If You Were Me - 1

5.4K 831 26
                                    

“Please stop only thinking about yourself and open your ears. Just once. Just one time. If you were me. Do you think you’d be different?” If You Were Me, Ost Hwayugi Part 5

-oOo-

Nara melamun di tempat tidur sewaktu Daniel membuka pintu ruang inapnya. Gadis itu telah berada di rumah sakit hampir sepekan. Sebenarnya, dokter sudah memerbolehkan ia pulang, akan tetapi Chanyeol ingin adiknya menginap sehari lagi demi memastikan keadaanya telah baik-baik saja.

Orang-orang di sekitar Nara mulai sibuk dengan pekerjaan. Hanya Daniel yang rutin menjenguk si gadis. Tak banyak hal yang dilakukan Kang Daniel, pemuda itu cuma membawa beberapa kabar yang sangat diminati Nara. Tentu saja bisa ditebak, Nara suka sekali mendengarkan Daniel yang bercerita soal Sehun. Banyak hal tentang Sehun yang dilewatkan Nara selama satu minggu. Contohnya, pria itu sibuk rapat setiap hari, Sehun lupa memakai pasangan kaus kakisatunya cokelat dan yang lainnya hitam, Sehun kesal karena ada acar di sandwich, Sehun tersandung sewaktu akan keluar kantor, dan lain sebagainya. Entah itu karangan Daniel belaka atau bukan, toh Nara menikmatinyasepengetahuan Nara, Sehun masih berada di London. Nara berusaha berpikir positifmungkin Daniel punya mata-mata. Begitulah cara Nara bahagia untuk sementara agar tidak merindukan Sehun terlalu banyak.

“Apa yang dilakukannya hari ini?” tanya Nara, bahkan sebelum si pemuda bermata sipit itu sempat melepas mantel.

Daniel tersenyum saat melihat si gadis menyambut. Ia menurut saja duduk di kursi samping tempat tidur Nara. “Dia tidak melakukan banyak hal,” jawab Daniel singkat yang langsung mendapatkan cebikan Nara.

“Kau pasti kehabisan bahan, ya,” kata Nara. Ia menepuk bahu Daniel. “Terima kasih sudah ada di sampingku saat mereka tengah sibuk dengan urusan masing-masing,” lanjut Nara.

“Ini bagian dari pekerjaanku, Noona,” timpal Daniel. Ia mulai mengupas jeruk untuk Nara. Daniel menyuapkan potongan jeruk pada gadis di hadapannya, lalu mengimbuhkan, “Aku menyukainya, jangan merasa terbebani.”

Nara tertawa. “Kau seakan-akan bilang dibayar untuk menjagaku,” ujarnya.

“Memang begitu cara kerjanya,” gumam Daniel.

Nara menepuk pelan kepala Daniel. “Siapa orang konyol yang melakukan itu?” kelakar si gadis.

“Oh Sehun hyung membayarku untuk membuatmu tertawa,” balas Daniel kemudian terkekeh. Pria itu mengabaikan Nara yang kini memutar bola mata. “Kalian seharusnya bisa lebih dewasa daripada diriku. Tapi, aku rasa usia tidak menentukan tingkat kedewasaan. Aku beritahu satu rahasia, ya

Apa ini soal dia?” potong Nara antusias.

“Dengarkan baik-baik, Sehun hyung sudah berada di Seoul sejak kau masuk rumah sakit. Dia sangat sibuk mencari cara agar perjanjian pernikahan antara dua keluarga dapat diundur. Oh, tolong jangan memasang wajah muram seperti itudia begitu bukan karena tidak suka

Lantas, apa dia menyukaiku?” pangkas Nara sekali lagi, sedikit membuat Daniel menggertakkan gigi.

Anggap saja begitu. Satu alasan yang pasti, Sehun hyung tidak ingin kau menikah karena terpaksa,” Daniel akhirnya menyelesaikan ucapannya dalam satu tarikan napas.

Nara menatap Daniel. Ia tertegun sejenak, kemudian menarik ujung bibir membentuk senyum kecut yang kentara. “Apa yang harus kulakukan, Kang Daniel? Apa aku harus berlutut lalu berkata jika aku menyukainya? Apa aku harus pura-pura tuli serta buta agar tak dapat melihat dan mendengar bahwa Sehun berada di dekatku karena Ahra?” ungkap Nara, ia berkata pelan.

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDWhere stories live. Discover now