Chapter 34: The Talk

4.8K 522 21
                                    

Semua mata mengarah pada sumber suara tersebut. Dapat kulihat beberapa pasang mata kuning topaz dan 2 orang lainnya yang tidak bermata topaz menatap tajam Aro. Kutatap wajah-wajah familiar tersebut dengan kerutan samar diantara alisku. Mengapa mereka disini?

Mataku beralih kepada Aro yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempatku berdiri. Ekspresinya mengeras melihat keluarga Cullen yang baru saja datang. "Lama tak jumpa, huh?"

Seorang perempuan cantik muncul dari belakang punggung Edward. Renesmee. Hal itu sontak membuat para anggota Volturi terkejut.

"Hai, gadis kecil. Kita kedatangan kejutan lagi rupanya. Dan kau membawa anjing itu bersamamu rupanya. Tidak kusangka." Aro tersenyum sinis. Renesmee mengangguk kecil dengan seringaian menghiasi wajah cantiknya.

"Jadi bagaimana, Cullens?"

Carlisle angkat bicara. "Emily tidak berbahaya, Aro. Dia tumbuh seperti layaknya manusia biasa, walaupun ada beberapa sifat vampir pada dirinya. Dia hanya setengah vampir seperti Renesmee. Bahkan mungkin kita tidak bisa menyebutnya setengah vampir seperti Renesmee. Mungkin lebih tepatnya seperdelapan? Kau lihat sendiri kan? Sifat vampirnya sedikit sekali sedangkan gen ibunya pasti sangatlah dominan. Tak ada yang perlu di khawatirkan. Percayalah."

"Hal tersebut benar adanya." Scorpius menarik tanganku dan posisiku menjadi tepat disebelahnya. Aro terlihat berapi-api.

"Bahkan Renesmee saja yang benar-benar setengah vampir tidak berbahaya, bukan? Kau sama sekali tidak melihat tanda-tanda bahaya sejak ia lahir sampai hari ini, akuilah," Edward, ayah Renesmee juga ikut bicara.

"Bagaimana kalian bisa menjamin tidak akan ada bahaya yang dapat ditimbulkannya di masa yang akan datang? Maksudku, jika anak itu kita biarkan hidup, umurnya tentu masih panjang. Bagaimana kita bisa menjamin akan terciptanya kenyamanan selama dia hidup?"

"Kami para guru tak akan membiarkan dia memakai sihir diluar Hogwarts karena dia masih dibawah umur. Hal tersebut telah menjadi larangan tersendiri di dunia kami."

"Kalau begitu mengapa Emily dan Scorpius memakai sihir saat berada di kastil kami yang berada di Volterra. Itu jelas bukan di wilayah ini, bukan?" Aro masih tetap bertahan dengan pendapatnya.

"Itu memang tidak diperbolehkan. Hal itu juga sudah diketahui oleh kementrian. Kementrian telah meminta mereka segera menjalani sidang setelah Emily kembali ke sini."

Itu berita baru untukku. Terima kasih kepada pelindung di perkemahan blasteran yang membuat penggunaan sihirku di sana tidak terdeteksi.

"Tapi seperti yang kau bilang, Carlisle. Sifat ibunya sangat dominan. Itu berarti bau sebagai keturunan demigodnya sangat tercium oleh monster-monster mitologi. Hal itu tentunya akan berpengaruh pada dunia kita."

"Apa pengaruhnya?!" Scorpius berteriak pada Aro.

"Lagi pula, monster tidak akan bisa masuk ke dalam Hogwarts. Dan saat ini juga kita sedang berada di luar daerah yang dilindungi sihir dan tidak ada satupun monster yang datang," McGonagall mulai bicara lagi.

"Dan perlu kalian ketahui, saat liburan natal kemarin tidak ada satupun monster yang mengejar ngejar kami yang sedang bersama Emily," sambung Rose.

"Begitu pula saat kalian menjebak kami supaya datang ke Italia. Tidak ada monster yang mengejar kami kecuali 2 empousa suruhan kalian!" lanjut Scorpius.

"Tapi aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat di perkemahan dia sempat diserang oleh monster," Drew ikut campur.

"Aku tahu! Pasti bau khas demigod Emily dapat ditutupi oleh Scorpius," Albus mengatakan hal yang sontak membuatku terkejut. Apa itu mungkin?

"Ya, kau benar Albus! Saat libur Emily selalu berada di sekitar Scorpius, bukan? Begitu pula saat mereka di Italia. Dan saat di perkemahan Emily tetap diserang sebab tidak ada Scorpius di sekitarnya," Rose menjelaskan. Aku masih setengah tidak percaya sekaligus kagum. Begitu pula dengan Scorpius.

"Memangnya Emily akan selamanya bersama Scorpius? Maksudku, se-la-ma-nya?"

"Itu masih bisa diatur," jawab McGonagall.

"Cukup basa-basinya!" Caius melangkah maju ke arahku dengan cepat dan diikuti oleh Jane dan Alec.

Tiba-tiba hal yang membuatku bingung terjadi. Jacob, orang yang pernah kutemui di La Push, merubah dirinya menjadi serigala coklat setinggi kuda. Renesmee memang pernah mengatakan bahwa ia adalah seorang werewolf, lebih tepatnya shape-shifter.

"Astaga!! Dia seorang animagus!" teriak Profesor Neville yang tampak terkejut seperti kami semua.

"Dia adalah shape-shifter, werewolf Quileite. Tapi kurang lebih sama deh," ujar Renesmee.

Jacob maju dan mendesak mundur Caius yang sekarang tampak ketakutan.

"Jacob, hentikan. Kembali ke sini." Edward memerintahnya.

Saat Jacob berbalik dan berjalan ke arah kami, Jane memberinya ilusi itu. Ilusi yang dapat menyebabkanmu merasakan sakit yang luar biasa. Jacob yang masih berwujud serigala langsung terkapar dan meraung kesakitan. Keluarga Cullen pun langsung maju. Jane mengalihkan pandangannya ke arah Carlisle dan ilusi itu langsung menimpanya. Lalu kulihat Bella menatap Carlisle dan seketika rasa sakit itu lenyap dari tubuhnya. Sepertinya Bella punya semacam perisai yang dapat ia salurkan pada orang lain.

"Reducto!" teriak Scorpius mengarahkan manteranya kepada Volturi yang menyebabkan ledakan di tanah tempat Volturi berdiri dan melumpuhkan beberapa anggota mereka.

Alec mengeluarkan asap hitam dari tangannya. Ini bahkan lebih buruk lagi.

"Avada-"

"Hentikan!"

Suara itu berhasil menghentikan mantera yang hampir dikeluarkan Ron.

A/N :

3K votes yaaay! Thanks readers. Btw minta kritik dan sarannya dong buat kelanjutan cerita ini. Lanjutannya kira-kira mau gimana niiih?

-A

Shadow (old ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang