10 ▪️ Gayung Bocor

47K 6.2K 82
                                    

' Pertemuan antara zat satu dengan zat lain bisa menimbulkan perubahan, dan juga membuat zat baru. Kalau pertemuan lo sama dia? '
[ Alkuna - 10 ]

✒. Happy reading!

Lentera melompat-lompat seraya berputar-putar tidak jelas di hadapan Wihel yang sedang memegang bola basket. Wihel yang ingin memulai kegiatan latihan basketnya terpaksa dibuat menganga sejenak oleh Lentera yang tiba-tiba menghampirinya dengan penampilan yang amat sangat ... entahlah, Wihel tidak tahu harus menjelaskan apa.

Rambut panjang curly milik Lentera hilang, tergantikan dengan rambut lurus sepunggung yang rapi berwarna hitam legam. Make p yang sering dikritik pedas oleh Wihel pun lenyap, hanya makeup tipis dan membuat kesan sederhana pada Lentera. Lebih mengejutkan, seragam milik Lentera tak seketat biasanya.

"Setan apaan lo bisa nyerupain iblis sobat gue?" Wihel mengangkat alis, melempar bola basketnya dengan asal ke arah lapangan.

"Heh, kalau ngomong suka bener! Gue tuh Lele! Lo sahabat gue, masa nggak kenal gue?!" Lentera melipat kedua tangannya di depan dada, merengut menatap Wihel.

Wihel mengerjap lagi. Dari sisi manapun gadis di hadapannya ini memang bukan seperti Lentera biasanya. Jika saja Wihel bukan sahabatnya, sudah dari tadi ia menanyakan apakah gadis itu murid baru atau bukan. Selama ini, Lentera memang selalu mematut dirinya sebaik yang ia bisa, dalam artian menor menurut Wihel. Itu dilakukan demi kekasihnya, padahal Wihel sudah memberitahu jika Lentera akan cantik walaupun tidak berdandan, tapi sahabatnya itu memang bebal.

Sekarang, ada apa? Siapapun yang sudah mengubah Lentera, Wihel harus bersujud di depan kakinya saat ini juga!

"WI WI WI! KOK LO NANGISS?!" Lentera bergerak panik, ia mengguncang kuat kedua pundak Wihel. "LO KENAPA NANGIS?! LO SEDIH GUE BERUBAH, YA?!"

"BEGO!" Wihel membentak. "Gue terhura! Bukannya sedih lo nggak menor kayak tante girang!"

"Ck, separah apa sih dandanan gue sampe kalian ngatain gue kayak gitu? Padahal gue belajar dari akun you tube profesional." Lentera memalingkan wajahnya, menatap lapangan yang sudah digunakan oleh murid yang mengikuti ekstrakurikuler basket. Ini sudah pukul 14.00 hampir sebagian murid sudah pulang kecuali yang masih memiliki kegiatan.

"Tapi Le, siapa yang berani nyuruh lo kayak gini? Kael, ya? Cowok itu udah tobat?" Wihel mengajak Lentera untuk duduk di tribun penonton, Wihel tidak mengindahkan ketua basket putri yang menyuruh semua turun ke lapangan untuk memulai pemanasan.

Mendengar nama kekasihnya, Lentera tidak lagi tersenyum seperti biasa, apalagi saat lima belas menit lalu ia melihat Kael membonceng Ayala keluar dari sekolahan. Lentera mendengkus. "Bukan, tuh kelakuan Zwart. Inget 'kan kemarin gue disuruh ikut mereka? Nih lihat efeknya, bikin gue kayak gini, kayak mayat."

"Zwart?!" Wihel mengangkat kedua alisnya, terkejut dengan pengakuan Lentera. "Lo beneran?! Mereka yang ubah lo?!"

"Iyalah, siapa lagi?! Zilos bilang gue kayak monster, jadinya gue nurut deh diubah gini."

"Monster?! Mulut ketua Zwart ternyata bener juga."

"Aih, apaan sih lo? Sama aja kayak mereka ih, ngeselin!" Lentera mendengkus. Tujuannya menghampiri Wihel di lapangan hanyalah sebuah alasan agar ia tidak pulang bersama dengan Zwart. Bagaimana ya Lentera menjelaskan, rasanya aneh saat tiba-tiba kesepuluh lelaki itu memberikan ruang untuk Lentera dalam lingkaran yang mereka bentuk.

Aneh. Jelas Lentera merasakan hal yang janggal, apalagi dengan perlakuan mereka padanya. Lentera seperti anggota baru di sana, namun anggota yang tidak memenuhi syarat tentunya.

ZWARTDär berättelser lever. Upptäck nu