28 || udah hampir 4 semester ya?

62 36 8
                                    



"𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚑𝚊𝚝𝚒?
𝚂𝚊𝚗𝚝𝚊𝚒 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚂𝚎𝚑𝚊𝚛𝚒-𝚑𝚊𝚛𝚒"

~𝓱𝓪𝓷𝓲 𝓵𝓲𝓸𝓼𝔂𝓪𝓱𝓪𝓻𝓪 𝓪𝓭𝓷𝓪𝓷𝓽𝓪

••••

Suara dering dari ponsel yang tergeletak dilaci kamar itu terdengar sangat nyaring. Sehingga laki-laki yang tertidur pulas itu.bangun, karna terganggu oleh suara berisik itu.

"Hoamm.." ia bangun, dan duduk di tepi ranjang sambil meraih ponsel nya yang masih berdering kencang dan dilayar ponsel itu tertulis nama bunda.

Jari tangan nya. Menggeser tombol hijau dan artinya panggilan itu di terima.

"Assalamualaikum bunda, Ada ap—" ucapan laki-laki itu terpotong karna suara dari seberang telpon tanpa aba-aba memotong ucapan nya.

📞: "Bian. Bunda gak mau tau,Minggu depan kamu pulang gak usah tanya apa-apa,bunda harap kamu nurut sama bunda"

Albian yang mendengar itu langsung mengiyakan saja tanpa banyak tanya sesuai keinginan bunda,Panggilan itu ditutup oleh bunda, Albian terdiam sejenak sambil berpikir.

'Ada apa?kok gini, bukan nya bunda yang pengen gue ada disini?gue emang gak mau banyak tanya, tapi otak sama hati gue gak bisa bohong.' batin Albian.

Setelah berpikir keras.dia beranjak bangun dari ranjangnya ,dan berjalan menuju kamar mandi bertujuan untuk mandi, setelah kegiatan mandinya selesai dia berjalan menuju dapur dengan menggunakan kaos hitam polos dan celana kolor bermotif batik berwarna coklat.

Dia menyalakan kompor. dan mengambil panci berukuran kecil lalu menaruh nya di atas kompor dengan api yang sudah menyala, lalu dia mengisi air kedalam panci itu menggunakan gelas.

"Pagi gue gini amat."

Sambil duduk dan mengoleskan selai kacang mengunakan pisau ke roti tawar yang sedang Albian  pegang.

"Kemampuan masak gue minim banget" kata nya sambil hendak berdiri dan menyimpan roti yang sudah dia olesi selai kacang di piring.

Dia berjalan meraih gelas. Dan mematikan kompor karna air yang dimasak sudah panas, Albian menuangkan air panas itu kedalam gelas bening lalu tangan nya beralih membuka rak di atas kepalanya mengambil teh celup.

Albian membawa roti dan teh hangat buatan nya ke balkon kamar apartemennya, dan menaruh nya di meja. Albian duduk di sebelah meja sambil meminum teh hangat yang dia buat tadi sambil menikmati pemandangan London di pagi hari.

"Indah, tapi gue kesepian"

"Andai ada lo bertiga Ray,Rev, Lang" gumam nya sambil menyeruput teh nya.

"Minggu depan apa mereka juga pada pulang? "  monolog nya.

"Minggu depan tuh akhir bulan.dan awal bulan, dan berarti—"

"Fania ulang tahun? " kata nya sambil meraih ponsel nya yang tergelatak di meja dekat roti selai nya.

"Iya bener, senin depan tanggal 2" ucap nya sambil melihat aplikasi kalender di ponsel nya.

"Gue mau ngasih apa ya ke calon ibu anak-anak gue" kata nya sambil berpikir dan langsung kembali menyalahkan ponsel nya.

Lalu menelpon seseorang. Tidak menunggu lama Albian langsung mendengar suara yang tak asing dari ponsel nya.

"Apa kabar big bos and big boy nya bu Fania"  Ucap suara di seberang sana dengan nada menggoda.

Albian hanya diam sambil memakan roti yang dia buat tadi, "baik, lo? Eh tapi keliatan nya nambah sinting sih ahaha" kata Albian.

"Anjirr lo Al, bay the way gimana kuliah lo? " tanya suara di berang sana.

"Biasa aja, lo gimana? " basa basi Albian

"Aman tapi minggu depan gue rencananya balik jakarta dulu bang" Jelas suara di seberang sana.

"Sama.gue juga balik indo jakarta Lang, minggu depan" Saut Albian

"Bisa bareng gini ya? Bang Ray juga bilang nya sama tapi gak tau kalo bang Rev" kata Suara di seberang sana yaitu Elang.

"Oh gitu ya, yaudah gue matiin ya mau packing barang buat baling indo" Ucap nya lalu mematikan telpon nya tanpa sepertujuan Elang.

Perasaan gue gak enak. Batin Albian

••••

Fania sedang membaca buku yang berjudul Dear j dengan air mata yang terus jatuh Fania masih teguh dengan pendirian nya pantang berhenti baca sebelum tamat, headset terkadang di telinga nya.dia tak sadar bahwa ada beberapa pesan masuk karna di mode jangan ganggu dan musik juga membuat suara getar pesan masuk tidak terdengar.

Tok.. Tok.. Tokk

Suara pintu diketuk dari luar kamar Fania. Fania yang mendengar itu langsung menoleh ke arah pintu dan melepas headset nya lalu turun dari kasur berjalan menuju pintu, lalu membuka pintu.

Ceklekk..

Bunyi decitan pintu yang dibuka. "Shawadi Fania" sapa perempuan di depan pintu kamar, ciri-cirinya dia berbadan tinggi tidak ,dan pendek juga tidak, sambil membawa tas kecil yang dia kenakan di baju kanan nya.

"Haloo, kemana aja lo baru main" kata Fania pada bestie tercinta nya siapa lagi kalo bukan Hani, tapi Hani kini sibuk mengamati mata Fania yang sedikit sembab. "Lo abis nangis? " tanya Hani

"Hehe iya" kata Fania sedikit malu.

"Kenapa? Sama si Albian  atau si Dion? Gue hajar berani banget mereka" kata Hani sambil mengelintingkan baju lengan panjang nya ke siku tangan.

"Hehe bukan, ini perkara fiksi" jelas Fania, sambil berjalan menuju kasur dan duduk di tapi kasur.

"Njir lo masih stan Wattpad? Fiks banget cowok ciptaan Author itu sempurna semua njir" kata Hani sambil heboh, dan ikut duduk di sebelah Fania

"Jelas sih, cuman kurang nya satu" ujar Fania, Sambil kembali membuka buku Novel Dear J   nya dan kembali membaca.

"Apa? " tanya Hani menunggu jawaban dari Fania.

"Gak nyata" Ucapan Fania membuat kedua nya terdiam Hani memegang dada nya seolah-olah sesak dengan ucapan Fania tadi.

Ke tampar kenyataan oy. Batin Hani

Ternyata sakit juga ya pacaran beda dimensi. Batin Fania

••••

Brakk..

"AHAHAHAHA.. GUE YAKIN SETELAH PALSUIN SURAT KONTRAK DIA BAKAL RUGI BESAR DAN GUE BUKAN MENANG BANYAK, MAMPUS LO ARDI AHAHAHA" tawa dan teriakan itu terdengar nyarinya di dalam ruangan luas dan merah bak kamar kerajaan.

"Kalo gini cara nya, gue bisa hancurin dia perlahan HAHAHAHAHAHA"

••••

𝚂𝚎𝚐𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊 𝚐𝚞𝚢𝚜!! 𝚂𝚎 𝚞𝚞

𝚂𝚎𝚐𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊 𝚐𝚞𝚢𝚜!! 𝚂𝚎 𝚞𝚞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALBIAN :Fly and fall「pre order」Where stories live. Discover now