44

3.7K 629 31
                                    

Maaf ya lamaaa! Layar laptopu rusak, jadi minggu kumarin sudah aku bawa ke tempat service tapi ternyata maman surah tidak bisa diselamatkan. jadi aku harus beli baru huhuhu. Sebagai gantinya minggu depan aku akan update tiga bab. Hari selasa, kamis, dan minggu!

Terimakasih sudah menunggu!

***

Hubungan Kaia dan Prabas berjalan dengan baik. Keduanya rajin berkomunikasi dan bertemu. Meskipun secara sembunyi-sembunyi. Kevin juga melindungi kedua anak kasmaran itu dengan baik. Menutupi tingkah bosnya yang terkadang bisa berubah jadi sangat tidak profesional. Apa yang Prabas lakukan memang telah menyimpang dari kode etik profesionalisme pekerjaannya. Kevin sudah sering kali mengingatkan agar Prabas lebih mengutarakan pekerjaannya. Kaia tidak akan kemana-mana.

Namun berbicara dengan manusia kasmaran tak ada bedanya dengan berbicara dengan batu. Bukan batu, setidaknya batu masih bisa terkikis seiring berjalanya waktu. Prabas adalah jenis berlian yang tidak bisa dihancurkan oleh keadaan.

Di luar semua itu, sebagai seorang laki-laki, Kevin harus akui... Prabas benar-benar melakukan yang terbaik untuk adiknya. Beberapa tahun terakhir Kevin menemani Prabas, tidak pernah dia melihat pria itu memiliki passion lain selain bekerja. Namun sejak memiliki hubungan dengan Kaia, Prabas terlihat lebih tenang dan bisa menerima beberapa kesalahan kecil. Energinya yang dulu yang ia lupakan seratus persen pada perusahan kini telah terbagi sehingga itu membuat lebih lembut.

Bukan hanya Kevin, para asisten lain juga sangat lega akan perubahan itu.

Tapi sampai kapan masa damai ini akan berakhir? Dari yang Kevin tahu, bahwa Kaia dan Prabas belum sepenuhnya tahu akhir hubungan mereka. Lebih tepatnya mereka memiliki beda pandang pada akhir tujuan mereka. Prabas ingin hubungan mereka berakhir dengan serius tapi Kaia tidak bisa melakukannya mengingat adiknya itu masih terikat oleh papa mereka. Dan mereka sepakat untuk menjalani dulu saja hubungan yang tidak jelas akhirnya itu. Hanya itu yang Kevin tahu.

Selain itu masa magang adiknya sudah hampir berakhir. Kaia juga sedang sibuk menyusun laporan magangnya agar nilainya turun. Kevin merentangkan kedua tangannya. Hm... masih ada sisa satu minggu lagi sampai masa magang Kaia selesai. Kevin penasaran bagaimana hubungan mereka juga sudah berada di habitat masing-masing. Prabas dengan perusahaan dan tugas Kaia untuk menyelesaikan studinya.

Kevin harap mereka bisa segera menyelesaikan hubungan itu. Jika tidak, semakin besar kemungkinan papanya mengendus hubungan terlarang ini.

"Kevin, sore ini Kaia pulang dengan saya. Saya mau makan malam dengan dia," ujar seseorang dari balik punggungnya. Kevin pun menoleh dan melihat Prabasyang baru keluar dari ruangannya sembari merapikan ujung jas agar lebih rapi.

"Ah... besok berangkatnya ya, Pak?"

"Iya, jadwalnya satu minggu kan? Setelah itu saya mau bertemu dengan papamu."

Tubuh Kevin pun menegang. Tangannya diletakkan di atas keyboard dengan kaku.

"Harus ya? Um... bukannya niat saya tidak sopan tapi ini terlalu cepat."

"Saya tidak datang untuk melamar, Kevin. Saya bukan orang bodoh. Tentu dalma pperangan saya tidak akan maju tanpa langkah persiapan. Bahkan sebelum perang pun harus melewati banyak tahap dulu. Dan yang akan saya lakukan adalah mengenal musuh saya dan bernegosiasi dengannya. Jika kita berdua bisa saling bekerja sama untuk apa melakukan perang, bukan?" balas Prabas.

Kevin hanya mengedikkan bahunya. Apa yang Prabas katakan memang benar. Pria itu lebih baik melihat dari samping saja. Ini bukan konfliknya. Ia hanya akan menjadi penonton yang menunggu hasil pertandingan.

"Baik, nanti saya bilang papa kalau Kaia ada makan malam bersama teman magangnya."

"Terimakasih, Kevin," jawab Prabas dengan senyum simpul.

Jangan Bilang Papa!Where stories live. Discover now