Chapter 35: Watch Him Burn

5.2K 481 19
                                    

A/N: No edited chapter

Aku berpaling kearah sumber suara itu dan aku benar-benar terkejut akan apa yang sedang aku lihat.

"Ayah?" bisikku. Aku menyumpahi diriku dalam hati. Scorpius dan teman-temanku yang lain mungkin tidak dapat mendengarnya, tetapi Volturi dan penjaganya adalah vampire, mereka pasti mendengarku. Ugh.

Ayahku keluar dari bayang-bayang dan secepat kilat, dua orang penjaga Volturi berjubah abu-abu memegangi kedua tangan ayahku dan menyeretnya kearah Aro.

"Ah, Charlie Roberts," Aro menepukkan kedua tangannya. "Para penjagaku sudah memburumu sejak kunjungan terkahir putrimu satu-satunya ke Volterra musim semi lalu. Harus aku akui, Charlie, kau benar-benar meringankan tugas kami disini. Aku tidak perlu menunggu terlalu lama untuk memisahkan kepala dari badanmu."

Aku hanya bisa mengumpat. Oh, tidak. Seharusnya ayah tak perlu datang, dia tidak seharusnya disini. "Lepaskan dia," aku berkata dengan penuh penekanan. Mimik wajahku mengeras.

"Jangan dengarkan dia, Aro." Apa? Aku tidak salah dengarkan? Aku sedang mencoba menolongnya dan sekarang dia mengatakan pada Aro untuk tidak mendengarkanku. "Ayah, apa maksudmu?"

"Charlie, tanpa kau suruh pun aku tidak akan mendengarkannya." Aro tertawa sinis lalu mendekat kearah ayahku dan menarik rambutnya. Aku berlari ke arah mereka tapi dengan kecepatan cahaya dua vampir penjaga dengan jubah abu-abu telah berada di sisi tubuhku dan langsung memegangiku. Aku berusaha menendang salah satu dari mereka tetapi hal tersebut tak berpengaruh, malah membuat kakiku sakit.

"Menjauh darinya, biarkan aku yang memeganginya." Scorpius berujar dibelakangku. Tangannya menggenggam tanganku erat. Dua penjaga itu akhirnya melepas genggaman mereka padaku. "Kau ingin ini menjadi perang? Jika tidak, jangan bawa emosimu." Bisik Scorpius di telingaku.

"Perkataannya benar, nak. Biarkan aku yang bertanggung jawab." Charlie meringis merasakan tarikan Aro semakin kencang. Mataku telah berkaca-kaca melihatnya. Walaupun di saat kami bertemu dia menolakku tapi bagaimanapun juga dia adalah ayahku. Dan sekarang dia mengorbankan dirinya untukku, untuk anaknya ini. Kakiku lemas menyadarinya. Aku pasti telah terjatuh jika saja tangan Scorpius tidak dengan sigap menangkap tubuhku.

Aro mencengkeram erat kedua pipi Charlie dan dengan sekali hentakan terdengar bunyi memilukan akibat dari tulang lehernya yang patah. Air mata mengalir deras dari mataku. Tubuhku memberontak dengan sendirinya. Pelukan Scorpius semakin erat melingkari tubuhku. Mulutnya membisikan sekian banyak kata untuk menenangkan aku yang telah kacau.

Salah satu vampir penjaga melemparkan sebuah korek kecil yang langsung membakar tubuh Charlie. Tangisanku semakin histeris saat melihatnya.

Kini, sepasang tangan dingin memelukku dengan erat seakan mencoba membuatku tenang. Dagu Rosalie menempel pada ubun-ubunku. Tangannya mengelus punggungku dengan sayang. Tapi hal tersebut tak berpengaruh apapun pada diriku. Tatapanku kosong menatap tubuh ayahku yang telah habis terbakar.

Tangan Rosalie beralih pada kedua pipiku. "Emily, dengarkan aku, kau tidak sendiri di dunia ini. Banyak teman yang akan menemanimu dalam hidup ini. Jangan berbuat bodoh dengan menyusul Charlie ke alam sana. Seberapapun usahamu itu tidak akan membuat dia kembali. Jalanilah hidup ini sebagai rasa terimakasih padanya. Buat dia bangga di alam sana. Berjanjilah padaku." Mata kuning topaz itu menatapku lekat. "Aku yakin semuanya akan baik-baik saja," dia melanjutkan. Anggukan lemah dari kepalaku membuat dia memelukku lebih erat lagi. Seketika sekitarku berputar-putar dan gelap.

Scorpius POV

Tubuh Emily lemas setelah pelukan singkatnya dengan Rosalie. Aku buru-buru memegangi kepalanya dan dengan panik menepuk-nepuk pelan pipinya yang berbekas air mata. "Emily, bangun."

Shadow (old ver)Where stories live. Discover now