21 - Bahagia dan Lara

1K 141 4
                                    

🦋Happy Reading🦋

"Dahayuku aku ingin bercerita tentang diriku yang Gulana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dahayuku aku ingin bercerita tentang diriku yang Gulana. Gulana karena dunia yang selalu membuatku Lara. Aku tau, kalau kita Lengkara untuk bersama. Tapi aku ingin memberikan cinta kepada dirimu dengan penuh Makna."

Artinya :

"Kekasihku aku ingin bercerita tentang diriku yang Letih. Letih karena dunia yang selalu membuatku Sakit. Aku tau, kalau kita Mustahil untuk bersama. Tapi aku ingin memberikan cinta kepada dirimu dengan penuh kesan."

***

Setelah berkenalan dengan adiknya kak Gita yang bernama Chika Adel pergi dari rumah sakit. Gadis itu memutuskan untuk pulang kerumah. Hari yang sudah berganti mulai dari pagi sampek gelap.

Adel berjalan memasuki rumahnya, rumah besar itu terlihat sangat sepi menurutnya. Apa lagi memang sudah sangat larut malam. Lampu di rumah juga sudah mati.

Namun saat sudah sampai di ruang tamu langkah Adel terhenti karena lampu yang semula mati tiba-tiba menyala. Adel melihat di dekat saklar ada sang ayah. Laki-laki dengan memasang wajah dinginnya. Tak hanya itu seakan laki-laki itu sedang menahan amarahnya. Laki-laki itu berjalan menghampiri Adel.

"Pa..!"

Belum sempat Adel memanggil sang Papa, sebuah suara tamparan keras mendarat di pipi Adel. Sehingga membuat Adel menoleh ke samping, tamparan yang sangat keras menurutnya. Perih dan panas Adel rasakan. Tangan kanannya memegangi pipi yang baru saja di tampar itu.

"Kamu kemana hah! Bolos lagi? Pulang sampek malem kayak gini?"

Arsen yang seakan kesetana segera menyeret gadis itu untuk pergi ke atas. Membawa Adel masuk ke dalam toilet. Tak hanya itu Arsen juga menyalakan shower dan mulai memukuli Adel di punggungnya. Masih sama dengan sebuah ikat pinggang miliknya.

Meski beberapa kali Adel mengaduh kesakitan Arsen tetap melanjutkan aksinya. Adel di sana sudah menaha sakit di pungung. Terasa perih meski terhalang oleh seragamnya.

Menangis saja Adel sudah tak bisa dan tak mampu. Hanya tatapan kebencian yang Adel perlihatkan saat ini. Memori Adel tentang Papanya yang dulu tak seperti ini seakan hilang dan sudah terhapus dengan Papanya yang sekarang.

"Jangan jadi anak kurang ajar dan anak yang tidak tau terima kasih Del." Nada dingin Arsen terdengar jelas di telinga Adel.

Setelahnya Arsen pergi meninggalkan Adel sendiri di sana. Shower yang membasahi tubuh Adel tetap menyala. Begitpun Adel masih terdiam duduk di sana. Untuk berdiri saja Adel tak mampu.

Namun beberapa saat kemudian shower itu mati dan sebuah tangan menyentuh pundak Adel. Biru."Ayo Del, berdiri."

Adel menuruti apa kata sang Mama. Ia berusaha berdiri dengan di bantu Biru. Membawa Adel ke kamar ganti dan membantu Adel menganti pakaiannya.

Distant feelingWhere stories live. Discover now