When You and I Become Us - 1

4.4K 714 21
                                    

Hidup Nara berubah dalam dua minggu. Ia sempat disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang selama ini hanya dapat dirinya bayangkan. Walaupun masih hangat di ingatan Nara yang beberapa bulan lalu pusing akibat persiapan pernikahan Liv dan Chanyeol, kali ini ia lebih pening dari sebelumnya sebab harus mempersiapkan pernikahannya sendiri. Nara sampai lelah menolak berbagai macam hal-hal mewah yang ditawarkan Liv dan Chanyeol. Mereka memberikan sesuatu yang berlebihanwell, Nara memahami apabila Chanyeol menginginkan semua yang terbaik untuknyatapi Nara mendambakan kesederhanaan.

Nara berharap apabila pemberkatan pernikahannya nanti dilaksanakan di gereja yang tak jauh dari rumah Keluarga Park. Nara ingin hanya orang-orang terdekat yang menyaksikan upacara pernikahan mereka. Tak luput dari salah satu daftar harapan si gadis ialah gaun pernikahan putih polos tanpa apa pun yang berkilauan. Untungnya, Sehun yang cuek tidak menggunakan kuasanya atas barang-barang mahal. Pria itu menyetujui semua yang dipilih oleh Narasi gadis yakin jika Sehun tak peduli, mengingat ini hanya pernikahan sementara.

Perdebatan panjang mengenai kontrak finasial dan non-finansial pun tidak luput dari perhatian Nara serta Sehun. Mereka membicarakan semua kemungkinan yang dapat terjadi. Salah satunya ialah mengenai pewaris. Nara menolak peristiwa-peristiwa yang dapat terjadi hingga menyebabkan dirinya hamil. Sementara Sehun menyanggah, ia hanya perlu sel telur Naramereka memiliki terlalu banyak uang untuk menggunakan bayi tabung. Bahkan, Sehun menyarankan memakai jasa peminjaman rahimmembiarkan wanita lain yang mengandung. Mendengar solusi Sehun tersebut membuat Nara naik pitam, ia sempat enggan menemui Sehun. Nara murka karena Sehun seolah melecehkan wanita. Gagasan itu sama dengan pandangan Sehun mengenai laki-laki yang dapat menghamili sembarang perempuan. Meskipun demikian, si gadis akhirnya menyerah juga sebab ide Sehun yang paling masuk akal.

"Aku bisa saja setuju, tapi atas syarat dan ketentuan yang berlaku," kata Nara sembari berkacak pinggang.

Gadis itu terlihat lucu dengan ekspresinya yang cemberut sementara tubuhnya terbalut gaun pengantin. Ia melotot karena Sehun tak kunjung menjawab. Lawan bicaranya tersebut malah sibuk memakai tuksedo putih yang sebentar lagi digunakannya untuk menikah.

"Kau harus menyetujui syarat yang kuajukan, Oh Sehun!" seru Nara kesal. Gadis itu menghela napas berusaha sabar menghadapi pria yang dalam tiga puluh menit lagi akan menjadi pendamping hidupnya.

"Kalau aku tidak setuju, memangnya kau bisa kabur dari upacara pernikahan," celetuk Sehun.

"Kau tidak boleh meniduri wanita lain selama menikah denganku," ujar Nara.

Sehun menjungkitkan alis, ia tak menyangka jika gadis muda yang kini berdiri di hadapannya akan mengatakan hal tersebut. Ia menarik ujung bibirnya membentuk seringai jahil. "Terserah aku, ini tubuhku. Kau tidak bisa mengatur dengan siapa aku menghabiskan malam," jawabnya datar. Sehun membalikkan tubuh membelakangi Nara ketika pria lain yang dikenalinya sebagai calon kakak ipar sekaligus sahabat karibnyamasuk ke ruang tunggu pengantin pria tersebut.

"Aku sudah mencarimu ke mana-mana, Jung Nara. Kau malah di sini. Apa kau benar-benar tidak tahan berjauhan dengan Sehun barang sebentar saja? Toh, kalian akan hidup bersama nantinya," keluh Chanyeol. Pria itu membantu Nara meluruskan gaun. "Katanya kau kesulitan berjalan dengan gaun panjang ini, tapi dirimu tetap saja berlari ke sini saat tahu Sehun sedang bersiap," Chanyeol melanjutkan omelan.

"Aku tidak kemari untuk menemui si berengsek ini," geram Nara. Mood gadis itu langsung memburuk ketika mendengar ucapan Sehun. Ia merasa sangat cemburu pada entah gadis mana yang mungkin mendapatkan si pria.

Sehun tertawa. Pria yang hari ini jauh lebih tampan tersebut mendekati Nara. Ia menepuk surai Nara yang terurai panjang serta terpasang tiara. Sehun sengaja menunduk agar bibirnya dapat sejajar dengan indra pendengar calon istrinya. "Setelah pemberkatan aku adalah milikmu, kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Termasuk menyimpan diriku sendiri untukmu," bisik Sehun kemudian berlalu begitu saja, meninggalkan Nara yang merona.

-

Nara dapat mencium aroma mawar ketika ia memasuki tempat perjanjian pernikahan. Gereja yang biasanya ia datangi setiap minggu disulap semakin cantik. Kain-kain putih melintang serupa sulur yang membentuk pagar menuju altar. Langkah kaki Nara dipenuhi kelopak mawar yang indah. Nara kini berada di negeri dongeng yang dipenuhi akhir bahagia. Gadis itu sadar jika ini semua seharusnya bukanlah miliknya, bahkan pria yang kini menunggunya di altar adalah sesuatu yang secara langsung ia curi. Pernikahan ini dan Oh Sehun ialah milik Ahra. Kenyataan itulah yang memenuhi pikirannya. Meskipun demikian, Nara ingin membuang perasaan duka sejauh mungkin untuk hari ini. Satu hari saja Nara ingin bahagia.

Chanyeol memberikan jari-jari Nara pada Sehun.

Nara dapat merasakan hangatnya tangan Sehun yang meremasnya pelan. Seolah-olah Sehun memiliki kegugupan yang sama dengan Nara. Seakan-akan Sehun ingin memberikan kekuatan untuk si gadis. Nara pun semakin tersihir oleh pesona laki-laki di sampingnya, ketika Sehun mengucapkan janji pernikahan tanpa keraguan dalam suaranya. Seluruh diri Nara bahkan percaya jika tidak ada dusta dalam ikatan kalimat yang disetujui oleh sang pria.

"I, Oh Sehun. Take you, Jung Nara. To have and to hold. For better and for worse. For richer, for poorer. In sickness and in health. To loveto cherish as long as we both shall live.," ucap Sehun. Ia menatap Nara tajam. Pupil cokelatnya enggan berkedip satu sekon pun dalam memotret gadis yang menjadi istrinya tepat setelah ia mengakhiri kalimatnya.

Suara Nara bergetar ketika ia mengucapkan janjinya. Ini pertama kali bagi sang gadis sehingga membuatnya terlampau khawatir. "I, Jung Nara. Take you, Oh Sehun. To have and to hold. For better and for worse. For richer, for poorer. In sickness and in health. To loveto cherish as long as we both shall live." Nara mengigit bibir. Ia tidak menyangka bahwa lidahnya sanggup menyelesaikan perkataan. Gadis itu serupa kehilangan arah sebab netra Sehun yang tegas menatapnya.
Pandangan pria itu melelehkan Nara. Si gadis seolah menjadi satu-satunya pusat dunia Sehun sebab melalui bola mata sang pria hanya ada Jung Nara.

Sehun memangkas spasi di antara mereka ketika pendeta meminta untuk memberikan kecupan pertama sebagai pasangan hidup. Sehun sengaja berlama-lama menyentuh pipi Nara. Ia membelai paras si gadis sebentar. Sehun tahu jika Nara gugup, sehingga naluri jahilnya tersulut keluar.

"Jangan mempermainkanku, Oh Sehun. Sama sekali tidak lucu," ujar bibir Nara tanpa suara pada pria yang wajahnya hanya berjarak beberapa senti meter tersebut. Nara tahu jika Sehun sengaja mengulur waktu untuk membuat Nara tak nyaman. Nara tidak suka bayangan dirinya menjadi bahan pertunjukan kerabat dan teman-temannya yang menyaksikan upacara pernikahan. Apalagi rungu Nara tidak tuli sehingga ia dapat mendengar sorakan mereka.

"Mempermainkan dirimu adalah hiburan terbaikku," timpal Sehun sebelum melumat bibir atas dan bawah Nara selama beberapa sekon.

Sehun memperdalam kecupannya ketika merasakan Nara memberontak. Ia segera tersenyum dalam ciuman itu saat merasakan perlawanan si gadis berubah menjadi balasan yang manis. Sang pria segera mengakhiri tautan bibir mereka, membiarkan Nara bernapas. Sehun kembali mencari tangan Nara untuk ia genggam.

Nara mendongak ke arah Sehun dia mengumpat pelan karena Sehun menciumnya tepat di bibir. Padahal pria itu telah berjanji padanya tidak akan ada sentuhan fisik yang berlebihan. "Awas kau, Oh Sehun," dengus Nara pada pria yang kini terlanjur menjadi suaminya.

-oOo-

Terima kasih sudab membaca sampai sejauh ini. Semoga masih ada yang mengikuti cerita ini <3. Oh ya ceritaku ini juga bisa dibaca di blog twelveblossom.wordpress.com kalau kalian mau tanya-tanya atau chit chat soal Sehun bisa add twitterku @.twelveblossom.

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDWhere stories live. Discover now