Dua Puluh Satu

18.8K 1.5K 54
                                    

Remi memasuki rumah masih dengan kemarahan, dia mengumpati Bumi dalam hati dengan tangan terkepal. Ingin sekali rasanya kembali untuk memberi lelaki itu pelajaran. Berani-beraninya Bumi membawa musuh ke depan rumahnya.

Bagaimana jika rencana Bumi tidak berjalan lancar, dia dan keluarganya akan mendapat masalah. Dan yang terparah sudah pasti dirinya. Apa lagi sejak dulu Nina tidak pernah menyukainya. Jika dipikirkan sekarang, wanita itu sudah dari dulu terlihat ingin sekali menyingkirkannya dari hidup Bumi.

Memikirkan itu membuat Remi semakin cemas, dia juga kian marah pada Bumi yang tidak berpikir panjang sebelum bertindak. Memang Bumi sudah bilang jika dia tahu sedang diawasi saat mereka sudah berada di tengah obrolan. Tetapi tetap saja, lelaki itu seharunya tidak datang jika berpikir akan ada kejadian seperti ini.  Kekesalan Remi semakin memuncak, dia benar-benar tidak ingin bertemu Bumi lagi. Kalau bisa pun Bumi tidak boleh berada dalam ruangan yang sama dengan Radi dan dirinya.

Akan tetapi dia tidak tahu harus bagaimana  menghalangi Bumi untuk datang menemuinya dan Radi tanpa dicurigai. Apa dia harus pergi lagi dari sini hanya karena menghindari Bumi? 

Hal itu tidak mungkin. Ibu dan ayahnya sudah pasti akan marah besar. Mereka berdua memaksanya pulang sejak lama sekali, tidak mungkin dia pergi lagi sekarang.

Menghela, Remi mengacak rambut hingga berantakan. Dia sedang menutup wajahnya sembari membungkuk saat merasakan tepukan di bahu. Remi segera bangkit, dan mencoba tersenyum begitu melihat Jupiter tengah menatapnya dengan kening berkerut.

"Apa sesuatu yang buruk terjadi?" tanya Jupiter menatap wanita di depannya dengan bingung. Remi keluar dengan sikap biasa saja, tetapi sekarang wanita ini tampak.sangat marah. Seseorang pasti sudah membuat Remi kesal, dan Jupiter tidak senang melihatnya.

Dia lebih suka melihat Remi yang tersenyum dan tertawa cerita. Dia lebih suka melihat Remi terus bahagia dan terhindar dari semua masalah. Cukup enam tahun lalu saja dia melihat Remi begitu tampak menderita. Dia tidak ingin melihat Remi seperti itu lagi.

"Kamu bisa cerita padaku jika ada masalah." Jupiter senang jika bisa menemani Remi bercerita. Dan dia akan lebih senang jika bisa membantu wanita yang menarik perhatiannya setelah sang istri meninggal.

Ya, dia menyukai Remi. Berawal dari rasa kesepian di tinggal sang istri, dia kerap kali mengunjungi kota kelahiran istrinya. Lalu suatu hari tanpa sengaja dia bertemu Remi yang tengah memeriksa kehamilan. Sejak saat itu dia terkadang mengunjungi Remi. Dan lama-kelamaan rasa kagum melihat Remi membesarkan Radi seorang diri, berubah menjadi cinta tanpa di sadari.

Jupiter sungguh-sungguh ingin membuat Remi dan Radi bahagia, tetapi dia tidak langsung mengatakan itu semua pada wanita di depannya ini. Karena dia tahu, Remi tidak memimiliki perasaan yang sama dengannya.

Namun, Jupiter tidak akan menyerah di sini. Dia akan berusaha keras membuat Remi memiliki perasaan yang sama sepertinya. Jupiter yakin, sekeras apa pun hati wanita, jika diberi perhatian dan kasih sayang pasti akan luluh juga. Sekarang dia sedang mengusahakan itu. Beruntung Remi kembali ke Ibu Kota yang sama dengannya, dia jadi bisa menemui Remi kapan saja.

Jarak yang semakin dekat, membuat Jupiter berharap jika Remi mulai membuka hati untuknya.

"Bukan apa-apa kok, Bang." Remi memaksakan senyum. Dia tidak perlu bercerita pada Jupiter sekarang, karena Remi yakin Bumi yang akan menceritakan pada lelaki itu. "Aku benar-benar tidak ada masalah." Senyum Remi kian lebar saat mendapat tatapan Jupiter yang tidak berpaling sedikitpun darinya.

Jupiter terlalu peka, dan dia tidak menyukai hal itu. Remi takut suatu hari Jupiter akan mengetahui rahasia yang coba dia sembunyikan.

Kalimat mengejutkan yang dikatakan Jupiter tahun lalu saja masih membuatnya takut. Apa lagi sekarang saat Radi semakin besar. Tahun lalu, saat Radi berulang tahun yang ke lima Jupiter pernah berkata 'Waktu hamil kamu benci banget sama Bumi, ya. Semakin di perhatikan, Radi sedikit mirip dengan Bumi'  karena rasa terkejut dan takut, Remi hanya tertawa dan mengangguk. Dia mengakui pada Jupiter jika dia dan Bumi sedang bertengkar.

Enam Tahun KemudianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang