2. Welcome

37.8K 4.1K 316
                                    


Aroma manis mirip caramel yang menguar darinya berpadu harmonis dengan aroma kopi yang sengaja kupilih sebagai pewangi mobilku.

Sudah sekitar dua tahunan kami tidak bertemu, tepatnya sejak rumah pribadiku di Palembang selesai di bangun dan aku tidak pernah lagi menginap dan lebih memilih hanya bertamu ke rumah orangtuaku setiap kali lebaran sehingga intensitas pertemuan dengan kerabat ataupun sahabat keluarga memang jadi lebih terbatas.

Dua tahun lalu, Mama memang pernah membawa isu untuk menjodohkan salah satu puteranya dengan Gita, beliau juga terus terang berharap akulah yang akan menerima tawaran itu, tapi kesibukan saat itu membuatku tidak menanggapi, bahkan benar-benar melupakannya, sampai akhirnya lima bulan lalu Mama memberitahuku kalau Rayyi memutuskan untuk menikah dengan Gita pada awal tahun depan.

Ya, ternyata sejak dua tahun lalu, tepatnya sejak isu perjodohan dibahas serius antara dua keluarga kami, Rayyi lah yang memutuskan untuk maju menjalin hubungan dengan Gita karena baik aku maupun Rayyan sama-sama tidak memberi respon positif.

Harus aku akui kalau Gita sosok menantu idaman untuk Mama, bukan hanya karena memiliki darah sama birunya dengan darah keluarga kami, melainkan juga karena dalam dirinya Mama menemukan sosok anak perempuan impian yang sayangnya nggak dimiliki adik perempuanku satu-satunya, Reira.

Jika perilaku Reira cenderung pemalas,bandel dan tomboy, maka Gita sosok yang cekatan, patuh, dan sangat feminim. Dan itu bisa terlihat dari sikapnya yang ceria dan lembut namun tetap gesit saat bergerak meski terbalut terusan gamis kasual blue denim dan hijab yang senada dengan penampilannya.

“Kamu nggak risih pake hijab tapi tinggal di rumah laki-laki yang bukan mahram?” dengan lugas kutanyakan isi pikiranku begitu saja padanya.

Gita tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dia menoleh padaku sekilas kemudian menarik nafas dalam-dalam, “aku udah nolak sih A’ , sudah nawar juga buat tinggal sama A’ Ido atau Reira, tapi mereka nggak setuju.”

“Kenapa nggak setuju?”

“Reira kan masih hitungan pengantin baru, jadi Bunda gak bolehin aku tinggal bareng katanya nanti malah jadi obat nyamuk … trus rumah A’ Ido sama Kak Risma kan kamarnya terbatas jadi pilihan satu-satunya cuma apartemen A’ Ian.”

“Kan masih ada mess perusahaan?”

“Justru itu yang nggak mereka bolehin A’,” jawabnya lesu.

“Kenapa memang?”

“Aku kan kerja di PT. Danares A’ … yang punya PT. kan orangtuanya Arius.”

Aku tahu siapa Arius Danares, di Palembang keluarganya termasuk keluarga keturunan Tionghoa yang terpandang.

Perusahaan keluarga mereka adalah perusahaan distribusi terbesar se sumatera bagian selatan, distributor tunggal untuk merek air mineral yang di akusisi oleh Danone beberapa tahun lalu, sekaligus mitra perusahaan consumer good raksasa sekelas Unilever, PnG  dan Fontera.

Dari cerita Maga—Abangnya Gita—sejak SMA memang  Gita dan Arius sudah dekat, bahkan Arius sempat mengajukan lamaran ke orangtuanya Gita, hanya saja perbedaan keyakinanlah yang membuat hubungan keduanya tidak bisa berlanjut lebih jauh lagi.

“Terus apa hubungannya?” potongku tak sabar.

“Meski kami traine di Jakarta dengan perusahaan principal*, tapi mess karyawan itu kan fasilitas milik PT. Danares … kabarnya Arius juga tinggal di sana, masa Aa’ nggak bisa nebak arah pikiran Mama, Bunda, Ayah, A’ Ayi kalau tahu ada kemungkinan aku bakalan tinggal satu atap sama mantan.”

“Mereka nggak percaya kamu bisa jaga kepercayaan? Memangnya kamu masih mau deket lagi sama Ari? Masih ada potensi-potensi CLBK sama mantan dan bikin kamu ninggalin Rayyi di depan meja akad?”

Just Move OnWhere stories live. Discover now