16 ▪️ Terlacak

44.2K 6K 169
                                    

' Pembelajaran, akan menuntun pada pemahaman. '

✒.Happy reading!

Seperti hari biasanya, begitu pulang sekolah Lentera tidak akan bisa berkunjung ke manapun lagi selain ke perpustakaan kota. Lentera akui, tempatnya memang tidak membosankan, malah membuat betah saat ia dengan asyiknya bermain komputer. Namun sayang, permainannya di komputer tak akan berlangsung selama berjam-jam karena North dengan santainya menggendong Lentera seperti karung beras menuju ke lantai dua.

"Lo 'kan bisa ngomong atau ngajak gue!" Lentera memekik saat ia diturunkan di depan meja berbentuk lingkaran.

North hanya menyunggingkan senyuman kecil, ia masih diam di meja berhadapan dengan tumpukan buku di hadapannya. Ini bukan jadwalnya mengajar Lentera, ini jadwal untuk Micro karena kemarin Lentera tidak ikut ke perpustakaan kota. Terpaksa jadwal biologi diundur.

"Hati-hati belajar sama Micro, nyeremin." North berbisik, melirik Micro yang sudah siap di kursinya. "Gue ke lantai tiga," pamitnya seraya mengusap puncak kepala Lentera lantas meninggalkan Lentera yang masih berdiri di tempat.

"Sini duduk." Micro membuka suara, membuat Lentera tersentak, sontak saja gadis itu duduk tergesa di samping Micro. "Apa yang dipelajari di biologi? Gue udah nyuruh lo buat baca-baca sedikit 'kan?"

Merinding. Itu adalah kesan pertama saat berhadapan dengan Micro dalam mode serius. Lentera tidak menyangka jika Micro benar-benar seperti guru. Senyumannya lenyap, tatapan akrabnya hangus, dan ocehannya tertelan. Saat pertama belajar dengan Zilos, Lentera tidak pernah merasakan ini, Zilos bahkan terlihat lebih santai dan tak memaksa. Jauh berbeda dengan apa yang Lentera rasakan sekarang.

"Mmm s-sel?" Lentera menjawab ragu. Hanya itu yang ia ingat dalam biologi. Tentu saja, sebelumnya ia berada di kelas IPS. Tidak ada biologi!

"Setahu lo, sel itu apa?" tanya Micro dengan tatapan yang terpaku pada buku.

"Sel tahanan?"

Mendengar jawaban yang lantang dari Lentera, Micro hampir menjatuhkan rahangnya. Yang benar saja! Apa kaitannya sel tahanan dengan sel yang Micro maksud?!

"Selain itu, yang berhubungan sama biologi." Micro mencoba bersabar.

Lentera memiringkan kepalanya ke sisi kanan. "Berhubungan sama biologi?" tanyanya seperti orang yang benar-benar tidak mengerti. Dan itu sukses membuat ekspresi geram tercetak jelas pada Micro.

"Lo nguji kesabaran mengajar gue, Le?" sudut bibir Micro berkedut, membuat Lentera meringis.

"O-oh iya iya gue inget!" Lentera berseru, hampir setengah berteriak jika saja ia tidak ingat jika ini adalah perpustakaan. Kali ini, ekspresi wajah Micro melunak, embusan napasnya terdengar lega lantas ia menatap penuh senyuman pada Lentera.

"Jadi, apa itu sel?"

Lentera menjentikkan jarinya. "Seperti yang lo bilang, sel itu berhubungan sama biologi 'kan? Nah, jadi sel itu ... nama lo! Nama lo Micro Cell dan lo berhubungan sama biologi, iya 'kan?"

Hening untuk sementara waktu, hingga akhirnya Micro mengempaskan buku yang ia pegang ke permukaan meja. Kedua tangannya langsung terangkat seolah-olah polisi telah mengepungnya. "Gue nyerah, Le."

🦇

Pada akhirnya, setelah beberapa jam yang biasanya dilewati dengan mudah oleh Micro, kali ini berakhir amat sulit. Lelaki yang berhasil mempertahankan kesabarannya itu kini melipat tangan di depan dada, dengan satu alis terangkat. Sedang meminta jawaban setelah sekian lama.

"Sel itu unit terkecil makhluk hidup, di dalam sel ada inti sel dan beberapa bagian lagi yang memiliki fungsi yang berbeda. Jenis sel ada dua, sel tumbuhan dan hewan. Dua-duanya punya perbedaan. Kalau sel tumbuhan punya dinding sel sementara sel hewan nggak." Lentera mengatakannya dalam beberapa tarikan napas, lantas ia mengembangkan senyuman pada Micro yang mengangguk.

ZWARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang