Q&A DUPA

6.4K 360 142
                                    

 Apa yang kamu yakini tidak ada mungkin saja itu ada, atau sebaliknya...

Ini catatan author tentang dupa, dengan sekumpulan kesotoyan tingkat tinggi yang masih sulit dibuktikan secara ilmiah, hanya mengait-ngaitkan dari sumber bacaan, boleh percaya atau tidak

Ini semua dilatar belakangi oleh pertanyaan pertanyaan pembaca dupa yang belum sempat terjawab karena kesibukan author.

Mulai....

Siapa author, apakah seorang indigo?

Author hanya seorang mahasiswi yang pikirannya suka ngawur, berfantasi itu adalah kebutuhan kayak makan nasi tiga kali sehari. Di kehidupan nyata author suka nyari masalah sama dunia lain seperti suka sompral dan bawa benda benda yang sebenarnya nggak berfaedah untuk orang normal dari tempat tempat sakral (ini kekleptoan yang tertolol sedunia, sampah dicolong, ternyata ada setannya), tidak heran kalau suka ditemanin pulangnya (nambah jin), ini biasanya yang bikin panas dingin. Di kehidupan alam bawah sadar, author sering mimpiin kejadian kejadian yang akan datang selanjutnya (ini kebanyakan benar, kalau yang sedih sedih, pas yang bahagia mental semua nggak pernah kejadian, anggap saja dalam mimpi author juga berkhayal), punya qodam yang kata orang pintar bentuknya menakutkan (ini dicurigai sebagai remot kontrol yang ngendalin author kalau marah sampai nggak ngerti situasi, gelap wae dan tak sadar diri), dan pastinya author bukan indigo, karena anak indigo itu punya kemampuan khusus yang diluar kemampuan orang normal kayak bisa ngobatin penyakit, kemampuan yang luar biasa dalam seni, atau membaca masa depan atau masa yang sudah lewat, sedangkan author ini kemampuannya adalah mengarang cerita unfaedah (hasil semalaman bersemedi dengan khayalan tingkat tinggi). Kalau sesekali melihat penampakan dan membaca yang akan terjadi itu murni hanya kepekaan dan saat itu "kita" sefrekuensi dan hasil latihan mempetajam instuisi. Mungkin kepekaan ini kutukan, berhubung kakek nenek dari ayah dan ibu adalah orang yang dulu banyak berhubungan sama dunia supranatural. Overall, aku ini normal loh, masih sering bikin forum orang orang normal, ngerumpi ngomongin orang, suka toa di keramaian, punya banyak teman dari berbagai latar belakang, dan itu tentunya terjadi sebelum suka ketawa ketawa sendiri, ah yang terakhir itu cuman becanda.

Kenapa harus dupa, bukan menyan, atau setan sebagai judulnya? (pertanyaan kiki, anak lab)

Dupa itu elegan. Minimal Rauf yang pernah aku jadikan panutan sebagai jagoan karena hanya pernah dapat satu c difakultas teknik itb, pernah menjadikan dupa sebagai alat menenangkan diri, dupa diletakan dan dibakar di sudut kamar nya, asapnya dihirup dan memberikan sugesti tentram dan di klaim membuat sembuh insomnia (nggak tau aja dia yang masuk jadi banyak). Dibanding menyan, yang baunya lebih horror, rada rada kampungan, ini terlalu mengingatkan tentang pengiriman santet dikampungku melalui asap menyan, apalagi setan, tidak classy banget dijadikan judul cerita.

 Pertanyaan paling dasar, apakah jin itu ada? Atau hanya sekedar fantasi, apakah ilmu pengetahuan bisa menjelaskan keberadaan jin? Kalau ada kenapa dia nggak masuk taksonomi pada biologi, kan dia hidup, toh virus aja yang ngak keliatan masih dianggap makhluk hidup semi, kenapa jin tidak?

Banyak agama yang mengakui keberadaan jin walaupun istilahnya berbeda beda. Inti dari semuanya istilah jin mengacu pada makhluk tak kasat mata yang mempunyai kehidupan layaknya manusia dan juga mempunyai tujuan penciptaan. Dalam islam jin adalah jin, dalam kristen mengenal lucifer, dalam hindu ada paiśaca, dalam agama budha istilah jin mungkin lebih dekat ke mara. Agama di indonesia rata-rata mengakui keberadaan jin meski penyebutan dan asal usulnya berbeda. bahkan sebelum manusia mengenal tuhan yang esa, jin sudah ada dalam berbagai istilah seperti roh(mungkin ini lebih mengacu pada jin) yang disembah oleh kepercayaan animisme.

Bagaimana jika dilihat secara ilmu pengetahuan

Sayangnya, sepengetahuan author, tidak ada yang memasukan jin kedalam taksonomi biologi, padahal jin ukurannya bisa lebih besar, mereka juga makan, atau minum, atau berkembang biak, tapi karena tak ada teknologi yang canggih yang membuatnya terlihat dan bisa diamati secara detail sehingga sampai sekarang mereka di klaim bukanlah makhluk hidup. Beberapa teknologi yang ada sekarang hanya bisa membuktikan adanya jin dengan adanya perbedaan energi seperti diaplikasikan pada kamera thermal (yang sering digunakan para pemburu hantu di stasiun televisi) atau dengan ghost detector kuno yang masih menggunakan teknologi jadul dengan jarum jarum yang berpindah dan lampu lampu detektor. Nah sekarang bayangkan kalau ada, aku kayaknya bakal neliti ini dibanding neliti bakteri yang membosankan, mungkin bisa dilakukan kayak kuncoro sama si wowo sambil ngopi ngopi, ntar judul thesisnya "golongan darah pada jin". Kalau suatu saat mata kamera sudah dirancang seperti mata anjing atau ayam, nggak bakal ada orang orang sotoy yang bilang jin itu hanya ada dalam khayalan, sampai nantangin biar jin itu keluar dan gangguin kehidupan mereka, saking songongnya.

DUPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang