10. Partner in crime

8.4K 1.6K 128
                                    

Mana coba yang kangen Bang Cenayang? Pengen liat.

Ditunggu komen and votenya yaaah ... Buat booster emak Tjantjik yang langsung kena flu efek denger pengumuman resmi Corona launching di Indo.

Yang nunggu Babang Meong harap sabar dulu ya.

Sejak Jum’at pagi aku merasakan emosiku bercampur aduk jadi satu, padahal hari itu ada sidang penting yang harus kutangani.

Setengah mati aku berusaha konsentrasi pada sidang, dan sampai akhirnya majelis hakim mengumumkan kapan pembacaan keputusan dan sidang diakhiri dengan ketukan palu hakim ketua sebanyak tiga kali, rasanya aku ingin segera kabur dari sana.

Sidang ini jadi pekerjaan terakhirku minggu ini. Jadi sebelum kembali ke apartemen aku harus mampir ke kantor untuk me-report hasil kerja pada Mas Radit dan Pak Handoko.

Firma tidak mendesakku untuk cepat me-report job desk. Tapi sudah jadi kebiasaanku untuk melaporkan hasil kerja secepat mungkin.

Sesampainya di kantor Inez memberi tahu aku kalau Pak Handoko siang tadi berangkat ke Amsterdam untuk menghadiri undangan dari Universitas Leiden.

Jadi aku hanya me-report hasil tugasku pada Mas Radit yang ternyata juga sedang diburu waktu.

Tidak sampai satu bulan lagi seniorku itu akan menikah. Kekasihnya seorang penyanyi dangdut kontroversional yang terkenal berkat goyangan mautnya, Dewi Santika.

Dalam waktu lima belas menit, empat kali pesan masuk. Tiga panggilan yang sengaja diabaikan dan satu telepon yang terpaksa harus diangkat dari calon istri yang sudah tidak sabar ingin dijemput untuk melakukan fitting pakaian pengantin.

Aku tersenyum maklum, sementara Mas Radit sendiri menghela napas sebal sambil menatapku sedikit malu.

“Tak sabaran,” keluhnya tapi bibirnya mengembangkan senyum sumringah.

“Siapa?” godaku, “Mas atau Mbak Dewi?” Sengaja kupasang wajah polosku di hadapannya.

Wajah bete Mas Radit berubah, tawanya berderai. “Menurut kamu siapa?”

“Ya, pasti Mas Radit lah!”

“Loh, kok aku!?”

“Semua orang juga tahu kalau Mas itu udah jadi bucin saking terpesonanya sama goyang maut Mbak Dewi,” aku kemudian menggerakkan tubuhku sesensual gaya Dewi Santika di video klip terbarunya dengan mengibaskan rambut panjang bergelombangku ke kanan dan ke kiri.

Mas Radit terkekeh geli. “Ta, kalau aku tahu kamu bisa niru gayanya Dewi kemarin-kemarin kamu saja yang aku lamar, kamu lebih seksi,” pujinya sambil menyusun berkas-berkas yang tadi kuberikan dan sudah diperiksanya.

Aku meringis dan ikut tertawa, bukan rahasia lagi kalau senior yang satu ini player, ada kabar burung yang beredar kalau sebenarnya Dewi Santika bukanlah istri pertamanya, tapi siapa wanita yang pernah dinikahinya untuk pertama kali masih jadi misteri bagi kami semua.

“Good job, Aristha, aku yakin Big Bos puas sama hasil kerjamu, tapi sori nih nggak bisa lama-lama kasih applaus nanti si Nyonya bawel lagi,” katanya seraya mengedipkan mata.

Aku tersenyum maklum. Kami lalu melangkah keluar dari kantor Mas Radit bersisian. Di lobi kantor kami berpisah. Mas Radit menuju basement dengan lift sementara aku kembali ke ruang kerjaku untuk merapikan berkas-berkas.

Aristo, Adikku ada di Bali.

Kabar itu diberikan langsung oleh Om Aksa padaku semalam.

Wali hukum adikku itu menerima telepon dengan ramah dan tak berkesan ingin menyembunyikan informasi apa pun tentang Aristo padaku.

Putri Sang PunyimbangWhere stories live. Discover now