oleh kepala sekolah, tetapi aku tidak mendengarkan. Pikiranku sedang berkelana ke tempat lain. Aku bahkan tidak mendongak ketika ruangan dipenuhi oleh suara tepuk tangan dan siulan saat anak-anak baru tersebut sudah ditentukan akan masuk asrama yang mana.

Tiba-tiba, aku merasakan seseorang duduk di sampingku.

"Hai, aku Ronaldo. Tapi teman-temanku memanggilku dengan sebutan Aldo." Laki-laki yang duduk disebelahku itu mengulurkan tangannya, menunggu untuk disalami.

Aku menjabat tangannya. "Aku Scorpius."

"Senang bertemu denganmu," kata Aldo. Kemudian dia beranjak dari kursinya dan berkenalan dengan anak-anak asrama Slytherin yang lain. Sepertinya Aldo adalah cowok yang asyik. Rambutnya warna pirang pasir dengan mata berwarna coklat. Usianya kira-kira dua belas. Sulit untuk menebak dengan ukuran badannya yang tinggi. Dia memiliki bekas luka yang melintang dari pipi sampai jawline kirinya sehingga membuatnya terkesan jahat. Cocok sekali dia di Slytherin.

Asrama Slytherin kedatangan empat anak baru malam ini: Ronaldo alias Aldo, Miguel, Catherine dan Thyra. Aldo dan Miguel ternyata bersahabat, dua-duanya menyebalkan, jadi tidak sulit bagi mereka untuk mendapat teman disini. Sementara Catherine dan Thyra mulai berbaur dengan anak-anak perempuan lainnya. Thyra anak yang keren menurutku. Begitu dia masuk ke asrama dia langsung cepat-cepat berganti pakaian, katanya dia benci seragam Hogwarts karena dia tidak suka pakai rok. Oh, Emily pasti suka anak ini meskipun usia mereka beda satu tahun.

Aku membiarkan para penghuni baru asrama Slytherin hang out di common room, walaupun sekarang sudah lewat jam malam. Aku berganti pakaian yang lebih nyaman, menggosok gigi dan langsung tertidur begitu kepalaku menyentuh bantal.

***

Aku bangun keesokan paginya ketika seseorang menumpahkan air ke wajahku.

"What the heck?" jeritku. Aku mengelap wajahku menggunakan bagian kausku yang kering, hanya untuk melihat Aldo dan Miguel yang tertawa terbahak-bahak di lantai dengan ember kosong disamping mereka.

"Kau harusnya melihat wajahmu!" Aldo berkata sambil tertawa. Oke, dia belum dua puluh empat jam berada di sini dan dia sudah membuat ulah.

Dengan kesal, aku pergi ke kamar mandi dan mengganti bajuku. Sekarang masih terlalu pagi untuk sarapan, jadi aku memutuskan untuk pergi menyelesaikan lapangan quidditch. Begitu aku keluar dari kamar mandi, Aldo dan Miguel masih di kamar entah melakukan apa. Dari ekspresi wajah mereka aku tahu mereka sedang merencanakan sesuatu yang nantinya malah akan membuatku makin membenci mereka.

Shadow (old ver)Where stories live. Discover now