0. Mulanya

72.9K 5.3K 133
                                    

Air mata mengaburkan penglihatanku, meski demikian aku nggak punya pilihan selain pergi dari tempat ini secepatnya karena bertahan hanya akan menyakitiku lebih lama.

Aku melompat ke dalam Range Rover Velar A' Rian begitu pintunya terbuka. Dari spion aku bisa melihat mantan tunanganku keluar dari dalam kontrakannya, berusaha mengejar.

Tapi aku tidak menghentikan laju kendaraan, justru memacunya semakin cepat dengan bantuan GPS yang sudah di set A' Rian menuju ke hotel tempatnya menginap demi memudahkanku mengemudi dan supaya aku tidak tersesat.

Dua blok dari kontrakan Rayyi aku berbelok sesuai perintah GPS di jalanan yang lumayan sempit dan pepohonan yang tumbuh lebat dari balik salah satu pagar rumah menutupi jarak pandangku, terlalu telat bagiku untuk mengerem saat melihat truk pengangkut sampah di depan sana.

Dengan cepat kubanting setir ke kiri, mobil berguncang saat menabrak dan melompat naik ke trotoar sebelum berhenti.

Saking kagetnya aku bahkan tidak bisa berteriak, tapi lamat-lamat aku mendengar teriakan dan beberapa orang berlarian kearah mobil yang kukendarai dan mulai menggedor kaca mobil.

Wajah-wajah sangar, panik, lusuh dan lelah mengelilingi dan menatapku dari luar.

Ya Allah, gini banget nasib calon istri idaman. Disaat kayak gini kenapa nggak ada pria-pria ganteng semi bule, pake jas Zegna, menunggang Ferari dan berperut roti sobek yang menyelamatkanku ... kenapa mesti mamang penjual gorengan, akang-akang pengangkut sampah, mas-mas ojol, dedek-dedek SMA dan seorang om montok pulang jogging yang menaruh kepedulian dan menjadi penyelamatku.

Kenapa oh kenapa ... kenapa dunia nyata nggak seindah dunia oranye dimana CEO perusahaan gede nyaris kayak curut yang bisa berkeliaran dimana saja untuk menyelamatkan upik babu yang baru saja dicampakkan tunangan.

Ini bener-bener nggak adil. Sangat nggak adil. Dan ... air mataku jatuh semakin deras di pipi.

Hai hai hai ... Ada cerita baru niih
Ceritanya A' Rian abang nomor dua nya si genit Reira dengan calon ipar mereka Maharani Bregita yang polos2 manjah menggodah.

Ini cerita berlatar budaya keluarga Palembang asli ya jd jangan heran ntar kalo Bahaso wong Kito bakalan banyak yg keluar. Ntar dikasih translate kok buat yg gak ngerti 🤣🤣🤣

Untuk awal2 bakalan slow up date yak ... Jadi gak usah dikomenin cem macem lagi deh, yaaah sama2 tau aja. 🤗🤗

Just Move OnNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ