MATI SURI BAGIAN SATU

7.6K 642 67
                                    

Kuncoro lahir pada selasa pahing di penanggalan jawa. Dibesarkan oleh ibu dan bapaknya selama 4 tahun sampai dia duduk di bangku taman kanak kanak catur wulan satu. Orang tuanya tidak punya latar belakang sebagai tenaga medis, keduanya berprofesi sebagai guru disekolah dasar. Hidup kuncoro seperti anak anak lain kebanyakan, masih main tanah dan main gundu, sebagai anak satu satunya dia juga dimanja oleh pasangan muda itu. Sampai suatu saat, masa kecilnya terenggut oleh kecelakaan bis terbalik lalu masuk jurang yang membawa 40 penumpang. Semuanya tewas dengan keadaan mayat tak utuh, beberapa dari organ tubuh hanyut kesungai setelah jasad jasad mereka terpental dan terhempas batu batu cadas, kecuali kuncoro yang setelah dua hari ditemukan bernyawa, cukup jauh dari lokasi kejadian.

Jangan berlogika dengan sebuah kehendak tuhan yang sudah digariskan, seorang relawan juga tak mampu menjelaskan setelah banyak kepasrahan jika korban selamat sudah mustahil ditemukan. Arus sungai yang deras ditambah medan yang terjal untuk menjangkau daerah evakuasi pasti tak akan ada orang yang mampu bertahan apalagi jatuh kejurang yang tingginya 30 meter dari jalanan. Itu sungguh mengerikan, sebuah bis hilang kendali lalu menghancurkan pembatas jalan dan lompat ke sungai sedalam dua meter dengan arus deras, membuat semua komponennya beserta penumpang berpencar pencar. Tapi saat itu ada sebuah keajaiban, seorang anak laki laki berpakaian seperti nahkoda kapal lengkap dengan dasi di pangkal dada ditemukan selamat tanpa cacat sedikitpun lagi terkapar diantara akar papan pohon meranti. Letaknya tak terlalu dekat dnegan jalur sungai, 25 meter dari bibirnya, membuat orang lain geleng geleng kepala tak percaya dengan kejadian yang menimpa bocah kecil yang sudah dipastikan sebagai satu satunya korban selamat dari kecelakaan maut itu. Tangis bertalu talu menyambutnya kuncoro, dia terbangun dalam kondisi bingung, dengan keluarga inti yang baru ditemukan dengan jasad yang terjepit disela sela batu.

Jangan tanyakan kuncoro, dia sampai sekarang tidak tau bagaimana persisnya itu terjadi. Hal yang terakhir yang bisa dingatnya adalah jeritan orang orang yang luka luka membuat keruh warna sungai menjadi merah darah. Kepanikan, teriakan bahkan suara arus yang deras tak jadi fokusnya kala itu, dia tak tau apa itu mati saat air sudah mengisi separuh paru parunya, matanya tertutup karena air sungai membuat periih penglihatannya, lama lama tubuhnya membentur jeram jeram, dan dia tak sadarkan diri, lalu dia lupa kenapa bisa sampai dibawah pohon meranti.

Kuncoro mulai membuka tabir dari semua keabnormalan yang terjadi di hidupnya itu jauh setelah dia diangkat oleh seseorang taipan di perusahan gula yang letaknya tak jauh dari kota jakarta. Di penerangan lampu duduk di kamar bergaya viktoria, dia sering bercerita ke kakek angkatnya mengenai mimpi nya selama kecelakaan bis maut itu. Dia bilang dia bertemu dua orang berjubah yang membawanya kesebuah lorong cahaya dimana disana ada penyiksaan dan kebahagian, surga neraka jika diterjemahkan, dan yang paling menarik saat itu kuncoro bisa menjelaskan secara gamblang bagaimana sebuah jembatan terbuat semacam tali yang sangat tipis yang dilewati jiwa jiwa yang berurusan dengan pengadilan tuhan, dan itu kata kakeknya adalah sebagai sidratul muntaha.

Kuncoro itu mati suri dan bukan bermimpi. Pengaruh mati suri amat kentara mengubahnya dari anak kecil yang pendiam menjadi hiperaktif karena dia punya banyak sekali teman baru. Dulu temannya hanya satu satu, sekarang dirumah taipan itu hampir seribu. Bayangkan saja kuncoro kecil sudah mengerti banyak hal sebelum dia melanjutkan pendidikannya ke tk, bukan karena sering ditinggal dirumah dengan pembantu, tapi karena dia belajar dari makhluk lain yang menjadikan rumah ini sebagai sekolah untuk para hantu.

Laki laki kecil cadel itu dulunya termasuk anak yang sering rewel karena gangguan beberapa wanita yang banyak menganggap dia sebagai buah hati mereka. Malam malam, sebelum jam tidur kuncoro jam sembilan malam, setelah ditinggal pembantu, tak lama lalu datanglah seseorang wanita dengan rambut yang semuanya hampir beruban mengetuk ngetuk pintu lemari pakaian yang jaraknya tak jauh dari ranjang yang dia tiduri. Kuncoro takut sekali dengan hantu wanita posesif ini, selain penampakannya yang mengerikan dengan gigi yang tanggal tanggal tapi juga dengan kuku kuku panjang yang sering mencengkram lengannya yang kecil. beruntungnya, tak lama setelah itu dia akan diselamatkan oleh sesosok wanita dengan wajah dipenuhi luka tapi berhati seperti malaikat penjaga surga; wanita itu adalah kuntilanak bernama retno.

DUPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang