The Way I Love You - 3

5.4K 952 26
                                    

Sehun mengajak Nara makan siang untuk kesekian kalinya dalam tiga minggu terakhir. Pria itu meminta si gadis untuk menemuinya di salah satu gerai sandwich yang menjadi favorit Nara di daerah Gangnam dekat kantor mereka. Baru kali ini Sehun mengajak ke tempat yang sederhana. Tak biasanya juga Sehun membiarkan Nara memesankan menu untuknya. Sehun bertingkah sedikit ganjil di mata Nara, ia bahkan ketahuan menatap si gadis lamat-lamat seperti memastikan sesuatu.

“Apa ada yang salah dengan wajahku?” tanya Nara pada akhirnya.

Sehun menggeleng. Ia menegaskan dengan ucapan, “Tidak.”

“Apa ada yang ingin kau katakan?”

“Tidak,” ulang Sehun.

Nara berdeham. “Begini, Oh Sehun aku merasa tak nyaman apabila sewaktu makan ada yang menatapku seolah aku tahanan,” keluh Nara, ia meletakkan sandwich daging sapi miliknya.

Sehun tersenyum. “Aku hanya memerhatikanmu, melihatmu beberapa kali membuatku menyimpulkan kalau wajahmu ternyata tidak begitu mirip dengan Ahra,” ujar Sehun.

“Apa kau baru menyadarinya?” Nara mendengus. “Ahra berkali-kali lipat lebih cantik dariku,” sambung Nara.

“Iya memang benar. Ahra jauh lebih cantik daripada dirimu. Aku jadi merasa bersalah karena menyamakan dia dengan kau,” timpal Sehun yang langsung membuat Nara cemberut.

Gadis itu sama sekali enggan menanggapi. Ia ingin segera menghabiskan makanannya kemudian kabur dari kemungkinan adu argumen dengan lawan bicaranya. Akan tetapi, ia kembali memelankan kunyahannya ketika mengingat perbicangannya bersama Daniel kemarin. Nara ingin tahu kapan Sehun kembali ke London. Ia hanya sedikit penasaran, tidak lebih.

“Em, Oh Sehun,” bibir Nara akhirnya terbuka. Ia menatap Sehun sekilas, lalu arah pandang matanya kembali ke atas piring. Dia menghela napas. “Kapan kau pergi ke London?” tanyanya.

“Besok malam,” jawab Sehun sembari meneguk jus jeruk.

“Daniel berkata padaku, kau tidak akan kembali dalam waktu dekat. Apa itu benar?”

“Iya, ada banyak urusan yang harus kutangani,” jawabnya ringan tanpa menyadari paras Nara yang berubah kelabu. “Kenapa memangnya? Hidupmu pasti akan tenang setelah ini,” lanjutnya.

“Iya, tentu saja hidupku pasti akan baik-baik saja jika kau pergi,” Nara menggantungkan perkataannya. “Berarti ini bisa jadi makan siang terakhir kita, bukan begitu Oh Sehun?”

“Benar, maka dari itu kita mengunjungi tempat makan yang sesuai seleramu. Selama ini, aku berusaha mengajakmu melakukan banyak hal yang biasa Ahra lakukan. Tapi, saat ini―aku menginginkan Jung Nara bukan Jung Ahra untuk menemaniku.”

Tarikan bibir membentuk senyum simpul enggan luput dari paras Nara setelah makan siangnya dengan Sehun beberapa jam lalu. Gadis itu merasa istimewa karena Sehun menghargainya sebagai Jung Nara untuk pertama kalinya. Nara mengingat kebaikan si pria baru saja terkuar sehari sebelum keberangkatan Sehun ke London.

Nara menerima panggilan Sehun melalui ponsel beberapa jam lalu. Pria itu mengirim pesan pada Nara apabila ada beberapa barang si gadis yang tertinggal di apartemennya. Nara sebenarnya dapat mengambilnya kapan pun karena Kang Daniel juga mengetahui passworddari apartemen Sehun. Si gadis memilih untuk berkunjung sepulang kerja agar ia dapat bertemu Sehun sebelum pria itu meninggalkan Seoul.

“Di mana Sehun?” tanya Nara pada Kang Daniel yang membukakan pintu apartemen Sehun.

Pemuda itu tersenyum manis menyapa Nara. “Hyung sebentar lagi sampai, tunggu saja,” lanjutnya sembari memersilahkan Nara masuk.

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum